LP3ES: Kemunduran Demokrasi Indonesia Terjadi Semakin Cepat Saat Pandemi

Selasa, 17 November 2020 14:36 WIB

Ilustrasi pembungkaman kebebasan berpendapat. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) mengatakan terjadi kemunduran demokrasi di Indonesia pada 2020 ini.

Direktur Center for Media and Democracy LP3ES Wijayanto, mengatakan pada akhir 2019, sudah memperkirakan kemunduran demokrasi akan terjadi di 2020. Namun, hal ini ternyata dipercepat dengan adanya pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia.

"Outlook ini meramalkan tentang akan makin suramnya masa depan demokrasi di 2020 yang sayangnya, justru menjadi nyata, tak lain karena penanganan pandemi yang salah," kata Wijayanto dalam diskusi secara daring, Selasa, 17 November 2020.

Pada 2019, Wijayanto mengatakan prediksi LP3ES didasarkan pengesahan Undang-Undang KPK. LP3ES juga melihat tanggapan pemerintah yang cenderung mengambil sikap represif terhadap penolakan RUU itu.

Kekuatan anonim melalui penggunaan pasukan siber, teror siber, penindasan terhadap aktivis dan jurnalis serta kooptasi universitas dan sekolah, terjadi.

Advertising
Advertising

"Hal ini telah secara serius mengancam kebebasan sipil di Indonesia dan semakin mempercepat laju kemunduran demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia," kata Wijayanto.

Ia mengatakan hal ini kemudian diperparah dengan konsolidasi oligarki yang diiringi dengan pemberangusan oposisi. Sejumlah partai politik yang menjadi oposisi pemerintah sebelumnya, diajak masuk ke dalam kabinet. Kondisi ini yang kemudian menjadi pra kondisi Indonesia menjelang masuknya pandemi Covid-19.

"Hasilnya adalah kebijakan-kebijakan yang tidak menempatkan nyawa manusia, nasib warga sebagai panglima," kata Wijayanto.

Hal ini, kata dia, ditandai dengan sejumlah hal. Pertama adalah komunikasi yang buruk di masa pra krisis. Pemerintah sampat menyangkal bahaya Virus Corona dan cenderung lambat bertindak.

Selanjutnya adalah penerapan new normal demi ekonomi, yang dilakukan saat kurva kasus sedang menanjak. Alhasil, penambahan kasus semakin tinggi. Setelah itu. Wijayanto juga mencatat keputusan terus menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020, meski jumlah calon kepala daerah yang terpapar Covid-19 terus meningkat.

Hal ini kemudian diperparah dengan tanggapan buruk dari pemerintah terhadap protes omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja. Represi terhadap oposisi dan aktivis terjadi. Pasukan siber pun kembali turun tangan dan kritik yang ada tak didengar. "Yang ada justru menggiring opini publik untuk menjadi setuju, memanipulasi sentimen publik agar mendukung kebijakan penguasa," kata Wijayanto.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

3 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

4 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

4 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

5 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

5 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

5 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

5 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

5 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

5 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

5 hari lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya