Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menyemprotkan cairan disinfektan di candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Senin 16 Maret 2020. Untuk mencegah penyebaraan virus Corona (COVID-19) pihak BKB menyemprotkan cairan disinfektan di permukaan candi Borobudur. FOTO ANTARA/Anis Efizudin
TEMPO.CO, Semarang - Jawa Tengah mencatat lonjakan hingga dua kali lipat pasien positif Corona. Pada Rabu, 25 Maret 2020, jumlah pasien positif menjadi 38 orang, melonjak dua kali lipat dari hari sebelumnya. Adapun orang dalam pemantauan Covid-19 ada 2.858 dan pasien dalam pengawasan Covid-19 sebanyak 257.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta bupati dan wali kota memperketat pengawasan di wilayah masing-masing. "Jangan menyepelekan, jangan merasa kuat dan sehat lalu berbuat semau sendiri tanpa mengindahkan himbauan pemerintah," ujarnya, Rabu, 25 Maret 2020.
Dia juga menyoroti banyaknya perantau asal Jawa Tengah dari wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat yang kembali ke kampung halaman. "Data setiap perantau yang pulang, cek kesehatannya, dan pantau terus," tutur Ganjar.
Ganjar Pranowo juga mempersilakan kepala daerah untuk menutup lokasi yang berpotensi sebagai tempat berkumpul banyak orang seperti lokasi wisata. Kemudian, masyarakat juga diimbau tak menyelenggarakan acara yang mendatangkan banyak orang semisal hajatan nikah atau acara agama.
Menurut dia, hal tersebut merupakan upaya menangkal penyebaran virus Corona. "Bersama kita patuhi himbauan pemerintah, agar tidak semakin banyak air mata tertumpah," ucapnya.