Lambang KPK tertutup kain hitam di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin, 9 September 2019. Penutupan lambang lembaga antirasuah itu merupakan bagian dari aksi simbolik jajaran pimpinan hingga pegawai KPK untuk memprotes revisi UU KPK. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah, mengatakan ada satu pegawai KPK yang tak lulus tes wawasan kebangsaan. Padahal, pria tersebut merupakan lulusan terbaik pelatihan kepemimpinan nasional II angkatan XVII di Lembaga Administrasi Negara.
Pria tersebut adalah Giri Suprapdiono. Saat ini, Giri menjabat sebagai Direktur Sosialisasi & Kampanye Antikorupsi KPK. "Pada Desember 2020, dia menerima penghargaan Makarti Bhakti Nagari Award," kata Febri lewat akun Twitter resminya pada Selasa, 11 Mei 2021.
Febri mengatakan Giri mengabdi di KPK sejak 2005. Salah satu pendiri kantor pengacara Visi Integritas ini menuturkan rekannya itu sering menjadi narasumber tentang wawasan kebangsaan dan antikorupsi. Antara lain di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Sespim Lemdiklat Polri, dan beberapa lembaga lainnya.
"Namun, sekarang dia terancam disingkirkan dari KPK karena Tes Wawasan Kebangsaan kontroversial," kata Febri.
Sebanyak 75 pegawai KPK tak lulus tes wawasan kebangsaan atau TWK. Tes ini merupakan proses alih status pegawai di KPK menjadi ASN yang merupakan buntut revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tes ini dicurigai hanya akal-akalan untuk menyingkirkan beberapa pegawai yang menangani kasus kakap dan vokal.