Syafii Ma’arif: Ada Upaya Gagalkan Pemilihan Presiden Langsung

Reporter

Editor

Kamis, 28 Agustus 2003 08:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Achmad Syafii Ma’arif mengingatkan adanya kekuatan-kekuatan yang ingin menggagalkan model pemilihan presiden secara langsung. Ia menyebut diantaranya penisunan TNI yang tergabung di Pepabri (Persatuan Purnawirawan ABRI). “Banyak kelompok datang pada saya. Pensiunan TNI, bekas ABRI yang lama. Pepabri. Menurut mereka negara ini akan habis. Saya rasa tidak,” ujar Syafii menjawab Tempo News Room seusai diskusi di Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (26/6). Ia tidak bisa menebak motif dibalik upaya penggagalan mekanisme yang telah disetujui MPR pada amandemen tahap ketiga itu. Dengan menebak-nebak, ia berkata, “Yah mungkin ada motivasi yang lurus, jujur, karena mereka melihat amandemen itu tidak dikerjakan secara bagus. Tidak dikerjakan secara mendalam.” Lebih lanjut Syafii menjelaskan kalangan penolak mengusulkan dibentuk Komisi Konstitusi untuk menggarap amandemen UUD 1945 secara lebih baik dan mendalam, dibanding yang dikerjakan MPR. “Tetapi mengerem amandemen itu juga nggak bisa. Artinya kita membendung roda yang sedang berputar akan berbahaya akan terpelanting,” ujarnya. Dia sendiri pada posisi amat mendukung mekanisme pemilihan presiden langsung oleh rakyat. Alasannya, rakyat bisa memberikan suara langsung terhadap pemimpin yang dikehendaki. Tidak lewat lembaga perwakilan seperti partai politik dan parlemen. Berkaitan penolakan itu, menurut Syafii, ada skenario menunda pemilihan presiden langsung pada Pemilu 2009. Bukan 2004. Alasan yang dipakai, yakni rakyat tidak siap dengan model itu. “Kita cobalah. Jadi jangan dikatakan rakyat tidak siaplah,” ujarnya. Syafii menolak meletakkan perdebatan pemilihan presiden langsung itu dalam perspektif untung rugi bagi kekuatan Islam di negeri. “Saya tidak mau mengkotak-kotakan lagi Islam atau bukan. Yang penting demi kekuatan bangsa. Kembali lagi ke masalah dikotomi antara Islam dengan nasionalis, itu sudah kuno,” tandasnya. (Bernarda Rurit)

Berita terkait

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

5 menit lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

6 menit lalu

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

Kelompok HAM memperingatkan bahwa definisi baru Anti-Semitisme tersebut dapat semakin membatasi kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya

PDIP Minta PTUN Buktikan KPU Lakukan Maladministrasi Penetapan Gibran Sebagai Cawapres

7 menit lalu

PDIP Minta PTUN Buktikan KPU Lakukan Maladministrasi Penetapan Gibran Sebagai Cawapres

Menurut Gayus Lumbuan, putusan PTUN bisa memvalidasi bahwa KPU telah melakukan maladministrasi dalam tahapan pilpres

Baca Selengkapnya

Bantah Keturunan Konglomerat, Park Sung Hoon Ungkap 7 Tahun Tinggal di Rubanah

11 menit lalu

Bantah Keturunan Konglomerat, Park Sung Hoon Ungkap 7 Tahun Tinggal di Rubanah

Park Sung Hoon menceritakan kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya saat sekolah menengah

Baca Selengkapnya

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

13 menit lalu

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana memperbarui mesin pembaca kartunya dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

UTBK SNBT di UNY Diikuti 24 Siswa Berkebutuhan Khusus, Ini Fasilitas yang Disiapkan

14 menit lalu

UTBK SNBT di UNY Diikuti 24 Siswa Berkebutuhan Khusus, Ini Fasilitas yang Disiapkan

Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2024 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) turut diikuti peserta berkebutuhan khusus.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

16 menit lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Usul Seleksi CASN Ditunda usai Pilkada 2024 agar Tak Jadi Komoditas Politik

17 menit lalu

Ombudsman Usul Seleksi CASN Ditunda usai Pilkada 2024 agar Tak Jadi Komoditas Politik

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih mengusulkan agar seleksi CASN ditunda hingga setelah Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mengapa Militer Korea Selatan Larang Anggotanya Gunakan Produk Apple?

18 menit lalu

Mengapa Militer Korea Selatan Larang Anggotanya Gunakan Produk Apple?

Ada dugaan bahwa militer Korea Selatan takut akan terjadinya kebocoran data akibat teknologi yang ada di perangkat Apple.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

22 menit lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya