Aksi Kamisan, Aksi Tuntut Pemerintah Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM

Reporter

Tempo.co

Kamis, 13 Mei 2021 09:15 WIB

Aktivis HAM Sumarsih berorasi saat aksi Kamisan ke-600 di Jakarta, Kamis 5 September 2019. Dalam aksinya mereka menuntut segera diselenggarakannya pengadilan HAM di Indonesia. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Tuntutan orang tua mahasiswa korban tragedi Trisakti, Semanggi I dan II untuk mengungkap kasus kematian anak mereka masih berlanjut, Aksi Kamisan di depan Istana Negara masih mereka lakukan hingga saat ini. Aksi Kamisan sendiri pertama kali dimulai pada 18 Januari 2007 silam.

Kegiatan yang dilakukan setiap hari Kamis tersebut, alasan mengapa disebut Kamisan, untuk menuntut negara menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat seperti Tragedi Trisakti, Semanggi I dan II, Tragedi 13-15 Mei 1998, Peristiwa Tanjung Priok, Peristiwa Talangsari 1989 dan lainnya.

Kegiatan rutin mingguan ini awalnya diprakarsai oleh keluarga korban pelanggaran HAM yaitu Maria Katarina Sumarsih, orang tua Bernadus Realino Norma Irmawan atau Wawan yang merupakan salah satu mahasiswa yang tewas dalam Peristiwa Semanggi I. Suciwati, istri mending Munir Said Thalib, pegiat HAM yang tewas diracun di dalam pesawat. Serta Bedjo Untung, salah satu keluarga korban pembunuhan, pembantaian dan penangkapan tidak berdasarkan prosedur hukum terhadap terduga PKI 1965-1966, yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan atau JSKK,

Aksi Kamisan ini dilatarbelakangi oleh sikap pemerintah yang dinilai mengabaikan penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat seperti kasus Trisakti, Semanggi I dan II, yang diagendakan JSKK setelah 2 tahun paguyuban tersebut berdiri. JSKK sendiri merupakan perkumpulan paguyuban yang menaungi keluarga korban pelanggaran HAM di masa lalu.

Kasus pelanggaran yang paling terkenang salah satunya adalan tewasnya empat mahasiswa Trisakti yang ditembak aparat saat demonstrasi pada 12 Mei 1998, untuk menuntut reformasi dan lengsernya Soeharto. Hingga saat ini, mulai dari menjelang turunnya Soeharto, kasus penembakan mahasiswa tersebut belum juga dapat dituntaskan.

Advertising
Advertising

Saksi mata, yang juga aktivis mahasiswa Trisakti 1998, John Mohammad mengatakan saat mahasiswa bergerak mundur, tiba-tiba terjadi tembakan gas air mata dan juga penembak jitu. John, yang saat itu juga terlibat demonstrasi mengira para penembak hanya menggunakan peluru karet, namun ia terkejut saat tiba-tiba mendengar teriakan mahasiswa. “Innalilahi, saya langsung lari gedung F, saya lihat Hendriawan Sie mahasiswa Fakultas Ekonomi, kaku sudah meninggal, tak lama kemudian terdengar lagi Innalilahi, saya lari kencang lalu melihat Heri Hertanto yang mengerang kesakitan,” kata John.

Selang beberapa detik kemudian salah seorang mahasiswa juga berteriak kesakitan, John mendapati Elang Mulia Lesmana, adik kelasnya di Fakultas Arsitektur tergeletak tak berdaya, “Elang masih hidup saat itu, tidak bisa ngomong, dia diam, kayak kesakitan, tangannya dingin,” ujar John.

Sebelum Tragedi Trisakti, pada 8 Mei 1998, seorang mahasiswa Universitas Sanata Dharma juga tewas akibat dipukul dengan benda tumpul saat demonstrasi menuntut turunnya Soeharto di Yogyakarta. Kemudian pada 13 November 1998, setidaknya 17 orang warga sipil dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat ditembak dan dipukul dengan benda tumpul oleh aparat.

Penembakan brutal tersebut terjadi saat massa yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai universitas melakukan demonstrasi protes Sidang Istimewa DPR/MPR, dan menolak Dwifungsi ABRI di kawasan Semanggi. Empat mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang tewas yaitu Teddy Mardani, Sigit Prasetya, Engkus Kusnadi dan Bernardus Realino Norma Irawan atau Wawan putra Sumarsih.

Sumarsih tengah menyaksikan berita demonstrasi melalui televisi dan mendengar ada mahasiswa yang tertembak, saat dirinya mendapat telepon dari Rumah Sakit di Jakarta yang menginformasikan dirinya untuk ke Jakarta, salah satu mahasiswa yang tewas tersebut adalah Wawan, anaknya. Sesampainya di RS Jakarta, Sumarsih diarahkan untuk menuju ke lantai bawah.

Di sana Sumarsih mendapati tiga keranda yang terbuka, salah satunya berisi jasad Wawan. “Wawan pakai kaos putih, matanya terpejam seperti orang tidur, dua jempol kakinya diikat pakai tali putih, saya meraba seluruh tubuhnya, sampai di perut saya katakan ‘kamu lapar ya perutmu tipis’,” ujar Sumarsih. Sumarsih melihat lubang kaos putih di bagian dada putranya, “Saya katakan, ‘Wan, kamu ditembak’.”

Setelah kematian anaknya, Sumarsih kemudian berusaha mencari kesaksian dari sejumlah teman-teman Wawan. Dari kesaksian tersebut, Sumarsih mengetahui bahwa Wawan yang aktif di Tim Relawan Kemanusiaan tertembak saat melakukan pertolongan kepada korban penembakan lainnya. Hingga kini Sumarsih masih menanti keadilan, sejak 18 Januari 2007 dia bersama dengan para penyintas dan keluarga korban pelanggaran HAM menggelar aksi Kamisan di depan Istana Presiden.

Aksi Kamisan mengingatkan, pada 24 September 1999, hampir setahun setelah penembakan mahasiswa dan warga sipil di kawasan Semanggi. Mahasiswa di Jakarta dan berbagai daerah masih terus menggelar demonstrasi untuk ‘mengawal pemerintahan transisi’. Rencana pemberlakuan UU Penanggulangan Keadaan Bahaya atau PKB kembali memicu demonstrasi besar. Aturan untuk mengganti UU Subversif itu dianggap bersifat otoriter. Penembakan terhadap mahasiswa pun kembali terjadi, catatan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyebutkan 11 orang meninggal di seluruh Jakarta, salah satunya adalah Yap Yun Hap mahasiswa Universitas Indonesia di kawasan Semanggi, sekitar 217 orang mengalami luka.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: 23 Tahun Reformasi: Puisi Tanpa Judul Karya Wawan, Korban Tragedi Semanggi I

Berita terkait

Aksi Kamisan ke-815 Peringati 26 Tahun Tragedi Trisakti, Aktivis Tuntut Penuntasan Pelanggaran HAM Berat

15 jam lalu

Aksi Kamisan ke-815 Peringati 26 Tahun Tragedi Trisakti, Aktivis Tuntut Penuntasan Pelanggaran HAM Berat

Aksi Kamisan ke-815 kembali digelar untuk memperingati 26 tahun Tragedi Trisakti dan Reformasi.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus

18 jam lalu

Cerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus

Mahasiswa Undip Semarang mengaku telah berdiskusi dan memberikan kritik kepada pihak kampus soal permasalahan Uang Kuliah Tunggal alias UKT.

Baca Selengkapnya

Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

22 jam lalu

Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

Bulan Mei dikenang sebagai penanda lahirnya Reformasi. Namun, bagi sebagian masyarakat, bulan ini dikenang dengan duka mendalam dari kasus penculikan.

Baca Selengkapnya

Secarik Kilas Balik Lengsernya Presiden Soeharto dan Lahirnya Era Reformasi

23 jam lalu

Secarik Kilas Balik Lengsernya Presiden Soeharto dan Lahirnya Era Reformasi

Setelah demonstrasi besar akibat krisis ekonomi dan tuntutan reformasi, Presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

Baca Selengkapnya

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

1 hari lalu

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

Pada Kamis, 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi kepresidenan, menjadi tanda mulainya era reformasi.

Baca Selengkapnya

26 Tahun Tragedi Trisakti, Bagaimana Perkembangan Pengusutan Pelanggaran HAM Berat Ini?

2 hari lalu

26 Tahun Tragedi Trisakti, Bagaimana Perkembangan Pengusutan Pelanggaran HAM Berat Ini?

Genap 26 tahun Tragedi Trisakti, bagaimana perkembangan pengusutan pelanggaran HAM berat ini? KontraS sebut justru kemunduran di era Jokowi

Baca Selengkapnya

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

2 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

Mei Bulan Reformasi: Kapan #ReformasiDikorupsi Mulai Muncul, Apa Pencetusnya?

2 hari lalu

Mei Bulan Reformasi: Kapan #ReformasiDikorupsi Mulai Muncul, Apa Pencetusnya?

Mei menjadi bulan lahirnya era reformasi, tepatnya pada 1998. Hingga viral #ReformasiDikorupsi, peristiwa apa yang mencetusnya muncul?

Baca Selengkapnya

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

2 hari lalu

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

Pimpinan KPK Nawawi Pomolango menyinggung program makan siang gratis yang digadang-gadang presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

3 hari lalu

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

Apakah mahasiswa penerima KIP Kuliah masih harus membayar UKT atau SPP per semester?

Baca Selengkapnya