Greenpeace Tagih Komitmen Yudhoyono Soal Rumah Kaca

Reporter

Editor

Senin, 13 Oktober 2008 16:28 WIB

TEMPO Interaktif, Nabire: Pelayaran kapal Greenpeace MV Esperanza di Indonesia di Papua secara khusus menyoroti dampak penggundulan hutan (deforestasi). “Penghancuran hutan menyebabkan bencana bagi masyarakat yang menggantungkan hidup mereka di hutan. Tingginya laju perluasan perkebunan kelapa sawit saat ini, merupakan faktor penting deforestasi di Indonesia," kata Bustar, juru bicara Greenpeace.

Indonesia yang pernah berkomitmen menjaga kelestarian hutan, perlu sesegera mungkin mengendalikan emisi gas rumah kaca, menjaga kekayaan keanekaragaman hayati dan melindungi penghidupan masyarakat setempat.

MV Esperanza merupakan kapal terbesar dalam armada Greenpeace yang diluncurkan pertama kali pada Februari 2002. Kapal yang dibangun di Polandia pada 1984 dengan panjang 72 meter dan kecepatan maksimun 15 knots ini diluncurkan di Cape Town dalam suatu upacara pemberkatan oleh Uskup Desmond Tutu.

Dalam pelayarannya di perairan Indonesia hingga 15 November nanti, menyusuri Pulau Papua, Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan. Sebelumnya, kapal Greenpeace yang saat ini memuat 31 orang dari berbagai bangsa di dunia ini melakukan pelayaran enam minggu lalu di Negara Papua Nugini dengan kampanye antipembalakan liar.

Menurut Bustar, juru kampanye Greenpeace Asia Tenggara, Papua hingga Negara Papua Nugini memiliki areal hutan terbesar sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu pendingin iklim global yang saat ini semakin panas. Selain itu, sebagian besar masyarakat asli masih menggantungkan hidupnya dari hutan.

“Presiden Yudhoyono pernah berkomitmen, Indonesia akan menurunkan emisi rumah kaca hingga 50 persen pada 2009. Kami menyerukan komitmen ini ditepati dengan menerapkan penghentian sementara pembalakan hutan," katanya.

Advertising
Advertising

Saat ini, Indonesia negara pengemisi gas rumah kaca terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Cina dan Brazil, terutama akibat deforestasi. "Kenyataannya pemerintah kita dan industri yang seharusnya bisa selamatkan hutan Indonesia maupun iklim dunia, terus membabat hutan dan memperburuk krisis iklim,” tandasnya.

Cunding Levi

Berita terkait

Tinjau Banjir Demak, Jokowi: Problemnya Pembalakan Liar dan Alih Fungsi Lahan

57 hari lalu

Tinjau Banjir Demak, Jokowi: Problemnya Pembalakan Liar dan Alih Fungsi Lahan

Jokowi menyebut banjir Demak turut dipicu pembalakan liar dan alih fungsi lahan, yang membuat sedimentasi di sungai.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Pidana APP Group atau Grup Sinar Mas Dilayangkan ke KLHK

7 Maret 2024

Laporan Dugaan Pidana APP Group atau Grup Sinar Mas Dilayangkan ke KLHK

Dua afiliasi APP Group (Grup Sinar Mas) dilaporkan dalam dugaan tindak pidana ke KLHK. Ditengarai menebang hutam alam dan menampung kayu ilegal.

Baca Selengkapnya

KLHK Bongkar 57 Kontainer Kayu Ilegal di Tanjung Perak, Diduga Hasil Pembalakan Liar Hutan Papua

16 Desember 2022

KLHK Bongkar 57 Kontainer Kayu Ilegal di Tanjung Perak, Diduga Hasil Pembalakan Liar Hutan Papua

Kementerian Lingkungan Hidup akan menjerat korporasi yang terlibat perdagangan kayu ilegal asal Papua ini. Terancam denda Rp 1 triliun.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Sebut Maraknya Deforestasi Berpotensi Tingkatkan Penularan Malaria

8 November 2022

Ilmuwan Sebut Maraknya Deforestasi Berpotensi Tingkatkan Penularan Malaria

Nyamuk malaria ini merebak ke perkampungan manusia karena deforestasi dan perubahan fungsi lahan.

Baca Selengkapnya

227 Orang Meninggal Saat Melindungi Lingkungan Hidup Sepanjang 2020

13 September 2021

227 Orang Meninggal Saat Melindungi Lingkungan Hidup Sepanjang 2020

Di luar 4 juta lebih orang yang meninggal karena COVID-19, ada 227 orang yang meninggal karena berusaha melindungi lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Apa Keistimewaan Taman Nasional Lorentz Papua Disebut UNESCO Warisan Alam Dunia?

6 Agustus 2021

Apa Keistimewaan Taman Nasional Lorentz Papua Disebut UNESCO Warisan Alam Dunia?

UNESCO soroti Taman Nasional Komodo NTT, selain itu, juga persoalkan pembangunan jalan Trans Papua yang berdampak pada Taman Nasional Lorentz.

Baca Selengkapnya

Jaksa Telusuri Aset Milik Terpidana Kasus Pembalakan Liar Adelin Lis

28 Juni 2021

Jaksa Telusuri Aset Milik Terpidana Kasus Pembalakan Liar Adelin Lis

Jaksa Eksekutor pada Kejaksaan Negeri Medan kini tengah menelusuri aset milik Adelin Lis, terpidana kasus pembalakan liar.

Baca Selengkapnya

Adelin Lis Ditahan di Sel Lapas Gunung Sindur dengan Pengamanan Maksimal

28 Juni 2021

Adelin Lis Ditahan di Sel Lapas Gunung Sindur dengan Pengamanan Maksimal

Kejaksaan Agung mengeksekusi Adelin Lis ke Lembaga Pemasyarakatan Khusus Kelas II A Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada hari ini,

Baca Selengkapnya

Polri Duga Adelin Lis Pakai Data Palsu untuk Buat Paspor

23 Juni 2021

Polri Duga Adelin Lis Pakai Data Palsu untuk Buat Paspor

Bareskrim menduga terpidana pembalakan liar, Adelin Lis, memalsukan paspor dengan dua cara.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Temukan Dugaan Pidana Adelin Lis saat Buron di Singapura

23 Juni 2021

Bareskrim Temukan Dugaan Pidana Adelin Lis saat Buron di Singapura

Terdakwa pembalakan liar, Adelin Lis, patut diduga menggunakan paspor palsu atau dipalsukan.

Baca Selengkapnya