Survei LSI: Gejala Mayoritas Ingin Diutamakan Menguat

Minggu, 3 November 2019 20:49 WIB

Moderator Ahmad Khoirul Umam, Sosiolog Universitas Indonesia Tamrin Amat Tomagota, Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodharwani, dan Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, saat acara rilis temuan survei LSI terkait modal dan tantangan kebebasan sipil, intoleransi, dan demokrasi, di pemerintahan Jokowi periode kedua, di Kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Ahad, 3 November 2019. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI) menemukan bahwa gejala mayoritarianisme terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia. Gejala ini juga dilihat dari semakin tingginya masyarakat yang ingin agar pemerintah mengutamakan islam dalam aspek berbangsa, bernegara, dan beragama.

"Mayoritarianisme adalah suatu pandangan, sikap bahwa mayoritas lah yang harus diutamakan. Minoritas harus ikut terhadap mayoritas," ujar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, saat merilis hasil survei di Kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Ahad, 3 November 2019.

Secara umum, saat responden yang berjumlah 1550 orang ditanya apakah kelompok minoritas (non muslim) harus mengikuti umat mayoritas (muslim), hasilnya adalah 48,6 persen tak sepakat. 37,2 persen sepakat dan 14,2 tak menjawab.

Djayadi mengatakan meski presentase yang menolak lebih tinggi, namun hasil tersebut tak dinilai dominan karena masih di bawah 50 persen. Sebaliknya, presentase yang menolak meski hanya 37,2 persen, namun menunjukan tren yang terus menanjak sejak 2016.

"Di sini yang tak setujunya meningkat, yang menyatakan setuju menurun. Itu artinya ada gejala mayoritarianisme di kalangan Islam," kata dia.

Advertising
Advertising

Dari hasil survei LSI, pada 2016, angka warga yang sepakat hanya 30,3 persen. Namun terus meningkat pada 2017 menjadi 34,4 persen, 2018 menjadi 34,3 persen, dan 2019 menjadi 37,2 persen.

Hasil ini kemudian ditegaskan lewat pertanyaan berikutnya, yakni apakah responden sepakat jika pemerintah mengutamakan agama islam dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. Hasilnya 60,1 persen responden setuju, 23 persen tak tak setuju, dan 7,3 persen sangat setuju. Hanya 0,9 yang menyatakan sangat tak setuju, dan 8,8 persen memilih tak menjawab.

"Biasanya gejala mayoritarianisme ini gejala yang melekat, banyak di mana mana kelompok mayoritas, bukan hanya di Indonesia. Tapi kalau tak dikelola dengan baik, itu bisa menimbulkan pergesekan. Itu jadi tantangan bagi pemerintah," kata Djayadi.

Berita terkait

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

13 hari lalu

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei menunjukkan MK mengalami tren peningkatan efek sidang sengketa hasil pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Survei LSI Usai Pemilu: 76,2 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi

13 hari lalu

Survei LSI Usai Pemilu: 76,2 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei LSI menunjukkan tingkat kepuasan kepada kinerja Presiden Jokowi berada di angka 76,2 persen.

Baca Selengkapnya

Survei LSI Sebut Mayoritas Pemilih Percaya Putusan KPU soal Hasil Pemilu 2024

13 hari lalu

Survei LSI Sebut Mayoritas Pemilih Percaya Putusan KPU soal Hasil Pemilu 2024

Mayoritas pemilih pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tidak percaya pada keputusan KPU

Baca Selengkapnya

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

13 hari lalu

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Pemilih Paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD tidak puas dengan penyelenggaraan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

47 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

13 Februari 2024

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

Ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, disusul kelompok penyandang disabilitas.

Baca Selengkapnya

Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

24 Januari 2024

Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

Para ibu diminta tak menyamakan alergi dan intoleransi pada anak karena meski mirip, keduanya berbeda, agar anak tidak kurang gizi.

Baca Selengkapnya

Catatan Akhir Tahun 2023, P2G Minta Kemendikbud Segera Atasi Tiga Dosa Pendidikan

1 Januari 2024

Catatan Akhir Tahun 2023, P2G Minta Kemendikbud Segera Atasi Tiga Dosa Pendidikan

Ada tiga dosa pendidikan yang perlu segera ditangani dan dituntaskan oleh Kemendikbud.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Setidaknya 5 Alasan Orang Menjadi Golput, Tidak Melulu Soal Tak Cocok Kandidat Capres-Cawapres

3 November 2023

Setidaknya 5 Alasan Orang Menjadi Golput, Tidak Melulu Soal Tak Cocok Kandidat Capres-Cawapres

Puluhan juta orang menjadi Golput pada Pemilu 2019. Alasannya tenyata tak melulu karena sebagai bentuk protes terhadap perpolitikan.

Baca Selengkapnya