Melihat Pertanian Organik di Masa Pandemi Oleh Kelompok Disabilitas Desa

Senin, 20 September 2021 20:02 WIB

Pekarangan Kelompok Disabilitas Desa di Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. David Priyasidharta

TEMPO.CO, Situbondo - Tak hilang dari ingatan Wafil, 37 tahun, bagaimana ayahnya begitu melarangnya untuk ikut-ikutan bekerja di kebun. Sang ayah menganggap kalau kondisi kaki anaknya itu tidak memungkinkan untuk membantunya mengurus kebun mereka. “Ingatan itu masih membekas meski sudah 30 tahun lalu,” kata Wafil, penyandang disabilitas daksa kepada Tempo, Selasa siang, 7 September 2021.

Namun, saat ini, keadaannya sudah berubah. Wafil telah ikut mengelola dua bidang pekarangan, sebuah unit usaha produksi pupuk cair, dan green house pembibitan tanaman sayur. Ditemui Tempo di tempat kerjanya siang itu, pemetik bass sebuah grup orkes dangdut di Kabupaten Situbondo ini sedang menerima beberapa tamu dari penyuluh pertanian.

Seorang di antaranya tengah melihat kemasan botol serta hasil produksi pupuk cair. Kelompok Disabilitas Desa atau KKD Dusun Balung sempat mendapatkan pelatihan membuat pupuk organik. Kebetulan, di desa setempat banyak tersedia bahan untuk pembuatan pupuk organik mulai dari gedebok pisang, sebagai bahan pupuk vegetatif untuk pertumbuhan daun. Banyak tersedia pula kotoran kambing di kandang-kandang warga setempat untuk pupuk generatif.

"Kotoran kambing itu sebagai bahan pupuk generatif untuk pertumbuhan buah," kata Ketua KDD Desa Balung, Fronicha Kuswandi atau biasanya disapa Nicha. Mereka juga membuat pestisida nabati dari daun limbo, lengkuas, dan sereh.

Setiap bulan, kelompok ini bisa memproduksi 160 liter pupuk cair. Sebanyak 60 liter untuk memenuhi kebutuhan kelompok dan sisanya untuk memenuhi pesanan luar. Setiap bulan sudah ada yang memesan sebanyak 100 liter. Mereka menjual 35 ribu per botol. Pesanan pupuk cair ini datang dari mana-mana. "Ada dari Jakarta dan Belitung yang pesan pupuk cair ini kepada kami," kata Nicha.

Advertising
Advertising

Dalam pembuatan pupuk cair, mereka juga sempat beberapa kali mengalami kegagalan. "Ada proses fermentasi dalam pembuatannya. Terkadang lupa membuka, sehingga meledak. Kadang-kadang anggota takut. Tapi sekarang sudah mendapat pengetahuan baru sehingga tidak terjadi," katanya.

Sutikno, penyuluh pertanian di desa, mengatakan ketika KDD mencetuskan program ketahanan pangan saat menghadapi pandemi Covid-19, hal pertama yang ditekankan adalah motivasi. "Bagaimana mereka bisa bertahan di saat pandemi, di tengah banyak cerita usaha kolaps dan gulung tikar," ujar Sutikno.

Namun, di sektor pertanian relatif tidak banyak terpengaruh. "Pertanian tidak banyak terpengaruh. Mungkin karena faktor kebutuhan pangan, yang dalam situasi apapun selalu dibutuhkan," katanya.

Sutikno mengatakan bahwa tidak ada alasan tidak punya lahan. "Pertanian itu dari hulu hingga hilir, punya lahan bukan jaminan. Yang penting bagaimana memanfaatkan lahan yang ada," katanya.

Kemudian, Sutikno juga menyampaikan arahannya bagaimana mereka untuk tetap bisa bertahan sebagai petani di tengah tekanan yang ada. Tekanan itu terkait ketersediaan pupuk yang terbatas.

Dia juga menyampaikan ihwal kecenderungan masyarakat yang mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. "Makanan yang kita konsumsi saat ini sudah banyak terkontaminasi bahan kimia. Kesehatan masyarakat menurun, banyak penyakit kronis. Penyebabnya ya, makanan yang kita konsumsi," katanya.

Karena itu, ia mencoba mengenalkan kepada KDD bagaimana bertani dengan mengurangi penggunaan bahan kimia. "Syukur-syukur bisa organik full, mengurangi pestisida dan kalau bisa zero pestisida. Prosesnya bertahap," kata Sutikno.

KDD juga mendapat pengetahuan bagaimana penggunaan mikroorganisme. "Kami mengenalkan ihwal agensia hayati atau mikro organisme lokal. Bagaimana mengembangbiakkan mikroorganisme yang menguntungkan tanaman. Bahannya murah dan mudah, karena bisa diperoleh dari sekitar kita," katanya.

Kemudian membuat ECO enzim dengan konsep yang sama. "Kemudian kita ajarkan juga soal PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakteri) atau Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman," katanya.

Untuk KDD di Desa Balung, ia mencontohkan, bagaimana mengelola bakteri yang ada di perakaran bambu. "Kenapa perakaran bambu. Karena tanaman yang paling cepat pertumbuhan tingginya adalah bambu. Kita tahu kelapa itu tinggi. Tetapi kalau dibandingkan bambu, kalau kita tanam kelapa bersamaan dengan rebung, maka perbedaannya akan jauh lebih cepat rebung. Itu berarti disitu ada rahasia. Mikroba itu yang bisa mendorong," katanya.

Sumber daya bambu di Desa Balung cukup melimbpah sehingga tidak perlu membeli. "Ambil sedikit saja karena kebutuhannya tidak banyak. Karena yang akan kita jadikan adalah biangnya. Biang mikrobanya diperbanyak," kata dia.

Kelompok Disabilitas Desa di Desa Balung ini telah menunjukkan bahwa mereka dapat mengadopsi serta menyerap pengetahuan yang telah disampaikan dalam sejumlah pelatihan. "Sudah kami berikan dan mereka langsung praktikkan. Dan mereka benar-benar mendapatkan uang dari sini," katanya.

Baca juga: Kisah Kelompok Disabilitas Desa di Situbondo: Menyemai Asa di Tengah Pandemi

Berita terkait

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

2 hari lalu

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

TKN Prabowo-Gibran tengah kaji kenaikan PPN menjadi 12 persen, apakah memberi manfaat atau kerugian netto terhadap perekonomian?

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

2 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

3 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

9 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

9 hari lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

12 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

13 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

14 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

14 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

15 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya