Formappi Soroti Potensi Penyalahgunaan Dana Reses DPR

Sabtu, 18 September 2021 16:31 WIB

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus di kantornya pada Kamis, 19 Desember 2019. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, menyoroti potensi penyalahgunaan dana reses anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Lucius mengatakan dana yang besar itu tak disertai mekanisme pertanggungjawaban yang rigid.

"Tidak sampai rupiah paling kecil terkait dengan penggunaan dana. Itu saja membuka ruang bagi penyalahgunaan dana reses dan serap aspirasi," kata Lucius dalam diskusi virtual yang digelar MNC Trijaya FM, Sabtu, 18 September 2021.

Lucius mengatakan dana reses itu diterima anggota Dewan secara gelondongan ke rekening masing-masing. Anggota DPR kemudian melaporkan penggunaan dana reses itu sekaligus menyampaikan usulan program reses selanjutnya, agar anggaran berikutnya bisa dicairkan.

"Pertanggungjawaban dana reses jadi tidak penting, usulan program berikutnya yang membuat dana reses akan cair," kata Lucius.

Apalagi, Lucius melanjutkan, ada juga anggota-anggota Dewan yang tak pernah turun ke daerah pemilihan di masa reses, tetapi mereka tetap menerima dana reses. Ia menyitir cerita anggota DPR periode 2009-2014, Erik Satrya Wardhana, yang menyebut ada koleganya ketika itu yang tak pernah datang ke dapil untuk menyerap aspirasi.

Advertising
Advertising

Besarnya dana reses anggota DPR disorot setelah pernyataan kader PDI Perjuangan, Krisdayanti, ihwal besarnya gaji dan tunjangan anggota Dewan, serta dana reses dan kunjungan daerah pemilihan. Menurut Lucius Karus, blak-blakan Krisdayanti itu mengagetkan.

Kendati beberapa poin ucapan Krisdayanti diluruskan kemudian, Lucius mengapresiasi niat dan keberanian penyanyi kondang itu untuk mengungkap gaji dan pendapatannya. Ia mengatakan sudah lama publik menunggu anggota DPR memberitahukan gaji dan tunjangan mereka.

"Selama ini sangat sulit mendapat jawaban spontan, ketika ditanya kepada anggota DPR berapa gaji dan tunjangan pasti muter-muter jawabannya, sambil menyembunyikan angkanya," ujar Lucius.

Ketika Krisdayanti akhirnya menyebut angka, kata Lucius, publik pun terkaget-kaget. Ia mengatakan keterkejutan itu karena pendapatan dan anggaran yang besar seperti tak berefek pada kinerja Dewan.

Ia mencontohkan dana serap aspirasi dari daerah pemilihan yang disebut Krisdayanti sebesar Rp 450 juta. Lucius menganggap, faktanya tak banyak aspirasi masyarakat yang teraktualisasikan dengan kebijakan-kebijakan parlemen.

"Wajar kalau kita terkejut, dengan angka yang begitu besar tidak pernah terwujud melalui hasil kerja yang maksimal," ucapnya.

Krisdayanti sebelumnya mengatakan dana reses digunakan untuk membiayai berbagai hal teknis kegiatan. Bentuknya bisa berupa pertemuan biasa dengan masyarakat, sampai kegiatan tertentu yang menjadi kebutuhan warga.

"Jadi dana reses yang berasal dari rakyat ini pada akhirnya kembali lagi ke rakyat dalam berbagai bentuk kegiatan," ujar Krisdayanti, seperti ditulis Antara, Kamis, 16 September 2021.

