Mengenal Eddy Hiariej, Wakil Menteri Hukum dan HAM Pilihan Jokowi

Rabu, 23 Desember 2020 10:27 WIB

Ahli dari pihak terkait Prof Edward Omar Syarief Hiariej (tengah) memberikan keterangan dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat 21 Juni 2019. Sidang tersebut beragendakan mendengar keterangan saksi dan ahli dari pihak terkait yakni paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik Edward Omar Sharief Hiariej menjadi Wakil Menteri Hukum dan HAM di Kabinet Indonesia Maju. Pria yang akrab disebut Eddy Hiariej ini turut dilantik bersama enam menteri dan empat wakil menteri lainnya pada pagi ini, Rabu, 23 Desember 2020.

"Edward Omar Sharief Hiariej sebagai Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia," demikian dibacakan oleh Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara saat pelantikan, dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Eddy Hiariej merupakan guru besar Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia meraih gelar guru besar di usia sangat muda, yakni 37 tahun. Sebagai perbandingan, Hikmahanto Juwana mendapat gelar profesor termuda dari Universitas Indonesia pada usia 38 tahun.

Eddy lahir di Ambon, Maluku, 10 April 1973. Dilansir dari hukumonline, ia pernah gagal masuk FH UGM melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) pada 1992. Ia mengaku pengalaman itu melecutnya untuk lebih baik hingga akhirnya lolos UMPTN FH UGM tahun berikutnya.

Pascawisuda sarjana pada 1998, Eddy mengikuti tes penerimaan dosen dan lolos. Ia pernah menjadi Asisten Wakil Rektor Kemahasiswaan UGM periode 2002-2007. Pada 7 Februari 2008, Eddy mulai terdaftar sebagai mahasiswa doktor.

Advertising
Advertising

Maret 2008, ia sudah menyelesaikan draf disertasi pertamanya yang membahas penyimpangan asas legalitas dalam pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM). Ia dinyatakan sebagai doktor pada 27 Februari 2009 atau hanya dalam rentang 2 tahun 20 hari.

<!--more-->

Pakar hukum pidana ini pernah menjadi saksi ahli di pengadilan dalam sejumlah perkara. Ia pernah menjadi ahli yang dihadirkan jaksa dalam kasus kopi sianida pada 2016. Kasus itu mendudukkan Jessica Kumala Wongso sebagai terdakwa pembunuhan Wayan Mirna Salihin.

Pada 2017, Eddy juga menjadi ahli bagi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mantan Gubernur DKI Jakarta, dalam persidangan kasus dugaan penistaan agama.

Lalu 2019, Eddy Hiariej menjadi saksi ahli pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin saat persidangan sengketa gugatan hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi. Ketika itu, Eddy menyampaikan bahwa kuasa hukum pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tampaknya tidak ingin menyasar tentang hasil rekapitulasi, melainkan mempermasalahkan hal lain yang berada di luar kewenangan MK.

Ia juga menyindir tim Prabowo karena menggunakan logika jungkir balik saat meminta beban pembuktian tidak dibebankan hanya kepada pemohon. Menurut Eddy, setiap mahasiswa hukum yang mengambil mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum telah diajarkan asas actori in cumbit probatio. “Artinya, siapa yang menggugat dialah yang wajib membuktikan,” kata Eddy saat itu.

Eddy juga sempat selip lidah atau slip of tongue saat bersaksi di MK. Ia menyebut nama Le Duc Tho ketika merujuk kepala sipir penjara di Kamboja. Padahal Le Duc Tho adalah mantan Perdana Menteri Vietnam yang diusulkan menerima hadiah Nobel Perdamaian lantaran jasanya melakukan gencatan senjata dengan Amerika Serikat, tetapi menolak.

Nama Le Duc Tho terlontar saat Eddy ditanya oleh kuasa hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Denny Indrayana tentang contoh kejahatan luar biasa yang diputus melalui persidangan cepat. Eddy mengatakan dalam Extraordinary Chambers in the Court of Cambodia, ada kasus yang diputus dalam waktu kurang dari dua pekan dengan saksi dan bukti yang valid.

Eddy menyebut atribusi kepala sipir penjara di Kamboja, tetapi menyebut nama Le Duc Tho. "Saya slip of tongue. Bukan Le Duc Tho tapi kepala sipir penjara Kang Kek Iew," kata Eddy melalui pesan singkat, Rabu, 26 Juni 2019.

Sebagaimana diketahui, Jokowi-Ma'ruf akhirnya memenangkan sengketa gugatan hasil Pilpres 2019 di MK. Setahun lebih setelah Jokowi-Ma'ruf menjabat, kini Eddy diangkat menjadi Wakil Menteri Hukum dan HAM.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | BERBAGAI SUMBER

Berita terkait

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

3 jam lalu

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membantah ada tekanan dari Mabes Polri sehingga belum menerbitkan sprindik baru untuk Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

4 jam lalu

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

KPK akan menyempurnakan proses administrasi sebelum menerbitkan sprindik baru untuk eks Wamenkumham Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

9 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

10 jam lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

10 jam lalu

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

Jokowi mengatakan selama 10 tahun dia menjabat sebagai presiden urusan konflik tanah selalu menjadi keluhan utama warga.

Baca Selengkapnya

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

11 jam lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

12 jam lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

13 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

14 jam lalu

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk kunjungan kerja.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

14 jam lalu

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

Menteri komunikasi dan informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengungkap jumlah investasi Microsoft di Indonesia sebesar $1,7 miliar.

Baca Selengkapnya