Tiga Pengungsi Rohingya Meninggal di Aceh

Senin, 28 September 2020 17:09 WIB

Pengungsi etnis Rohingya menabur bunga usai pemakaman keluarganya di tempat pemakaman umum Desa Kutablang, Lhokseumawe, Aceh, Rabu 9 September 2020. Seorang perempuan etnis Rohingya bernama Nur Khalimah (21) yang merupakan bagian dari 296 orang Rohingya yang terdampar di Aceh pada Senin (7/9/2020) dini hari itu meninggal dunia di tempat penampungan BLK Desa Mee Kandang, Selasa (6/9) sekitar pukul 18.45 WIB karena sakit. ANTARA FOTO/Rahmad

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Yayasan Geutanyoe Indonesia di Aceh, Rima Shah Putra, mengatakan tiga pengungsi Rohingya meninggal dalam sebulan terakhir. Pengungsi pertama, Nur Kholimah, perempuan berusia 21 tahun, meninggal pada 9 September 2020, dua hari setelah kapal yang ditumpangi mendarat di Aceh.

Adapun dua orang lainnya ialah Helal, laki-laki 22 tahun dan Senowara, perempuan 19 tahun berturut-turut meninggal pada 10 dan 11 September 2020. "Yang meninggal tiga orang, semua mengalami sesak pernapasan," kata Rima kepada Tempo, Senin, 28 September 2020.

Rima mengatakan mereka merupakan pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh pada 7 September 2020 setelah terombang-ambing di atas kapal selama sekitar 6-7 bulan. Ada 296 orang dalam rombongan tersebut.

Ini merupakan gelombang kedua setelah gelombang pertama tiba 25 Juni 2020 yang mencapai 99 orang. Rima berujar ada juga empat orang yang datang dari Malaysia dan lima orang kemudian melarikan diri dari Aceh. "Jadi totalnya sekarang 391 yang masih di camp," ujar Rima.

Rima mengatakan hasil pemeriksaan menemukan banyak pengungsi Rohingya dari rombongan kedua yang sakit. Ia menduga mereka mengalami kekurangan gizi dan vitamin lantaran banyak yang menderita beri-beri.

Advertising
Advertising

Selain itu, mereka diduga mengalami kekerasan fisik oleh para penyelundup atau lantaran konflik di antara mereka sendiri. Contoh luka fisik yang ditemukan ialah luka bakar. "Ada juga indikasi beberapa perempuan mengalami kekerasan seksual," kata Rima.

Para pengungsi yang sakit, lanjut Rima, mengalami gejala serupa seperti sesak napas, sakit lambung, dan ada juga yang mengalami hernia. Rima mengatakan ada sekitar 14 orang yang sempat diopname di Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Lhokseumawe, Aceh.

Pengungsi Rohingya sebanyak 391 orang itu kini ditampung di Balai Latihan Kerja (BLK) Meusanah Mee Kandang, Lhokseumawe, Aceh. Menurut Rima, mereka kini hidup dalam kondisi berdesakan di Balai Latihan Kerja. Ruang tinggal yang berupa aula terbuka tanpa partisi juga dikhawatirkan bisa memicu konflik internal.

"Concern kedua food security. Kalau asumsinya butuh lebih dari setahun sampai mereka diterima oleh negara ketiga, artinya butuh manajemen dapur umum yang baik untuk memastikan pangan akan tercukupi," kata Rima.

Menurut Rima, saat ini baru Pemerintah Kota Lhokseumawe yang menangani persoalan pengungsi Rohingya. Dia berharap Pemerintah Kota Lhokseumawe segera bersurat ke Pemerintah Provinsi Aceh dan Kementerian Luar Negeri agar mendapat bantuan dalam penanganan para pengungsi. "Kemampuan Pemko terbatas, kalau tidak segera dilakukan (meminta bantuan) kami yakin ke depan akan jadi kendala," ujar Rima.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

11 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

14 jam lalu

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

Kementerian Luar Negeri RI mengecam keras perebutan Israel terhadap Penyeberangan Rafah di sisi Palestina.

Baca Selengkapnya

Kongres Peradaban Aceh Bahas Budaya di Era Kecerdasan Buatan

2 hari lalu

Kongres Peradaban Aceh Bahas Budaya di Era Kecerdasan Buatan

Kongres Peradaban Aceh 2024 membahas nasib seni dan budaya di era kecerdasan buatan. Apa yang harus seniman lakukan?

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

2 hari lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

4 hari lalu

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

5 hari lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

5 hari lalu

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

Anies-Muhamin dikabarkan menuju ke Aceh untuk mengikut agenda bersama meski Timnas Amin sudah bubar.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

5 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

6 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya