Zulkifli Hasan Singgung Demokrasi Culas: Capres-Cawapres Penantang Jadi Menteri

Kamis, 25 Maret 2021 18:45 WIB

Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan memberi sambutan saat acara HUT ke-22 PAN, di DPP PAN, Jakarta, Ahad, 23 Agustus 2020. ANTARA/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menyampaikan pidato kebangsaan lewat akun Youtube dan Instagram TV pribadinya. Dalam pidato tersebut, Zulkifli menyinggung ihwal demokrasi culas dan calon presiden-calon wakil presiden Pemilu 2019 yang kemudian bergabung menjadi menteri di kabinet presiden terpilih.

Menurutnya, hal itu membuat persaudaraan kebangsaan menjadi terganggu. "Capres dan cawapres penantang, keduanya kini menjadi menteri juga, bergabung dengan presiden yang terpilih," kata Zulkifli Hasan dalam pidatonya, dikutip Kamis, 25 Maret 2021.

Zulkifli berpendapat penyelenggaraan demokrasi Indonesia kian meninggalkan semangat musyawarah mufakat sesuai yang diamanatkan dalam sila keempat Pancasila. Berkaca dari penyelenggaraan Pilkada 2017, 2018, dan 2020, serta Pilpres 2019, kata Zulkifli, karakter demokrasi Indonesia justru menunjukkan wajah culas dan hanya berpikir menang-menangan.

"Pilkada 2017, 2018, Pileg dan Pilpres 2019 serta Pilkada serentak 2020 yang telah lalu telah menunjukkan kepada kita karakter demokrasi yang culas dan hanya berpikir menang-menangan," ujar dia.

Menurut Zulkifli, politik elektoral telah berubah sedemikian rupa menjadi ajang memperebutkan kekuasaan, berebut lobi, dan pengaruh dengan agenda yang berbeda-beda. Padahal, kata dia, pesta demokrasi memerlukan ongkos yang mahal, bahkan hingga mengakibatkan jatuhnya korban dari pihak penyelenggara.

Namun menurut Zulkifli, pesta demokrasi yang mahal itu menghasilkan pola-pola transaksional, merugikan, dan membodohi masyarakat. Dia juga menilai para elite tak peduli dengan masyarakat yang terpolarisasi secara hebat.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini menyebut tensi politik tak dikelola dengan baik. "Tidak ada berkuasa dan tidak berkuasa, semua menjadi satu. Sementara konsekuensi terbelahnya masyarakat menjadi kubu-kubu telanjur terjadi," kata Zulkifli.

Menurut Zulkifli, kondisi perkubuan ini tak bisa dibiarkan. Dia mengatakan perlu ada rekonsoliasi nasional untuk mengembalikan keutuhan berbangsa dan bernegara. Para elite, ucapnya, harus meminta maaf kepada masyarakat dan berjanji tak lagi menggunakan politik identitas, politik agama, dan politik SARA untuk meraih kekuasaan.

"Ongkos politiknya besar sekali yang harus kita tanggung," ujar Zulkifli Hasan. Mulai hari ini, lanjutnya, masyarakat harus diajak bersatu kembali menggunakan spirit sila ketiga Pancasila yakni persatuan Indonesia.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Baca Juga: Zulkifli Hasan: Jualan Surga dan Neraka Tak Relevan dalam Politik

Berita terkait

12 Nama Daftar Pilkada Solo Lewat PDIP, dari Kader Partai hingga Pedagang Baut

3 jam lalu

12 Nama Daftar Pilkada Solo Lewat PDIP, dari Kader Partai hingga Pedagang Baut

PDIP telah membuka pendaftaran dan penyaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo. Sebanyak 12 orang telah mendaftar.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

4 jam lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

6 jam lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

9 jam lalu

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

Politikus sejumlah partai politik angkat bicara soal cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Siapa orangnya?

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

10 jam lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

11 jam lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

23 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

1 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

1 hari lalu

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

Partai Demokrat bakal mengusung sejumlah kader muda di Pilkada Jakarta. Mengincar kursi Wakil Gubernur

Baca Selengkapnya

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

1 hari lalu

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

Disebutkan 25 DPD PSI di Jawa Tengah melayangkan mosi tidak percaya kepada DPW PSI Jawa Tengah. Begini respons ketua DPW PSI.

Baca Selengkapnya