Soal Aksi Solidaritas untuk India, Fachrul Razi: Jangan Anarki

Reporter

Antara

Senin, 9 Maret 2020 06:54 WIB

Menteri Agama Fachrul Razi seusai Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Kamis 28 November 2019. Tempo/ Fikri Arigi.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Fachrul Razi merespons soal adanya aksi solidaritas terhadap nasib Muslim di India yang dilakukan sejumlah ormas. Ia mengajak agar aksi itu mengedepankan diplomasi daripada anarki.

"Ke depankan diplomasi dan jangan anarki," kata Fachrul dalam keterangannya, Ahad, 8 Maret 2020.

Menurut Fachrul, umat muslim Indonesia telah menyuarakan kepeduliannya terhadap nasib umat Islam di India. Aspirasi itu telah disampaikan dalam banyak cara, mulai dari doa bersama, kecaman hingga unjuk rasa.

Namun bersamaan dengan itu, Fachrul meminta agar umat Islam Indonesia tidak terprovokasi melakukan tindakan anarki dalam beragam bentuknya, termasuk sweeping. "Ingat, anarkisme bukanlah nilai-nilai Indonesia dan juga bukan nilai-nilai Islam. Demikian juga aksi sepihak dalam bentuk sweeping," ujarnya.

Apalagi, kata Fachrul, selama ini masyarakat Indonesia dikenal dunia sebagai umat yang toleran, rukun dan cinta damai. "Mari ke depankan jalur hukum dan komunikasi diplomatik agar ini bisa diselesaikan dengan baik," kata dia.

Fachrul pun mengatakan aspirasi yang disuarakan muslim Indonesia terus dikomunikasikan pemerintah melalui jalur diplomasi, baik kepada pihak kedutaan di Indonesia maupun pemerintah India. "Kontak terus dilakukan Indonesia untuk mencari solusi terbaik atas kehidupan beragama tanpa mencampuri urusan dalam negeri India," ujarnya.

Kerusuhan mulai melanda India setelah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi mengusulkan Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan, yang akan memberikan peluang kewarganegaraan India bagi non-muslim. Pemerintahan Modi menegaskan undang-undang itu diperlukan untuk membantu melindungi hak-hak minoritas teraniaya dari Afganistan, Bangladesh, dan Pakistan yang mayoritas muslim dan menetap di India sebelum 2015, seperti yang dilaporkan Reuters.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia, seperti Kantor Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengecam undang-undang itu sebagai "diskriminatif secara fundamental" terhadap Muslim India, yang mengisi sekitar 14 persen dari populasi India, atau 180 juta orang. Protes mendukung atau anti-undang-undang terpecah dan menjadi konflik sektarian antara Hindu dan Islam.

Advertising
Advertising

Fachrul mengapresiasi kepedulian dan perhatian muslim Indonesia kepada umat Islam di India. "Kekerasan oknum, apalagi dengan mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan, kapanpun dan di manapun," kata dia.

Namun ia mengingatkan bahwa tindakan kekerasan oleh sekelompok umat Hindu di India tidak menggambarkan ajaran agama Hindu sendiri, melainkan akibat adanya pemahaman ekstrem sebagian umat atas ajaran agamanya.

Fachrul berharap para tokoh agama mengambil peran dalam mengarahkan umat dalam menyikapi persoalan ini sesuai nilai kedamaian, toleransi dan keadilan hukum. "Kita doakan para korban dan kita berharap kehidupan beragama di India kembali kondusif," kata dia.

Berita terkait

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

18 jam lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Ponsel Menengah Samsung Galaxy M05: Resmi Rilis di India

1 hari lalu

Ponsel Menengah Samsung Galaxy M05: Resmi Rilis di India

Ponsel menengah keluarga Samsung Galaxy M ini ditenagai oleh baterai berkapasitas 5000mAh yang mendukung pengisian cepat 25W.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

1 hari lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Genap Berusia 74 Tahun, Berikut Perjalanan Politik Narendra Modi Perdana Menteri India 3 Periode

2 hari lalu

Genap Berusia 74 Tahun, Berikut Perjalanan Politik Narendra Modi Perdana Menteri India 3 Periode

Perjalanan politik Narendra Modi, Perdana Menteri India yang berhasil mempertahankan kekuasaannya 3 periode.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Kerala India Meninggal karena Virus Nipah

3 hari lalu

Mahasiswa di Kerala India Meninggal karena Virus Nipah

Belum ada vaksin yang bisa mencegah infeksi akibat virus Nipah dan pengobatan untuk mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

4 hari lalu

Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

Penambahan kementerian di Kabinet Prabowo menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah kementerian terbanyak di dunia.

Baca Selengkapnya

5 Tempat Wisata di India yang Mirip Venesia, Swiss, hingga Kastil Unik di Eropa Timur

7 hari lalu

5 Tempat Wisata di India yang Mirip Venesia, Swiss, hingga Kastil Unik di Eropa Timur

Kalau belum ada kesempatan mengunjungi Eropa, bisa mengganti pilihan destinasi sementara ke India.

Baca Selengkapnya

Vivo T3 Ultra Hadir Bawa Smart-Aura Light yang Eksklusif, Harga sampai Rp 6 Jutaan

7 hari lalu

Vivo T3 Ultra Hadir Bawa Smart-Aura Light yang Eksklusif, Harga sampai Rp 6 Jutaan

Vivo meluncurkan anggota terbaru dalam seri vivo T3, yakni T3 Ultra.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Bulan Madu di India, dari Udaipur hingga Andaman

9 hari lalu

5 Destinasi Bulan Madu di India, dari Udaipur hingga Andaman

Tak hanya dikenal sebagai destinasi yang kaya dengan warisan budaya dan sejarah, India juga menawarkan beragam destinasi bulan madu untuk pasangan

Baca Selengkapnya

Kantor Berita ANI Gugat Netflix

9 hari lalu

Kantor Berita ANI Gugat Netflix

ANI melayangkan gugatan pada Netflix India karena menggunakan arsip rekaman video milik ANI tanpa izin.

Baca Selengkapnya