Luhut akan Minta Bantuan Cina Tangani Covid, Epidemiolog: Jangan Ditunda-tunda

Kamis, 8 Juli 2021 07:22 WIB

Ilustrasi ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, meminta pemerintah tak menunda-nunda kebijakan meminta bantuan kepada Cina dan Singapura. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan akan meminta bantuan kedua negara itu jika kasus Covid-19 sudah tembus 40 ribu orang.

Dicky mengatakan pemerintah tak bisa hanya menunggu jumlah kasus melebihi 40 ribu untuk melayangkan permintaan tersebut. "Namanya mitigasi harus disiapkan dari sekarang, tidak bisa ditunda-tunda," kata Dicky kepada Tempo, Rabu, 7 Juli 2021.

Ia mengatakan saat ini Indonesia sedang dalam kondisi mendesak khususnya untuk kebutuhan alat kesehatan. Ia menuturkan, puncak pandemi Covid-19 gelombang kedua semakin dekat. Dicky memprediksi puncaknya akan terjadi sekitar 19 Juli hingga 15 Agustus 2021.

"Kalau maksudnya meminta bantuan dalam artian oksigen dan sebagainya, saya dukung. Karena kita pun pasti dalam waktu singkat ini belum bisa memenuhi kebutuhan (oksigen) yang besar," ujar Dicky.

Advertising
Advertising

Namun, Dicky mengingatkan jangan semua hal harus meminta bantuan ke asing. Ia menuturkan bantuan yang diambil sebaiknya adalah vaksin, obat, atau alat kesehatan lainnya.

Namun menyangkut sumber daya manusia, dia mewanti-wanti pemerintah agar selektif dan berhati-hati. Termasuk soal tenaga kesehatan, Dicky mengatakan sumber daya manusia di Indonesia mampu dan mencukupi untuk mengatasi pagebluk ini. "Yang jadi PR-nya adalah masalah konsistensi, komitmen strategi berbasis sains. Kita ahli-ahlinya ada, Kemkes mampu, tapi harus fokus pada kesehatan," ucap Dicky.

Dicky pun tak merekomendasikan permintaan bantuan dalam bentuk tenaga kesehatan. Selain ada regulasi tertentu untuk kerja sama ini, dia mengatakan sumber daya manusia di Tanah Air pun mampu dan mencukupi untuk penanganan pandemi.

"Harus diingat dalam pandemi ini bahwa penguatan sistem yang ada di kita menjadi sangat penting, human resources itu harus Indonesia. Nanti kita akan memakai human resources tersebut untuk ancaman berikutnya, karena ini bisa saja bukan pandemi terakhir," kata Dicky.

Sebelumnya, Luhut mengatakan akan mengimpor kebutuhan peralatan oksigen hingga prasarana lain yang dibutuhkan. Ia mengaku telah membuka komunikasi dengan Singapura untuk mengimpor konsentrator oksigen. Namun, dia belum merinci bentuk bantuan yang akan didatangkan dari Cina.

Baca juga: Kominfo Sebut Jokowi Panglima Penanganan Pandemi, Luhut Hanya Manajemen Lapangan

Berita terkait

Malaysia Protes Vietnam atas Perluasan Terumbu Karang di Laut Cina Selatan

4 jam lalu

Malaysia Protes Vietnam atas Perluasan Terumbu Karang di Laut Cina Selatan

Malaysia mengirimkan surat protes ke Vietnam atas dugaan perluasan terumbu karang di Laut Cina Selatan yang diklaim kedua negara

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Harta Kekayaan Jaksa Agung Abdul Qohar yang Disebut Pakai Jam Tangan Rp 1 Miliar, BPOM Sebut Anggur Shine Muscat Aman Dikonsumsi dengan Syarat Tertentu

5 jam lalu

Terpopuler: Harta Kekayaan Jaksa Agung Abdul Qohar yang Disebut Pakai Jam Tangan Rp 1 Miliar, BPOM Sebut Anggur Shine Muscat Aman Dikonsumsi dengan Syarat Tertentu

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung), Abdul Qohar Affandi, tengah menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali Min Aung Hlaing Kunjungan Kerja ke Cina

18 jam lalu

Pertama Kali Min Aung Hlaing Kunjungan Kerja ke Cina

Min Aung Hlaing akan kunjungan kerja ke Cina untuk menghadiri sebuah KTT sekaligus mempererat hubungan bilateral.

Baca Selengkapnya

Bapanas Uji 240 Senyawa Residu Pestisida Anggur Shine Muscat: 219 Negatif

19 jam lalu

Bapanas Uji 240 Senyawa Residu Pestisida Anggur Shine Muscat: 219 Negatif

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggelar uji laboratorium terhadap 240 senyawa residu pestisida pada sampel anggur shine muscat impor asal Cina. Ini hasilnya.

Baca Selengkapnya

Hasil Uji Kandungan Pestisida Anggur Shine Muscat, BPOM: Tidak Terdeteksi

20 jam lalu

Hasil Uji Kandungan Pestisida Anggur Shine Muscat, BPOM: Tidak Terdeteksi

Kesimpulan BPOM diambil dari hasil pengujian ratusan sampel yang telah rampung dilakukan di tiga dari tujuh lokasi.

Baca Selengkapnya

Cara WNA Cina Gaet Orang Indonesia Main Judi Online, Hanya Deposit Rp 10 Ribu Tanpa Pendaftaran

22 jam lalu

Cara WNA Cina Gaet Orang Indonesia Main Judi Online, Hanya Deposit Rp 10 Ribu Tanpa Pendaftaran

Jaringan Judi Online Internasional yang dikendalikan WNA Cina menawarkan kemudahan bagi orang Indonesia untuk bergabung.

Baca Selengkapnya

31 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Isreel, Terbanyak di Gaza Utara

1 hari lalu

31 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Isreel, Terbanyak di Gaza Utara

Serangan udara dan darat yang dilancarkan Israel ditujukan untuk 'pembersihan etnis', untuk membuat kota-kota di Gaza utara kosong

Baca Selengkapnya

WHO dan UNICEF Kecam Serangan Israel ke Klinik Gaza selama Kampanye Vaksinasi Polio Kedua

1 hari lalu

WHO dan UNICEF Kecam Serangan Israel ke Klinik Gaza selama Kampanye Vaksinasi Polio Kedua

Pesawat tanpa awak Israel menyerang sebuah klinik di Gaza utara tempat anak-anak menerima vaksinasi polio melukai enam orang, termasuk 4 anak-anak

Baca Selengkapnya

Profil 2 WNA Cina yang Jadi Bos Jaringan Judi Online di Indonesia

1 hari lalu

Profil 2 WNA Cina yang Jadi Bos Jaringan Judi Online di Indonesia

Polri telah menetapkan 12 tersangka dalam jaringan judi online yang dikendalikan WNA Cina.

Baca Selengkapnya

Polri Ungkap Modus Baru Judi Online: Bikin Perusahaan Penyedia Jasa Keuangan untuk Tutupi Transaksi

2 hari lalu

Polri Ungkap Modus Baru Judi Online: Bikin Perusahaan Penyedia Jasa Keuangan untuk Tutupi Transaksi

Bareskrim Polri mengungkap modus baru situs judi online, yakni mendirikan perusahaan penyedia jasa keuangan untuk menutupi transaksi judi.

Baca Selengkapnya