Ia menyatakan kegiatan menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan yang telah dianggarkan negara juga dilakukan oleh anggota DPRD di provinsi, maupun kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan UU MD3. Politikus PDIP ini mengatakan penggunaan anggaran tersebut wajib dilaporkan ke sekretariat dewan dan akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Baca: Mantan Legislator Sebut Dana Reses Anggota DPR Kini Naik 2 Kali Lipat

Berita terkait

Dosen Curhat Rendahnya Kesejahteraan ke DPR: Kami Digaji di Bawah Rp 3 Juta

3 jam lalu

Dosen Curhat Rendahnya Kesejahteraan ke DPR: Kami Digaji di Bawah Rp 3 Juta

Minimnya perhatian terhadap kesejahteraan dosen tersebut, kata Dhia, berbanding terbalik dengan tuntutan kerja yang mereka lakukan.

Baca Selengkapnya

Meutya Hafid Cerita ke DPR soal Komdigi Digeledah dalam Kasus Judi Online: Mencekam, Banyak Polisi

5 jam lalu

Meutya Hafid Cerita ke DPR soal Komdigi Digeledah dalam Kasus Judi Online: Mencekam, Banyak Polisi

Menteri Komdigi Meutya Hafid mengungkapkan, kondisi kantornya ketika digeledah kepolisian dalam kasus judi online pada Jumat lalu sangat mencekam.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi V DPR RI Sebut Butuh Rp750 Triliun untuk 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Nanti Kami Hitung

5 jam lalu

Ketua Komisi V DPR RI Sebut Butuh Rp750 Triliun untuk 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Nanti Kami Hitung

Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk program 3 juta rumah.

Baca Selengkapnya

Meutya Hafid Deg-degan Rapat Perdana dengan Komisi I DPR

5 jam lalu

Meutya Hafid Deg-degan Rapat Perdana dengan Komisi I DPR

Meutya Hafid akan membeberkan program 100 hari pemerintahan Prabowo di depan Komisi I DPR. Ia tak tahu apakah juga akan ditanya soal judi online.

Baca Selengkapnya

Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

7 jam lalu

Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad irit bicara soal kelanjutan seleksi Capim KPK. Ia mengaku tak mengetahui perkembangan terkini soal itu.

Baca Selengkapnya

Soal RUU Penyiaran Masuk Prolegnas atau Tidak, Komisi I DPR Serahkan ke Baleg

7 jam lalu

Soal RUU Penyiaran Masuk Prolegnas atau Tidak, Komisi I DPR Serahkan ke Baleg

Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, menyerahkan kepada Baleg apakah RUU Penyiaran akan masuk dalam Prolegnas atau tidak.

Baca Selengkapnya

Tok! Paripurna DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna dan Estella Loupattij

9 jam lalu

Tok! Paripurna DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna dan Estella Loupattij

Rapat paripurna DPR menyetujui permohonan naturalisasi atlet Kevin Diks, Noa Johanna Christina Cornelia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij.

Baca Selengkapnya

Temuan BPK: Persetujuan Impor Gula 2015-2017 Sebesar 1,69 Juta Ton Tak Lewat Rapat Koordinasi

1 hari lalu

Temuan BPK: Persetujuan Impor Gula 2015-2017 Sebesar 1,69 Juta Ton Tak Lewat Rapat Koordinasi

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan Persetujuan Impor gula sejumlah 1,69 juta ton yang dikeluarkan Menteri Perdagangan sepanjang 2015 hingga semester I 2017 tak melalui rapat koordinasi.

Baca Selengkapnya

Terkini: Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra, Erick Thohir Buka Suara Alasan Dicopotnya Nicke Widyawati

1 hari lalu

Terkini: Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra, Erick Thohir Buka Suara Alasan Dicopotnya Nicke Widyawati

Pemerintah merombak direksi dan komisaris PT Pertamina (Persero) dengan menempatkan petinggi Partai Gerindra sebagai dirut dan komut.

Baca Selengkapnya

DPR dan Kemenpora Bahas Naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij untuk Timnas Indonesia

1 hari lalu

DPR dan Kemenpora Bahas Naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij untuk Timnas Indonesia

Kemenpora mengusulkan naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna Cornellia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij.

Baca Selengkapnya