Kepala Suku Ikut Redam Kerusuhan Manokwari
Reporter
Egi Adyatama
Editor
Purwanto
Senin, 19 Agustus 2019 13:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Lembaga Masyarakat Adat Tanah Papua, Lenis Kagoya mengatakan telah berkomunikasi dengan kepala suku setempat di Papua, terkait kerusuhan yang terjadi di Manokwari. Kerusuhan pecah setelah adanya insiden rasial dan diskriminatif terhadap sejumlah mahasiswa yang terjadi di Surabaya.
"Kami sudah berkoordinasi dengan kepala suku. Mereka sudah masuk ke kampung. Saya sudah arahkan tokoh agama, tokoh gereja, dan mudah-mudahan tidak terjadi masalah lagi," kata Lenis saat ditemui di kawasan Jakarta Barat, Senin, 19 Agustus 2019.
Lenis mengatakan para kepala suku telah diarahkan agar membawa sukunya untuk tak melakukan perlawanan. Mereka juga diarahkan agar tak membawa senjata. "Walaupun ada kemarahan, pikir baik-baik kemarahan bisa dikendalikan," kata Lenis.
Lenis mengatakan dalam adat Papua, setiap aksi perang, harus dengan seizin dari kepala suku. Karena itu, ia meyakini kerusuhan bisa diredam jika kepala suku juga menahan warganya untuk tak melakukan perusakan.
"Biasa mereka perang, (kalau) saya turun, baru saya didengar," kata Lenis.
Lenis menyayangkan terjadinya insiden pengusiran dan penangkapan 42 mahasiswa di Surabaya pada hari kemerdekaan lalu. Tak hanya ditangkap, mahasiswa itu juga dikabarkan menerima ucapan berbau rasial dan diskriminatif.
Insiden ini dikabarkan terjadi karena adanya kesalahpahaman terkait bendera Merah Putih yang jatuh, sehari sebelum kejadian. Meski para mahasiswa telah dibebaskan pada 17 Agustus malam, namun insiden ini telah memicu kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, pagi ini.