Tolak UU Cipta Kerja, Konsorsium Pembaruan Agraria akan Ajukan Uji Materi ke MK

Rabu, 7 Oktober 2020 11:44 WIB

Sejumlah buruh melakukan aksi mogok kerja di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2020. Aksi tersebut merupakan bentuk penolakan terhadap UU Cipta Kerja/Omnibus Law yang telah disahkan oleh DPR RI dan Pemerintah. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) menyatakan menolak keseluruhan Undang-undang Cipta Kerja yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah pada Senin, 5 Oktober lalu. Sekretaris Jenderal KPA Dewi Kartika mengatakan pihaknya akan mengajukan uji materi UU Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi.

"KPA akan menggugat UU ini ke Mahkamah Konstitusi," kata Dewi dalam keterangannya, Rabu, 7 Oktober 2020.

Dewi mengatakan KPA bersama aliansi masyarakat sejak awal menolak keseluruhan isi UU Cipta Kerja. Berbagai cara sudah dilakukan untuk menyampaikan sikap dan aspirasi, termasuk aksi massa sejak Juli hingga September 2020 di tingkat nasional dan daerah.

Sebelumnya, KPA bersama sejumlah kelompok masyarakat sipil juga menggugat Surat Presiden (Surpres) tentang RUU Cipta Kerja ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Rencana uji materi ke MK merupakan langkah lanjutan atas penolakan terhadap aturan sapu jagat tersebut.

Dewi menilai DPR tak memiliki sensitivitas krisis di masa pandemi dan bertindak mengelabui rakyat dengan mempercepat rapat paripurna penutupan sidang dari 8 Oktober menjadi 5 Oktober. Menurut dia, DPR telah menghancurkan wibawanya sendiri sebagai wakil rakyat, prinsip keterbukaan dan kepercayaan publik.

Advertising
Advertising

Ia juga menilai DPR telah mengabaikan konstitusi dan Undang-undang Pokok Agraria Tahun 1960 demi kepentingan investasi skala besar. Dewi mengatakan banyak keputusan MK yang menyangkut agraria, hajat hidup petani dan rakyat kecil yang telah dilanggar dengan disahkannya UU Cipta Kerja.

Selanjutnya, Dewi mengkritik klaim pemerintah dan DPR bahwa reforma agraria menjadi bagian dari keberpihakan UU Cipta Kerja. Klaim itu sebelumnya dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurut Dewi, pernyataan semacam itu adalah penyesatan publik.

"Mana mungkin reforma agraria dengan basis pemenuhan keadilan sosial untuk kaum tani diletakan dalam dasar-dasar pengadaan tanah bagi investor kakap, yang selama ini banyak berpraktik merampas dan menggusur tanah rakyat," kata Dewi.

Dewi mengimbuhkan UU Cipta Kerja mencerminkan sistem ekonomi-politik agraria yang ultraneoliberal dengan cara mendorong liberalisasi lebih luas sumber-sumber agraria dan liberalisasi sistem pasar tanah. "Ini nyata-nyata bertentangan dengan konstitusi kita," ujar dia.

Berita terkait

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

19 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

19 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

19 hari lalu

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

Dewi mempertanyakan jumlah tanah yang sudah dikembalikan kepada rakyat dalam agenda reforma agraria Jokowi.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

20 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

20 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

22 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

24 hari lalu

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Badan Bank Tanah menandatangani nota kesepahaman dengan Kepolisian tentang sinergi pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pengelolaan tanah.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

54 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

54 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

16 Maret 2024

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya