ICW Sebut Polisi Belanja Rp 1,025 Triliun untuk Pantau Aktivitas Media Sosial

Kamis, 8 Oktober 2020 21:16 WIB

Polisi menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa saat demo menolak Undang-undang Cipta Kerja di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis 8 Oktober 2020. Aksi yang dikuti ribuan orang dari berbagai elemen mahasiswa dan buruh tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesian Corruption Watch (ICW) menelusuri belanja polisi untuk memantau aktivitas digital di media sosial.

Hasil penelusuran ICW di laman Layanan Penyediaan Secara Elektronik menemukan dalam empat tahun ini, kepolisian diduga menggelontorkan dana sebanyak Rp 1,025 triliun untuk membeli peralatan terkait pemantauan digital.

"ICW menggunakan kata kunci 'Media Sosial' saat menelusuri di LPSE," kata peneliti ICW, Wana Alamsyah lewat keterangan tertulis Kamis, 8 Oktober 2020.

Dengan kata kunci media sosial, Wana mengatakan ICW menemukan 9 paket pengadaan yang dilakukan polri sepanjang 2017-2020.

Pada 2017, ICW menemukan ada 3 paket pengadaan senilai Rp 447,2 miliar. Ketiga paket itu bernama Patroli Media Sosial Sistem berikut Pengiriman Rp 159,6 miliar; pengadaan Depth Social Media Exploration, Explanation and Analytics System Baintelkam Polri Rp 198,6 miliar; dan pengadaan surveillance car with tactical Wifi collecting information and social media intelligent system.

Advertising
Advertising

Pada 2018, ICW menemukan satu paket pengadaan bernama media social analytic platform Bareskrim Polri senilai Rp 99,9 miliar. Lalu pada 2019 ditemukan satu paket bernama pengadaan peralatan kontra dan cipta kondisi sosial media senilai Rp 97,4 miliar.

Terakhir pada 2020, ICW menemukan empat paket pengadaan meliputi, pengadaan social media dan messenger analytic Korbrimob senilai Rp 99,5 miliar; pengadaan peralatan social media analysis Divhumas Polri senilai Rp 85,4 miliar; pengadaan social media inteligence for public perception Baintelkam Polri seharga Rp 98,8 miliar; dan pengadaan data collection service Bareskrim Polri Rp 97,1 miliar. "Satuan kerja yang paling banyak membeli peralatan untuk aktivitas digital yaitu Baintelkam Polri," kata Wana.

ICW merilis temuan ini untuk menanggapi Surat Telegram Polri pada 2 Oktober 2020 yang berisi 12 poin untuk merespon adanya unjuk rasa menolak Omnibus Law. Dua poin yang disoroti ICW karena dianggap bertentangan dengan tugas polisi adalah upaya untuk membangun opini publik untuk tidak setuju dengan aksi unjuk rasa
dan poin upaya kepolisian melakukan kontra narasi isu-isu yang mendiskreditkan pemerintah.

Berita terkait

Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

5 jam lalu

Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

Menonaktifkan akun Facebook sementara bisa dijadukan opsi jika ingin beristirahat dari media sosial. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

7 jam lalu

Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

Menghapus semua postingan di Facebook mungkin menjadi opsi bagi beberapa orang yang ingin membersihkan akun. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beri Penghargaan bagi Polisi yang Bertugas di Papua Pegunungan: Dari Pin Emas hingga Kenaikan Pangkat

9 jam lalu

Kapolri Beri Penghargaan bagi Polisi yang Bertugas di Papua Pegunungan: Dari Pin Emas hingga Kenaikan Pangkat

Kapolri memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada lima polisi di Papua, yaitu KPLB satu tingkat lebih tinggi dari pangkat lama.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

11 jam lalu

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

ICW khawatir wacana penambahan nomenklatur kementerian membuat kabinet Prabowo menjadi sangat gemuk.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

17 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

18 jam lalu

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

ICW mengungkap beberapa kerentanan yang mungkin terjadi di Pilkada 2024. Berkaca dari pengalaman Pilpres.

Baca Selengkapnya

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

19 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

21 jam lalu

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

22 jam lalu

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Dirtipidsiber Bareskrim Polri menyebut saat ini penyidik juga masih mengejar diduga pelaku berinisial S warga negara Nigeria.

Baca Selengkapnya