Soal Evaluasi Pilkada, Pengamat: Jangan Salah Diagnosis

Minggu, 24 November 2019 16:59 WIB

(Dari kiri) Anggota Komisi II DPR Zulfikar Arse Sadikin, pendiri Netgrit Hadar Nafis Gumay, Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta Humphrey Djemat, Direktur Indopolling Wempy Hadir, Direktur Eksekutif NCBI Juliaman Saragih, dan peneliti Formappi Lucius Karus dalam diskusi Quo Vadis Pilkada Langsung di kawasan Matraman, Jakarta Pusat, Ahad, 24 November 2019. TEMPO/Putri.

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Network for Democracy and Electoral Integritry (Netgrit) Hadar Nafis Gumay mengkritik rencana Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengevaluasi sistem pemilihan kepala daerah atau Pilkada secara langsung. Hadar mengakui pilkada langsung memang perlu dievaluasi, tetapi bukan pada sistemnya.

Menurut dia, evaluasi sistem pilkada langsung dan mengembalikannya ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bak dokter yang salah memberikan obat untuk pasien karena salah diagnosis.

"Jangan seperti dokter yang diagnosa menyimpulkan penyakit tapi keliru dan kemudian memberikan obat yang salah," kata Hadar dalam diskusi di kantor Formappi, Matraman, Jakarta Pusat, Ahad, 24 November 2019.

Menurut Hadar, masalah pilkada langsung lebih banyak pada proses pencalonan. Biaya tinggi seperti yang dilontarkan Mendagri Tito pun lebih banyak dihabiskan pada tahapan pencalonan ini.

"Saya khawatir ini lebih ke soal biaya yang dikeluarkan peserta, bukan biaya karena model pemilihan langsungnya," ujar mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum ini.

Advertising
Advertising

Hadar menilai proses pemilihan pilkada oleh DPRD pun akan menghabiskan biaya tinggi. Perputaran uang bisa tak terkendali akibat oligarki politik dan proses yang tertutup.

Hadar menyatakan setuju jika pilkada langsung dievaluasi. Namun, proses evaluasi pun harus berdasarkan kajian yang mendalam dan komprehensif. Beberapa hal yang perlu dibenahi, dia mencontohkan, ialah kewenangan lembaga-lembaga penyelenggara pemilu untuk menindak pelanggaran politik uang dan pembatasan uang yang dihabiskan para peserta pemilu.

"Kami setuju evaluasi yang mendalam dan komprehensif yang berdasakan kajian dan data, tapi jangan melompat dengan mengatakan ini karena sistem pemilihannya," ujarnya.

Polemik pilkada mencuat seiring pernyataan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang ingin mengevaluasi sistem pilkada langsung. Tito beralasan biaya politik yang tinggi dan permasalahan lainnya membuat sistem yang sudah berlangsung 20 tahun itu perlu dikaji ulang. Namun mantan Kapolri ini belum menjawab tegas apakah evaluasi itu berarti akan mengembalikan pilkada oleh DPRD.

"Lakukan riset akademik. Kami dari Kemendagri akan melakukan itu," kata Tito di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 6 November 2019.

Berita terkait

Hakim MK Beri Catatan Soal Sirekap Menjelang Pilkada Serentak: Memang Tidak Bisa Digunakan

16 jam lalu

Hakim MK Beri Catatan Soal Sirekap Menjelang Pilkada Serentak: Memang Tidak Bisa Digunakan

Hakim MK kembali menyinggung soal Sirekap yang digunakan dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

16 jam lalu

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

Presiden Jokowi menyiratkan langkah Kapolda Jateng Ahmad Luthfi untuk menjadi bakal calon Gubernur Jateng tidak ada kaitan dengannya.

Baca Selengkapnya

Cara Daftar PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024 serta Syaratnya

22 jam lalu

Cara Daftar PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024 serta Syaratnya

Gelaran Pilkada 2024 akan segera diselenggarakan. Berikut ini cara daftar PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024 beserta syaratnya.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingatkan Jaga Persaudaraan Kebangsaan Menjelang Pilkada 2024

1 hari lalu

Bamsoet Ingatkan Jaga Persaudaraan Kebangsaan Menjelang Pilkada 2024

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengingatkan kepada seluruh kader Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI - Polri (FKPPI), untuk menjaga persaudaraan kebangsaan dalam menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

1 hari lalu

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

PPP sodorkan Achmad Baidow mendampingi Khofifah Indar Parawansa yang maju untuk periode kedua Pilgub Jawa Timur. Begini sosoknya?

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

2 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

3 hari lalu

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

KPU RI meminta para peserta Pilkada serentak 2024 di Provinsi Bali agar menerapkan kampanye hijau. Apa itu kampanye hijau?

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

3 hari lalu

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

Teguh Prakosa memastikan bakal ikut serta dalam Pilkada 2024 sebagai calon wali kota Solo. Berikut rekam jejak pria yang sempat mendampingi Gibran.

Baca Selengkapnya

Bakal Calon Bupati Sragen Minta Dukungan Buruh untuk Maju di Pilkada 2024

3 hari lalu

Bakal Calon Bupati Sragen Minta Dukungan Buruh untuk Maju di Pilkada 2024

Putri mantan Bupati Sragen Untung Wiyono, Wina Sukowati, menggelar silaturahmi bersama Sahabat Buruh Sragen. MInta dukungan buat Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

4 hari lalu

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

Pengambilan formulir ke PKB, Nasdem, hingga PSI.

Baca Selengkapnya