Tujuh Pedagang Sapi di Kupang Ditolak RSUD Saat Minta Rapid Test

Reporter

Antara

Jumat, 15 Mei 2020 10:52 WIB

Petugas Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kupang memeriksa kesehatan enam warga negara China yang terdampar di perairan Rote Ndao setibanya di Lantamal VII Kupang, NTT, Kamis 30 Januari 2020. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui enam warga negara China itu terjangkit virus Corona atau tidak sebelum diantar ke kantor Imigrasi Klas I TPI Kupang. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

TEMPO.CO, Kupang - Rumah Sakit Umum Daerah Johannes, Kupang diduga menolak tujuh pedagang sapi yang meminta rapid test. Para pedagang di Pasar Kasih Naikoten ini meminta dites karena mereka pernah berkontak dengan pasien positif Covid-19 yang sudah meninggal.

"Yang bernama Ari dan Agus Pelun Doo sudah tiga hari terakhir datang ke RSUD untuk minta dilakukan rapid test, tetapi justru disuruh pulang dulu, nanti akan ditelepon sama pihak rumah sakit," kata Daud Dean, salah seorang pedagang daging sapi yang dituakan di Pasar Inpres itu kepada Antara di Kupang, Jumat, 15 Mei 2020.

Ia mengatakan nama-nama tujuh pedagang daging sapi ini sebenarnya sudah dilaporkan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid di Kota Kupang.

Bahkan Dean mengatakan sudah meminta agar mereka dikarantina khusus sehingga tidak keluar rumah. Sekaligus untuk menghindari penyebaran virus Corona.

"Mereka, tujuh pedagang daging sapi itu malah disuruh sama petugas kesehatan di RSUD Johannes untuk menjalani rapit test berbayar di RS Siloam yang per kepala harganya Rp 500 ribu," katanya.

Daud juga membandingkan Gugus Tugas yang ada di Kota Kupang dan Gugus Tugas di provinsi lain yang selalu sigap menanggapi jika ada pasien yang positif Covid-19.

Ia mengatakan bahwa selama ini belum pernah ada petugas dari Gugus Tugas penanganan Covid-19 yang melakukan sosialisasi terkait pencegahan penyebaran virus.

Sementara itu, menanggapi adanya laporan soal penolakan rapid test tersebut Wakil Direktur Pelayanan RSUD Johannes Kupang dr Stef Soka Dhe mengatakan bahwa informasi itu tidak benar. "Itu tidak benar informasinya," katanya.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

6 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

12 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

13 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

16 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya