Aktivis Aliansi Kebangsaan Mulai Diperiksa Sebagai Terlapor
Reporter
Editor
Kamis, 19 Juni 2008 18:59 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Penyidik Polda Metro Jaya mulai memeriksa aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan sebagai terlapor. Kubu Munarman melaporkan Aliansi dengan sejumlah tuduhan pelanggaran pidana.Laporan FPI ditangani di Unit II Satuan Kejahatan Dengan Kekerasan. Sejak pagi hingga sore, penyidik memeriksa Tri Agus Siswowihardjo, seksi acara aksi Aliansi 1 Juni lalu di Monas."Saya ditanyai 10 pertanyaan mengenai perizinan aksi, belum menjurus ke pencemaran nama baik," kata Tri Agus usai pemeriksaan, Kamis (19/6) petang.Dalam pemeriksaan, Tri Agus menyampaikan bahwa aksi Aliansi sudah melalui prosedur resmi. Dia datang sendiri ke Polda pada 28 April untuk memberitahu rencana kegiatan. Pihak kepolisian kemudian menghubunginya untuk memberitahu banyaknya aksi pada 1 Juni, termasuk keikutsertaan Hizbut Tahrir Indonesia terkait isu kenaikan harga BBM."Saya dengar isu HTI selalu damai," kata Tri Agus mengenai alasan aksi tetap berlangsung. Polisi tak memberitahunya akan rencana kedatangan massa FPI ke Monas.Pada 30 April, Tri dan perencana aksi lainnya memutuskan menerima masukan polisi. "Kami hanya kumpul di Monas, untuk bergerak ke Bunderan HI," ujarnya. "Ini bukti bahwa tidak benar kalau ada yang mengatakan kita tidak mendengar masukan polisi."Pada 1 Juni itu, belum sempat semua aktivis Aliansi berkumpul, mereka sudah keburu diserang massa Komando Laskar Islam pimpinan Munarman."Dari tiga yang dipanggil, baru satu yang memenuhi pemanggilan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Carlo Brix Tewu. Selain Tri Agus, polisi sudah mengirim surat panggilan kepada aktivis LBH Jakarta Febi Yonesta dan koordinator aksi Anick H Tohari.Ketiganya dilaporkan oleh Komando Laskar Islam pada 3 Juni lalu, dengan tuduhan pelanggaran pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik, 311 KUHP soal penistaan (fitnah), 335 KUHP mengenai pencemaran nama baik dan pelanggaran UU Darurat terkait aktivis yang membawa pistol.Ibnu Rusydi