DPR Anggap Menkumham Beri Informasi Tak Utuh ke Jokowi soal RKUHP

Editor

Purwanto

Selasa, 24 September 2019 11:07 WIB

YLBHI menyatakan bahwa adanya undang-undang karet pada RKUHP yang berpotensi memunculkan penyimpangan tafsir.

TEMPO.CO, Jakarta-Wakil Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Erma Suryani Ranik menilai ada miskomunikasi antara Presiden Joko Widodo dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly terkait Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP). Erma menilai Yasonna tak menginformasikan dengan jelas kepada Jokowi ihwal pasal-pasal yang kontroversial di RKUHP.

"Kritik saya satu, saya melihat ini Menteri Hukum dan HAM ini tidak meng-update secara detail pasal-pasal terkait RKUHP kepada Presiden. Saya melihatnya stuck-nya di situ," kata Erma di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 24 September 2019.

Erma mengatakan fraksi-fraksi dan panitia kerja pemerintah sebenarnya sudah jelas dan sepakat terkait pasal-pasal yang ada di RKUHP. Namun dia menilai informasi yang sampai ke Jokowi tidak utuh.

Menurut dia, informasi sepotong-sepotong ini yang kemudian membuat Jokowi tak nyaman. Misalnya terkait pasal penghinaan kepada presiden/wakil presiden, Erma memahami Jokowi risau karena dianggap tak mau dikritik.

"Saya memahami kalau presiden enggak nyaman. Kok kesannya minta enggak boleh dikritik," kata dia.

Advertising
Advertising

Dalam pertemuan di Istana Merdeka kemarin, Jokowi menyatakan tak masalah jika pasal penghinaan presiden dihapus. Namun pimpinan DPR dan pimpinan Komisi III yang hadir, kata Erma, menyatakan bahwa pasal itu dibuat bukan untuk Jokowi saja.

Jokowi juga meminta RKUHP ditunda pengesahannya. Menurut Menkumham Yasonna kemarin, pemerintah akan meminta waktu penundaan untuk sosialisasi kepada publik dan mengkaji sejumlah pasal. Sikap itu akan disampaikan Yasonna dalam rapat paripurna DPR hari ini.

"Kami kan meminta, kan begitu ceritanya. Tapi kan harus dikatakan di paripurna. Nah besok kami lobi, jadi harus ada forum lobi," ujar Yasonna di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 23 September 2019.

Yasonna juga menjelaskan perbedaan pandangan antara Presiden dan DPR mengenai RKUHP itu.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

5 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

5 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

5 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

5 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

6 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

6 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

6 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

7 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

10 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

10 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya