Jokowi dan PM Muhyiddin Yassin Tekankan Stabilitas Laut Cina Selatan

Reporter

Antara

Jumat, 5 Februari 2021 19:30 WIB

Presiden Joko Widodo akan menerima kunjungan dari Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Februari 2021. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menggelar pertemuan bilateral di Istana Merdeka. Keduanya membahas soal stabilitas dan keamanan kawasan.

"Saya menekankan bahwa stabilitas akan tercipta, termasuk di Laut Cina Selatan, jika semua negara menghormati hukum internasional, terutama UNCLOS 1982," kata Presiden Jokowi, Jumat, 5 Februari 2021.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam pernyataan pers bersama dengan PM Malaysia Muhyiddin Yassin dalam kunjungan kenegaraan PM Muhyiddin ke Indonesia. "Terkait dengan situasi di Laut Cina Selatan, Malaysia berpandangan bahwa isu klaim maritim di perairan tersebut dan solusinya harus berdasarkan prinsip hukum yang diakui internasional, termasuk UNCLOS 1982," kata PM Muhyiddin.

Kawasan Laut Cina Selatan kerap menimbulkan ketegangan antarnegara, khususnya Cina dan Amerika Serikat. Pada 23 Januari 2021 sejumlah kapal induk Amerika Serikat, termasuk USS Theodore Roosevelt, memasuki Laut Cina Selatan untuk melakukan latihan militer.

Menanggapi latihan tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina menyebut latihan rutin AS sebagai bentuk unjuk kekuatan dan tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.

"Semua pihak perlu menahan diri dari tindakan yang menyebabkan ketegangan dan provokasi serta menghindari penggunaan kekuatan militer," kata PM Muhyiddin Yassin.

Menurut PM Muhyiddin, Malaysia berkomitmen untuk menyelesaikan masalah terkait dengan Laut Cina Selatan melalui forum dan saluran
diplomasi yang tepat.

Laut Cina Selatan merupakan area strategis yang berbatasan langsung dengan perairan Brunei, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, Indonesia, dan Tiongkok. Namun, perairan tersebut rawan konflik terbuka karena Cina kerap melakukan klaim sepihak atas sebagian besar kawasan tersebut.

Klaim sepihak Cina itu beririsan dengan dengan wilayah perairan sejumlah negara Brunei, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Di sisi lain, kawasan tersebut merupakan salah satu jalur utama perdagangan internasional di kawasan Indo-Pasifik.

Meski tidak memiliki klaim teritorial, Amerika Serikat seringkali mengirimkan armada kapal perang dan pesawat tempurnya melintasi Laut Cina Selatan. Selain soal Laut Cina Selatan, Presiden Jokowi dan PM Muhyiddin Yassin juga membahas soal peristiwa terhangat, yaitu peristiwa kudeta di Myanmar.

Baca juga: Jokowi dan PM Malaysia Sepakat Kirim Menlu Bahas Kudeta Myanmar

Advertising
Advertising

Berita terkait

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

47 menit lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

7 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

10 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

10 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

11 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

12 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

13 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

14 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

14 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

15 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya