Hari Aksara Internasional, Pekerjaan Rumah Tuntaskan Melek Huruf

Reporter

Tempo.co

Rabu, 8 September 2021 18:20 WIB

Relawan pegiat literasi yang mengikuti aksi "keREADta" berdiskusi bersama pengguna jasa KRL, Jakarta, 22 April 2018. Aksi ini diikuti oleh sekitar 400 orang relawan pegiat literasi. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 26 Oktober 1966, UNESCO menetapkan 8 September sebagai Hari Aksara Internasional. Namun, hari monumental itu baru diperingati untuk pertama kalinya pada 1967.

Sejak saat itu, peringatan Hari Aksara Internasional rutin dilaksanakan untuk setiap tahunnya guna mengingatkan masyarakat akan pentingnya literasi sebagai hak asasi manusia serta mengajak masyarakat untuk memajukan agenda literasi supaya bisa berkehidupan yang lebih baik lagi.

Dikutip dari paudpedia.kemdikbud.go.id, Pengadaan Konferensi Dunia untuk Menteri Pendidikan dari seluruh negara yang diselenggarakan di Teheran, Iran, 8-19 September 1965 dengan tujuan untuk pemberantasan buta aksara merupakan titik awal dari lahirnya gagasan Hari Aksara Internasional atau International Literacy Day. Dari hasil konferensi itu pula lahirlah antara lain langkah bersama untuk mengurangi angka buta huruf yang mencapai 350 juta orang dalam jangka waktu 10 tahun (1965-1975).

Kemudian gagasan untuk pemberantasan buta huruf juga dilakukan di Indonesia sejak tahun 1946 dan baru disebarluaskan ke seluruh Tanah Air pada 1949. Pada 1945, sekitar 90 persen penduduk di Indonesia masih buta huruf. Catatan ini pun membaik pada tahun 1959. Angka buta huruf berkurang menjadi sekitar 42 persen atau sebanyak 24 juta orang.

Lalu menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk buta aksara di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 2,96 juta orang atau 1,71 persen dari total jumlah penduduk. Persentase ini agak sedikit berkurang dari tahun 2019 yang telah mencapai angka 1,78 persen atau 3,08 juta orang.

Advertising
Advertising

Memang upaya untuk meningkatkan angka melek huruf terus dilakukan di seluruh dunia, masih menjadi pekerjaan rumah Hari Aksara Internasional. UNESCO sendiri telah menyebutkan bahwa pada 2021 ini masih terdapat sekitar 773 juta anak muda serta orang dewasa yang masih kurang keterampilan literasi dasar.

PRIMANDA ANDI AKBAR

Baca: Guru Malas Membaca, Literasi Indonesia Rendah

Berita terkait

Skor Literasi Anjlok, Kemendikbudristek Sebar 4 Juta Eksemplar Buku ke Sekolah di Indonesia

2 jam lalu

Skor Literasi Anjlok, Kemendikbudristek Sebar 4 Juta Eksemplar Buku ke Sekolah di Indonesia

Kemendikbudristek menyebar jutaan buku pengayaan ke sekolah di berbagai daerah. Upaya mengatasi pelemahan literasi membaca.

Baca Selengkapnya

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

2 jam lalu

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

Keseimbangan antara kemampuan akademis, karakter, entrepreneur harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebagai kunci utama kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

1 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

2 hari lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

4 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

5 hari lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

5 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

5 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

6 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

6 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya