1 Agustus Kelahiran KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah: Sang Pencerah

Reporter

Tempo.co

Minggu, 1 Agustus 2021 11:58 WIB

KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 1 Agustus 1868 silam merupakan kelahiran Muhammad Darwis, yang kemudian dikenal dengan nama KH Ahmad Dahlan, di Yogyakarta. Ia adalah pendiri organisasi Muhammadiyah yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional menurut Surat Keprres No. 657 Tahun 1961

KH Ahmad Dahlan merupakan pelopor kebangkitan umat Islam untuk terus belajar dan berjuang serta menyadarkan umat tentang nasibnya sebagai bangsa terjajah. Organisasi Muhammadiyah yang didirikannya telah memberikan kontribusi terhadap ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran tersebut di antaranya menuntut kemajuan, kecerdasan, beramal bagi masyarakat dan umat dengan dasar keimanan dan keislaman.

Muhammadiyah juga telah memelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam. Selain itu, dengan organisasinya Aisyiyah, Muhammadiyah bagian wanita, KH Ahmad Dahlan telah memelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berkarir di bidang sosial setingkat dengan kaum pria. Atas jasa-jasanya tersebut, Pemerintah RI menetapkan KH Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional.

KH Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis merupakan putra seorang ulama dan khatib utama di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta, KH. Abu Bakar. Ia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Kakek dari pihak ibunya merupakan pejabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat kala itu. Muhammad Darwis juga merupakan keturunan keduabelas dari Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik, pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.

Muhammad Darwis dididik dalam lingkungan pesantren sejak kecil, dan sekaligus menjadi tempatnya menimba pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pada 1883, di usianya yang baru 15 tahun, Muhammad Darwis menunaikan ibadah haji dan kemudian tinggal di Mekah, Arab Saudi selama lima tahun untuk mengenyam pendidikan Islam dan Bahasa Arab.

Advertising
Advertising

Selama mengenyam pendidikan di Mekah, Muhammad Darwis berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah, yang memberikan pengaruh bagi Muhammad Darwis di kemudian hari untuk mendirikan organisasi yang bercorak pembaharuan pemahaman keagamaan Islam.

Pemahaman agama Islam di tanah air saat itu masih sangat kolot atau ortodoks. Pandangan ortodoks ini menimbulkan kebekuan ajaran Islam dan menyebabkan kemunduran umat Islam di Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman keagamaan yang kolot ini harus diubah dan diperbaharui, dengan gerakan pemurnian ajaran Islam dengan kembali kepada Al-Qur’an dan hadis.

Pada 1888, di usia 20 tahun, setelah mengenyam pendidikan selama lima tahun di Mekah, Muhammad Darwis kembali ke tanah air dengan nama baru Haji Ahmad Dahlan. Pemberian nama baru ini merupakan suatu kebiasaan dari masyarakat Islam Indonesia yang pulang haji, selalu mendapat nama Islam sebagai pengganti nama lahir. Sepulangnya dari Mekah, KH Ahmad Dahlan kemudian diangkat menjadi Khatib Amin di lingkungan Keraton Kesultanan Yogyakarta.

Pada tahun 1902 hingga 1904, KH. Ahmad Dahlan menunaikan ibadah haji untuk kali kedua. Ia melanjutkan memperdalam ilmu agama dengan beberapa guru di Mekah. Sepulang dari Mekah, ia menikah dengan sepupunya, Siti Walidah yang merupakan anak Kiai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, yang juga dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional dan pendiri Aisyiyah.

Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, K.H. Ahmad Dahlan dikaruniai enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah. Selain itu, Ahmad Dahlan juga pernah menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. Ia pernah pula menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH Ahmad Dahlan juga pernah menikah dengan Nyai Aisyah adik Ajengan Penghulu Cianjur dan dikaruniai seorang putra Dandanah. Selain itu, ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin di Pakualaman Yogyakarta.

Kemudian Pada 1912, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta. Organisasi keagamaan ini kemudian berkembang pesat dengan anggota tak kurang dari 30 juta orang yang tersebar di berbagai wilayah. KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah ini meninggal pada 23 Februari 1923 di usianya yang ke-53 tahun dan dimakamkan di pemakaman Karang Kajen, Yogyakarta.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Kampung Kauman Yogyakarta: Tempat KH Ahmad Dahlan Mendirikan Muhammadiyah

Berita terkait

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

1 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

1 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

2 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

3 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

3 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

6 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya