Dibayangi KLB, Demokrat Harap Jokowi Buka Suara soal Dugaan Moeldoko Terlibat

Sabtu, 27 Februari 2021 19:06 WIB

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, memberikan keterangan kepada awak media susai rapat pleno, di Gedung DPP Partai Demokrat, Jakarta, 6 Maret 2017. Partai Demokrat menyerahkan keputusan untuk memberikan dukungan kepada paslon Ahok-Djarot atau Anies-Sandi yang maju dalam putaran kedua pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 kepada Agus Harimurti Yudhoyono. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan berharap Presiden Joko Widodo angkat bicara ihwal dugaan keterlibatan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam upaya pengambilalihan kepemimpinan partainya. Syarief, sapaan Sjarifuddin, sekaligus mengaminkan pandangan pengamat bahwa konflik Demokrat dan Moeldoko bisa mereda jika Jokowi buka suara.

Syarief pun berharap Presiden melakukan penertiban agar anak buahnya tak ikut campur dalam internal Partai Demokrat. Terlebih kini partai berlambang bintang mercy ini dibayangi isu kongres luar biasa yang direncanakan sejumlah pendiri dan kader senior.

"Justru itulah Ketua Umum kami mengirim surat itu mohon klarifikasi resmi, bukan secara implisit tapi betul-betul eksplisit. Tentu itu seharusnya dilakukan penertiban di lingkungan Pak Jokowi," kata Syarief di Chopstix, Oakwood Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 27 Februari 2021.

Kisruh Demokrat versus Moeldoko meruncing setelah Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menuding Moeldoko sebagai aktor pengambilalihan partainya. Moeldoko membantah tuduhan tersebut. Ia juga mengancam akan melakukan langkah lanjutan, tapi tak merinci maksudnya.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago memprediksi kisruh elite Demokrat dan Moeldoko masih akan berlangsung, bahkan meruncing. Menurut Pangi, solusi menghentikan konflik ini berada di tangan Presiden Jokowi.

Baca: Pemecatannya Tanpa Bukti dan Klarifikasi, Marzuki Alie: Di Situ Bentuk Otoriter

Advertising
Advertising

Ada baiknya, kata dia, Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan normatif seperti mendukung perdamaian Moeldoko dan SBY. Menurut dia, pernyataan itu bisa diartikan sebagai keputusan Presiden untuk meminta Moeldoko tak cawe-cawe dalam urusan internal Partai Demokrat.

Jika Presiden bicara, Pangi meyakini amarah SBY dan elite Demokrat lain akan mereda. "Kalau Presiden hanya diam, maka seperti ada restu dari beliau kepada Moeldoko untuk mengambil alih Demokrat. Sebab Moeldoko adalah pembantu Presiden Jokowi," kata Pangi dikutip dari Koran Tempo edisi Sabtu, 27 Februari 2021.

Syarief Hasan mengaminkan pernyataan Pangi ini. "Memang seharusnya begitu kalau pengamat meminta demikian. Mudah-mudahan itu bisa diikuti oleh Presiden Jokowi," kata Syarief.

Menurut Syarief, Demokrat akan melakukan berbagai macam cara agar KLB Partai Demokrat tak terjadi. Ia juga mempertanyakan legalitas para pendorong KLB yang menurutnya bukanlah para pemilik suara. "Tentu kami akan melakukan segala macam cara yang sesuai dengan prosedur sesuai dengan aturan peraturan perundang-undangan, agar hal itu tidak terjadi," ujar politikus yang juga salah satu pendiri Partai Demokrat ini.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | KORAN TEMPO

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

2 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

2 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

2 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

3 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

3 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

3 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

4 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

4 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

7 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya