Dosen UNS Kaget Videonya Dipakai Kampanye Dukung Omnibus Law RUU Cipta Kerja

Rabu, 19 Agustus 2020 07:47 WIB

Buruh yang tergabung dalam KSPI melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPR RI untuk menolak pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja, Rabu, 29 Juli 2020. Sedangkan yang mengalami PHK sudah mencapai 100 ribuan orang yang tersebar di 57 perusahaan. Tempo/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Lukman Hakim, terkejut karena videonya soal omnibus law RUU Cipta Kerja terpampang di akun Instagram Jaringan Bonus Demografi. Dia mengaku bukan bagian dari jaringan tersebut.

"Saat itu saya diundang sebagai pembicara webinar mengenai RUU Omnibus Law," kata Lukman kepada Tempo, Selasa 18 Agusus 2020. Webinar itu diselenggarakan pada akhir Juni lalu.

Usai menjadi pembicara, tim panitia webinar sempat mengambil video untuk keperluan dokumentasi.

"Di video itu saya juga diminta berbicara mengenai pendapat tentang RUU tersebut sesuai dengan keilmuan saya," katanya. Dia tidak menyangka video tersebut justru menjadi media kampanye dukungan terhadap RUU Cipta Kerja yang kontroversional itu.

Menurut Lukman, keberadaan Omnibus Law memang sangat dibutuhkan. "Untuk mengatasi persoalan tumpang tindih peraturan yang menyebabkan investor takut masuk Indonesia," katanya. Undang-Undang itu semakin besar manfaatnya di tengah wabah yang membuat ekonomi terseok-seok.

Advertising
Advertising

Hanya saja, dia menganggap tidak memiliki kapasitas untuk membicarakan detail isi dari RUU tersebut. Alasannya, isi RUU itu memiliki banyak aspek, bukan hanya ekonomi yang dia kuasai. "Bahwa keberadaan Omnibus sangat diperlukan, ya saya sepakat," katanya.

Sedangkan isi dari rancangan beleid itu memang masih perlu dibicarakan lebih lanjut. Terutama pada pasal-pasal yang masih menjadi kontroversi.

Kepada Tempo, Lukman mengaku tidak mendapat bayaran dari pembuatan video tersebut. "Tidak ada bayaran, hanya ada honor sebagai pembicara webinar," katanya.

Selama ini, Lukman memang dikenal sebagai ekonom yang sering menjadi pembicara di berbagai seminar dan diskusi. Dia juga pernah menjabat sebagai Wakil Dekan di FEB UNS. Saat ini, nama dia juga tercatat sebagai Komisaris Independen Bank DKI.

Sedangkan nama Jaringan Bonus Demografi menjadi pembicaraan beberapa waktu terakhir. Jaringan itu disebut-sebut telah mengorganisir sejumlah pesohor untuk mendengungkan tagar #indonesiabutuhkerja.

Jaringan Bonus Demografi mengaku telah membayar para artis dan pesohor untuk mendengungkan dukungan terhadap RUU Omnibus Law Cipta Kerja di media sosial dengan tagar #IndonesiaButuhKerja.

"Untuk 22 artis itu beragam ada yang Rp 1,5 juta, Rp 2,5 juta ada juga Rp 10 juta," kata penggagas JBD Yoki Yusanto seperti dikutip Koran Tempo, Selasa 18 Agustus 2020.

Nama Yoki muncul setelah media massa memberitakan gerakan artis untuk mendukung RUU Cipta Kerja yang disokong JBD. Yoki merupakan dosen ilmu komunikasi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Selain dia, ada praktisi kampus lainnya.

Berita terkait

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

4 jam lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

5 jam lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

8 jam lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

9 jam lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

16 jam lalu

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia kembali menuntut pencabutan pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja dalam peringatan Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

18 jam lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

46 hari lalu

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

28 Februari 2024

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

Kritik Rocky Gerung terhadap kebijakan UU Omnibus Law dianggap oleh David Tobing sebagai penghinaan terhadap Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Berjilid-jilid Aksi Gejayan Memanggil, Terakhir Kritisi Pemerintahan Jokowi dan Kemunduran Demokrasi

13 Februari 2024

Berjilid-jilid Aksi Gejayan Memanggil, Terakhir Kritisi Pemerintahan Jokowi dan Kemunduran Demokrasi

Sebelum Aksi Gejayan Memanggil di pertigaan Gejayan, Yogyakarta pada Senin 12 Februari 2024 telah berjilid-jilid aksi mahasiswa, pelajar, dan jurnalis

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya