Pengamat: Butuh Waktu Mendalami Implikasi Berkuasanya Taliban di Afghanistan

Kamis, 19 Agustus 2021 20:31 WIB

Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, didampingi oleh utusan perdamaian Abdullah Abdullah, berbincang dengan anggota delegasi Taliban dalam rilis yang diunggah pada 19 Agustus 2021. Taliban berupaya meyakinkan dunia internasional, jika kelompoknya tidak sama dengan di era 1990-an, dan sanggup memerintah Afghanistan dengan sebaik-baiknya. Abdullah via Facebook

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat intelijen As'ad Ali mengatakan butuh waktu setidaknya satu bulan untuk mendalami implikasi berkuasanya Taliban di Afghanistan, baik terhadap pemerintahan di dalam negeri mereka sendiri, terhadap kelompok radikal, secara geopolitik dengan negara sekitar, maupun terhadap Indonesia.

"Kita masih menunggu, paling tidak butuh satu bulan untuk mendalami secara lebih baik bagaimana implikasinya ke dalam dan luar," kata As'ad dalam webinar "Kemenangan Taliban di Afghanistan dan Implikasinya" yang digelar LAKPESDAM PBNU, Kamis, 19 Agustus 2021.

Taliban telah menyampaikan konferensi pers perdana usai menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan. Taliban berjanji menampilkan wajah yang moderat dan inklusif melibatkan semua pihak, serta berjanji akan menghormati hak perempuan Afghanistan.

"Apakah akan moderat benar akan bergantung beberapa hari ke depan, apakah betul-betul pemerintahan ini inklusif melibatkan banyak pihak, apakah benar-benar penghormatan HAM, penghormatan wanita, dan pelepasan tahanan itu terlaksana atau tidak," kata As'ad.

Sementara ini, kata As'ad yang belum terdengar ialah bagaimana sikap Taliban terhadap Alqaeda dan ISIS. Ia mengatakan Alqaeda masih kuat dan tersebar di belasan provinsi di Afghanistan. Ia juga merujuk pernyataan mantan pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi yang pernah menyebut Afghanistan sebagai medan jihad baru.

Advertising
Advertising

As'ad mengatakan, Afghanistan dengan kekayaan tambangnya menjadi rebutan banyak pihak. Ketika Mujahidin memimpin pemerintahan, kata dia, Amerika Serikat meminta 15 pangkalan militer, Inggris meminta 3 pangkalan militer, dan Perancis meminta 1 pangkalan.

Dari sisi geopolitik, dia melanjutkan, ketegangan di Afghanistan tak seperti dulu. Ia mengatakan memang ada potensi ketegangan mengingat beberapa negara di kawasan tersebut tak akur.

Misalnya, jika Afghanistan terlalu dekat dengan Iran, Arab Saudi ditengarai akan marah. Begitu pula jika dekat dengan India, hal itu diperkirakan bisa membuat Pakistan marah.

Namun As'ad mengatakan, faktor geopolitik yang lebih berpengaruh kini adalah keberadaan Alqaeda dan ISIS di sana.

"Ke depan apakah benar-benar kalau memang dia ingin ber-image moderat, apakah Taliban ini mampu mengendalikan situasi, mengendalikan Alqaeda di sana, mampu mengendalikan ISIS di sana," ujar mantan Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini.

Ihwal implikasi berkuasanya Taliban ke Indonesia, As'ad mengatakan aliran keagamaan di Afghanistan tak jauh berbeda dengan muslim Indonesia. Menurutnya, aliran Islam ke Afghanistan dan Indonesia sama-sama berasal dari Asy'ariyah-Maturidiyah, bermazhab madrasah hanafi, sedangkan Indonesia bermazhab syafi'i, dan sama-sama mempraktikkan tasawuf.

Adapun implikasi ke kelompok radikal, ujar As'ad, hal itu bergantung kepada kemampuan Taliban itu sendiri dalam menjalankan pemerintahan. Bila kemenangan Taliban muncul begitu saja tanpa skenario, As'ad menduga akan ada persoalan dan mereka akan bernasib seperti Mujahidin dulu yang tak bisa menertibkan negara dan menjamin kesejahteraan.

"Saya berkali-kali ke sana, bagaimana miskinnya negara itu, compang-camping, banyak orang cacat, pendidikan terlantar, sehingga tentara pun yang direkrut kebanyakan tidak sekolah," kata As'ad, yang pernah menjabat Wakil Kepala Badan Intelijen Negara ini.

Meski begitu, As'ad meyakini berkuasanya Taliban bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan sudah lama dipersiapkan. Ia menilai Amerika Serikat tak akan serta-merta menarik pasukan mereka dari Afghanistan tanpa suatu skenario.

"Bisa juga demoralisasi, tapi menurut saya ada faktor X, mengapa (pemerintahan Afghanistan) cepat jatuh (ke tangan Taliban) seperti itu," ujar As'ad.

Salah satu indikasi menurut As'ad ialah dibukanya kantor biro Taliban Akhundadza di Doha, Qatar, pada 2013. Ia menilai tak mungkin Qatar berani membiarkan kantor biro Taliban berdiri di sana jika tak direstui Amerika Serikat.

"Implikasinya masih kita lihat. Apakah ini permainan skenario Amerika atau kecelakaan? Menurut saya tidak (kecelakaan) karena dibuka biro politik Akhundadza tahun 2013 di Doha, sudah sekian tahun artinya ada persiapan yang matang," kata As'ad.


BUDIARTI UTAMI PUTRI | NU.OR.ID

Baca: Taliban Tembaki Warga yang Kibarkan Bendera Afghanistan di Jalan

Berita terkait

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

2 jam lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

3 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

8 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

15 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

23 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

1 hari lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

1 hari lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

1 hari lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

1 hari lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya