Setelah Keraton Agung Sejagat runtuh, kini publik dibuat heran dengan kemunculan Sunda Empire di Bandung. Foto dan video kegiatan kelompok itu telah tersebar di media sosial, salah satunya dalam akun Facebook Renny Khairani Miller. Kelompok itu mengklaim anggotanya berasal dari 54 negara bahkan mereka menyebut tatanan pemerintah di dunia akan berakhir pada 15 Agustus 2020. Kini, Pemerintah Kota Bandung melalui Kesbangpol tengah menelusuri terkait kelompok tersebut. Facebook/Renny Khairani Miller
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kota Bandung, Sony, mengatakan keberadaan Sunda Empire di Bandung telah ada sejak 2018.
"Jadi Sunda Empire itu kejadiannya 2018. Sudah ditangani dari Kodim. Jadi ini latah saja karena kejadian yang di Purworejo itu. Ini kejadian 2018 itu diramaikan lagi," kata Sony di Bandung, Jumat, 17 Januari 2020.
Menurut Sony, Sunda Empire tidak terdaftar sebagai organisasi masyarakat oleh Kesbangpol. Sehingga ia menyimpulkan "kerajaan" ini adalah perkumpulan yang ilegal.
ia mengatakan Kesbangpol bersama polisi dan TNI akan selalu mengawasi organisasi ilegal semacam Sunda Empire. "Aparat Kepolisian dan TNI yang pasti akan memantau terus pergerakan-pergerakan seperti itu," kata dia.
Sebelumnya, unggahan video tentang "Sunda Empire" sempat beredar pada Kamis, 16 Januari 2020 melalui media sosial. Salah satu video yang tersebar, berisi tentang sejumlah orang yang mengenakan atribut seperti seragam dan atribut militer lengkap dengan baret dan "tanda pangkat" Salah satu dari mereka ada yang berorasi tentang masa pemerintahan negara-negara yang akan berakhir pada 2020.
Kemunculan Sunda Empire ini ramai setelah sebelumnya mencuat Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah. Kepolisian Daerah Jawa Tengah telah menangkap suami istri yang menjadi pendiri keraton ini. Keduanya dibidik pasal penipuan.