Penempatan Teman Akmil Prabowo di Kemenhan Dianggap Layak

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Amirullah

Senin, 30 Desember 2019 09:03 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Amerika Serikat Untuk Indonesia Joseph R Donovan, Selasa, 12 November 2019, di kantor Kementerian Pertahanan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Foto: Kementerian Pertahanan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai langkah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang mengajak dua teman lamanya, Sjafrie Sjamsoedin dan Suryo Prabowo, menjadi staf khusus di Kemenhan sudah tepat. Khairul menegaskan kedua orang tersebut memiliki basis militer kuat yang sesuai dengan isu pertahanan.

"Dalam konteks Pak Sjafrie, saya kira beliau punya kompetensi yang lebih dari cukup untuk menjadi staf khusus menteri. Apalagi jika melihat riwayat jabatannya yang terakhir sebagai Wakil Menteri (Pertahanan pada 2014)," kata Khairul saat dihubungi Tempo, Ahad, 29 Desember 2019.

Sjafrie Sjamsoedin adalah kawan Prabowo sesama taruna Akabri Darat di Lembah Tidar Magelang. Sjafrie masuk pada 1971, sedangkan Prabowo setahun sebelumnya. Namun, Sjafrie dan Prabowo lulus berbarengan pada 1974.

Sedangkan Suryo Prabowo adalah alumni terbaik--peraih Bintang Adhi Makayasa dan Pedang Trisakti Wiratama--Akabri 1976. Suryo pernah berdinas di korps baret merah sebagai Kepala Zeni Kopassus. Ia adalah perwira zeni yang berkali-kali tugas di Timor Timur dan punya pengalaman lengkap selama bertugas. Sama dengan Sjafrie, Khairul juga menilai penunjukan Suryo tak terlalu bermasalah.

"Beliau punya kompetensi dan riwayat jabatan yang relevan untuk mengisi posisi di Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Sebagai mantan Kasum TNI, beliau tentu paham problematika dan kebutuhan dalam urusan industri pertahanan," kata Khairul.

Advertising
Advertising

Sjafrie maupun Suryo Prabowo merupakan pendukung Prabowo saat kampanye Pemilihan Presiden 2019 lalu. Saat Prabowo memutuskan bergabung bersama pemerintah dan ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pertahanan, Sjafrie dan Suryo ikut dibawa masuk. Sjafrie didapuk menjadi asisten khusus, sedangkan Suryo Prabowo ada di Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).

Khairul mengatakan penunjukan orang dekat ini memang menjadi praktik lazim dalam pengisian jabatan di Indonesia. Namun penunjukan Sjafrie dan Suryo terbilang tak bermasalah sama sekali, jika melihat latar belakang keduanya.

Namun, Khairul tetap mempertanyakan kepatutan dan potensi konflik kepentingan dari mereka, khususnya dari Suryo Prabowo. Ia menyebut selama ini Suryo sangat vokal dan kritis pada kebijakan-kebijakan pemerintah, terutama dalam urusan pertahanan negara.

"Ini tantangan tersendiri bagi Pak Suryo Prabowo. Karena bagaimanapun posisinya di KKIP tentu juga harus menyesuaikan dengan arah kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertahanan, kemandirian alutsista dan kerjasama-kerjasama industri," kata Khairul.

Berita terkait

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

3 jam lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya

Prabowo Hadiri Halalbihalal Bersama Pegawai Kemenhan, Ini Pesannya

5 jam lalu

Prabowo Hadiri Halalbihalal Bersama Pegawai Kemenhan, Ini Pesannya

Prabowo mengatakan misi pertahanan adalah misi yang sangat menentukan.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

6 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

6 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

6 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

7 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

7 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

7 jam lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

8 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Apa Kata Para Pengamat?

8 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Apa Kata Para Pengamat?

Beberapa pengamat memandang pembentukan Presidential Club yang direncanakan oleh Prabowo sebagai hal positif. Namun ada hal yang juga perlu diperhatikan.

Baca Selengkapnya