Kronologi Penculikan Sukarno - Hatta Ke Rengasdengklok Sebelum 17 Agustus 1945

Reporter

Tempo.co

Minggu, 15 Agustus 2021 10:10 WIB

Foto Bung Karno bersama Bung Hatta karya Inen Rusnan, fotografer Konferensi Asia Afrika sekaligus saksi sejarah dinamika perkembangan Kota Bandung sejak tahun 1950an, dipamerkan di Gedung Indonesia Menggugat di Bandung (6/6). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa Rengasdengklok, yang disebut sebagai penculikan dua tokoh, Sukarno dan Mohamad Hatta oleh sejumlah pemuda antara lain Chaerul Saleh, Wikana, dan Soekarni. Keduanya diculik dari Jalan Menteng 31, Jakarta menuju Rengasdengklok, Karawang. Penculikan tersebut berlangsung sekitar pukul 03.00 dini hari, sehari menjelang kemerdekaan Indonesia.

Sebelumnya Sukarno dan Mohamad Hatta, serta tokoh-tokoh lainnya menginginkan supaya proklamasi ditetapkan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan supaya proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melewati PPKI yang diasumsikan sebagai badan hasil bentukan pemerintah Jepang.

Pada 14 Agustus 1945, Soetan Sjahrir mendengar kabar dari radio bahwa Jepang menyerah dari Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya. Sjahrir segera menemui Sukarno dan Hatta untuk menyampaikan kabar tersebut. Saat itu, Sukarno dan Hatta baru saja pulang dari Dalat, Vietnam, usai bertemu dengan pemimpin militer tertinggi Jepang untuk kawasan Asia Tenggara, Marsekal Terauchi. Kepada Sukarno-Hatta, Terauchi menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia.

Silang pendapat pun terjadi di antara ketiga tokoh bangsa itu. Sjahrir meminta agar kemerdekaan segera dideklarasikan. Namun, Sukarno dan Hatta yang belum yakin dengan berita kekalahan Jepang, keduanya justru memilih menunggu kepastian sembari menanti janji kemerdekaan dari Dai Nippon.

Mengantisipasi itu, golongan muda melakukan penculikan supaya Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Bahwa kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia semata, bukan pemberian dari Jepang.

Advertising
Advertising

Sehari sesudah mendengar kabar kekalahan Jepang melawan sekutu, golongan pemuda mengadakan suatu perundingan di Pegangsaan Timur Jakarta, pada 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan supaya pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan dari segala ikatan dan hubungan dengan perjanjian kemerdekaan dari Jepang.

Menghadapi desakan tersebut, Sukarno dan Hatta tetap tidak berganti pendirian. Sukarno merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan sudah menyusun rencana merebut kekuasaan dan memproklamirkan kemerdekaan. Tetapi apa yang sudah direncanakan tidak sukses dijalankan karena tidak semua anggota PETA (Pembela tanah Air) mendukung rencana tersebut.

Untuk lokasi, rencana awal proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan Ikada, sekarang Lapangan Banteng, yang sekarang sudah menjadi lapangan Monas atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56.

Akhirnya dipilih rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No.56. Sebab kabar pergelaran acara di lapangan Ikada sudah tersebar, bahkan beberapa tentara-tentara Jepang sudah bersiap-siap, sebagai menghindari kericuhan. Sementara itu, segala persiapan kemerdekaan sudah beres. Termasuk teks Proklamasi yang sudah disusun di Rengasdengklok, di rumah seorang Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong. Sementara itu, bendera merah putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis, 16 Agustus 1945.

Diwaktu yang sama, Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo. Hasilnya Kunto dan Achmad Soebardjo ditugaskan ke Rangasdengklok untuk menjemput Sukarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur untuk membacakan proklamasi kemerdekaan.

Keesokan harinya, tepatnya pada 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan oleh kedua proklamator, Sukarno - Hatta. Teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia sendiri diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang dipinjam dari kantor Kepala Agen Tingkatan Laut Jerman, Ia adalah Mayor (Laut) Dr Hermann Kandeler.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Mengenal Sukarno Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

Berita terkait

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

1 hari lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

2 hari lalu

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.

Baca Selengkapnya

54 Tahun Prananda Prabowo, Profil Putra Megawati dan Perannya di PDIP

8 hari lalu

54 Tahun Prananda Prabowo, Profil Putra Megawati dan Perannya di PDIP

Prananda Prabowo putra Megawati Soekarnoputri, organisatoris PDIP yang pernah dipuji Jokowi, genap berusia 54 tahun pada 23 April 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

8 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

37 hari lalu

Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?

Baca Selengkapnya

Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

45 hari lalu

Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

Pencetus THR adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi. Siapa dia? Bagaimana kiprahnya?

Baca Selengkapnya

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

50 hari lalu

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru

Baca Selengkapnya

Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

51 hari lalu

Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

Kilas balik Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar, ada 3 jenderal yang bertemu Sukarno sebelumnya di Istana Bogor. Siapa mereka?

Baca Selengkapnya

Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

52 hari lalu

Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

Tepat setahun peristiwa Supersemar, anak Sukarno-Ratna Sari Dewi di Prancis. Ia diberi nama Karina Kartika Soekarno, ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

52 hari lalu

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer

Baca Selengkapnya