Jatam: Ada Lahan Milik Adik Prabowo di Penajam Kalimantan Timur

Selasa, 27 Agustus 2019 14:10 WIB

Sejumlah organisasi masyarakat sipil melakukan aksi di depan pagar utama Kantor Kementerian ESDM, Jl Medan Merdeka, Jakarta, Selasa, 29 Mei 2019. Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Merah Johansyah mengatakan, aksi ini dilakukan agar kementerian mengevaluasi kembali arah industrialisasi pertambangan yang saat ini menjadi tumpuan sumber pendapatan negara. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis lingkungan mengungkap adanya lahan-lahan konsesi pertambangan dan perkebunan di seputar kawasan yang akan dijadikan Ibu Kota baru di Kalimantan Timur.

Menurut Koordinator Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam Nasional, Merah Johansyah, oligarki industri tambang dan perkebunan menguasai mayoritas kawasan Kalimantan Timur. Daratan Kalimantan Timur seluas 12,7 juta hektare dikuasai konsesi tambang sebesar 43 persen dan perkebunan 29 persen.

Adapun terkait dengan lokasi ibu kota baru, Jatam mencatat perusahaan yang bercokol di dua kabupaten pilihan Presiden Joko Widodo, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, terdapat 1.190 izin usaha pertambangan.

Dari jumlah izin tersebut yang diterbitkan pemerintah Kalimantan Timur sebanyak 625 izin berada di Kutai Kartanegara. Izin tambang itu di Kecamatan Samboja dan Bukit Soeharto.

Dua lokasi itu digadang jadi calon wilayah ibu kota baru. “PT Singlurus Pratama sebagai perusahaan tambang terbesar di Samboja akan sangat diuntungkan,” kata Merah.

Singlurus Pratama merupakan pemegang Perjanjian Karya Pertambangan Batu Bara (PKP2B) seluas 24.760 hektare.

Advertising
Advertising

Demikian pula kawasan Penajam yang turut jadi bagian ibu kota. Kabupaten termuda di Kaltim ini merupakan lokasi konsesi PT ITCI Hutani Manunggal IKU dan PT ITCI Kartika Utama. Perusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan hak pengusahaan hutan (HPH) milik pengusaha Hashim Djojohadikusumo yang merupakan adik Prabowo Subianto.

“Lokasinya berada di Kecamatan Sepaku Penajam,” kata Merah.

Prabowo sempat berkompetisi sengit melawan Jokowi di Pilpres 2019 Presiden pada April lalu. Merah mencium adanya aroma kongkalikong politik yang melatari pemindahan ibu kota tersebut.

Dalam kaca mata Jatam, menurut Merah, pemerintah semestinya turut mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Ia meminta proses keputusan lokasi ibu kota baru ditentukan lewat mekanisme pengumpulan jejak pendapat masyarakat Kalimantan Timur.

Apalagi, kata Merah, kebijakan ini diyakini membawa masalah beban lingkungan serta budaya lokal. Termasuk pula eksodus lebih dari 1 juta warga dari Jakarta yang mengancam ruang hidup warga setempat. “Hak warga untuk menyampaikan pendapat jelas diingkari dan bisa disebut sebagai kediktatoran presiden,” paparnya.

Kekhawatiran lainnya, yaitu soal masa depan nelayan di Kalimantan Timur menjadi perhatian aktivis lingkungan. Berdasarkan kajian Pusat Data dan Informasi Kiara, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur dikhawatirkan berdampak perumusan aturan zona wilayah pesisir dan pulau kecil di Teluk Balikpapan.

“Perumusan zonasi wilayah pesisir ini nantinya malah diperuntukkan pembangunan ibu kota dan industri tambang,” kata Sekretaris Jenderal Kiara, Susan Herawati.

Berita terkait

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

56 menit lalu

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

Politikus PDIP, Guntur Romli, mengatakan pilihan Ganjar Pranowo yang mutuskan jadi oposisi pemerintahan Prabowo bukan sikap resmi partainya.

Baca Selengkapnya

Gibran Ungkap Adanya Pembahasan Soal Kementerian Makan Siang Gratis

1 jam lalu

Gibran Ungkap Adanya Pembahasan Soal Kementerian Makan Siang Gratis

Gibran mengungkapkan bahwa pihaknya sempat membahas soal adanya kementerian yang mengurus makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

2 jam lalu

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

Deputi Bappenas memastikan program makan siang gratis akan mulai berjalan mulai tahun 2025 dengan bujet Rp 20 ribuan per anak.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

2 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

Pernyataan Luhut disebut kontra dengan narasi rekonsiliasi dan gotong royong membangun Indonesia yang terus digaungkan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

3 jam lalu

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

Presiden Jokowi akan meminta Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menggarap tambak mangkrak di Pantura sekitar 78.000 hektare.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

3 jam lalu

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

Menurut pakar, Prabowo lebih baik menggunakan Wantimpres ketimbang menghidupkan kembali Dewan Pertimbangan Agung.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

3 jam lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

3 jam lalu

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

Masyarakat menunggu bentukan kabinet Prabowo-Gibran. Bagaimana aturan pembentukan dan di pasal mana menteri tak boleh rangkap jabatan?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 26 Menteri Cukup dalam Kabinet: Banyak Kementerian Saling Tabrak

3 jam lalu

Pakar Sebut 26 Menteri Cukup dalam Kabinet: Banyak Kementerian Saling Tabrak

Dalam Kajian Pusat Studi Konstitusi Unand, Feri Amsari menyatakan Indonesia hanya membutuhkan 26 menteri.

Baca Selengkapnya