Ijtima Ulama Serukan NKRI Bersyariah, PPP: Boleh Lewat Legislasi

Selasa, 6 Agustus 2019 19:15 WIB

Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani saat ditemui usai acara pembukaan Mukernas PPP di Hotel Ledian, Serang, Banten pada Jumat, 19 Juli 2019. Dewi Nurita/TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta-Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani menanggapi seruan yang dilontarkan Ijtima Ulama IV ihwal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bersyariah. Menurut Arsul, keinginan itu sah-saja bila dimaknai sebagai upaya memperjuangkan berlakunya syariat Islam melalui proses legislasi.

"PPP sebagai partai Islam kan juga dari dulu memperjuangkan itu dan menjaga legislasi kita agar tidak bertentangan dengan ajaran Islam," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 6 Agustus 2019.

Arsul mencontohkan, PPP dulu berupaya agar Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tak bertentangan dengan Islam. Arsul juga menyinggung bagaimana pemerintahan Soeharto perlahan mulai terbuka dalam mengadaptasi produk aturan yang mendukung umat Islam.

Kendati tak bersifat syariah, kata dia, mulai banyak aturan yang memudahkan masyarakat Islam menjalankan agamanya. Misalnya Undang-undang tentang wakaf, UU tentang haji, dan UU tentang perbankan syariah.

"Itu kan hakikatnya implementasi syariat Islam ke dalam sistem legislasi nasional kita. Sepanjang dilakukan dalam cara itu, ya, sah-sah saja," kata mantan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu.

Arsul berujar yang tak boleh dilakukan adalah upaya menerapkan syariah Islam di ruang publik dan bidang nonperdata dengan cara-cara di luar sistem hukum. Dia mencontohkan isu terkait minuman keras dan alkohol.

Arsul mewanti-wanti, perjuangan melawan minuman keras dan alkohol tak boleh dilakukan menggunakan kekerasan atau bertindak seakan penegak hukum. Selama ini, Arsul mencontohkan, PPP berusaha memperjuangkan undang-undang pelarangan minol di Dewan Perwakilan Rakyat. "Yang tidak boleh adalah menerapkan syariat di ruang publik keluar dari sistem hukum kita. Kalau sesuai sistem hukum, ya, tidak apa-apa. Jadi harus dimaknai seperti itu," ujarnya.

Ijtima Ulama IV yang digelar di Sentul merekomendasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI Syariah berdasarkan Pancasila. Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Yusuf Muhammad Martak mengatakan syariat Islam termaktub dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-undang Dasar 1945.

"Dengan prinsip ayat suci di atas ayat konstitusi agar diimplementasikan dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara," kata Yusuf Martak di Hotel di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin, 5 Agustus 2019.

Rekomendasi yang dibacakan Yusuf Martak merupakan bagian dari 8 poin yang dihasilkan dalam acara Ijtima Ulama itu. Menurut Yusuf sesungguhnya semua ulama ahlusunnah waljamaah telah sepakat penerapan syariah dan penegakan khilafah serta amar maruf nahi munkar adalah kewajiban agama Islam.

Ihwal khilafah ini, Arsul mengatakan boleh saja menjadi bahan diskusi. Namun dia menegaskan bahwa UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah menjadi pedoman dan ideologi yang final bagi bangsa Indonesia.

"Kalau (khilafah) itu sebagai gerakan untuk mengganti empat konsensus bernegara tadi, itu jadi pelanggaran hukum pidana yang ada ancaman hukumannya di KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana)," kata Arsul.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | FIKRI ARIGI

Berita terkait

PAN Cabut Gugatan Sengketa Pileg dengan PPP di MK

2 jam lalu

PAN Cabut Gugatan Sengketa Pileg dengan PPP di MK

Keputusan PAN mencabut gugatan PHPU pileg dengan PPP di MK. Diketahui, permohonan tersebut telah ditandatangani Ketum PAN Zulkifli Hasan.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

5 jam lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, PPP Sebut Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Tiga Dapil Sumut

10 jam lalu

Sidang Sengketa Pileg, PPP Sebut Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Tiga Dapil Sumut

PPP mengklaim adanya ribuan perpindahan suara ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III.

Baca Selengkapnya

Alasan PPP Cabut Gugatan soal 3.793 Suara Berpindah ke PAN dan Gerindra

1 hari lalu

Alasan PPP Cabut Gugatan soal 3.793 Suara Berpindah ke PAN dan Gerindra

PPP mencabut dalil dalam permohonan sengketa pileg soal perpindahan ribuan suara mereka ke PAN dan Gerindra. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg

2 hari lalu

Sengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg

Mahkamah Konstitusi mulai menyidangkan 297 sengketa pemilu legislatif diiantaranya gugatan PPP dan caleg.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: PKB Tetapkan Syarat Ini untuk Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

2 hari lalu

Pilkada 2024: PKB Tetapkan Syarat Ini untuk Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

PKB Jakarta sedang menyiapkan infrastruktur partai untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

2 hari lalu

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

Posisi Risma sebagai kader PDIP dinilai mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah di Pilkada Jatim.

Baca Selengkapnya

PPP Minta Dukungan PKB di Sidang Sengketa Pileg, Muhaimin Siapkan Ini

2 hari lalu

PPP Minta Dukungan PKB di Sidang Sengketa Pileg, Muhaimin Siapkan Ini

PPP menyatakan gugatan sengketa Pileg 2024 dilayangkan karena menilai ada kesalahan pencatatan suara di KPU.

Baca Selengkapnya

PKB Klaim Tak Minta Jatah Kursi Menteri Jika Gabung Pemerintahan Prabowo

2 hari lalu

PKB Klaim Tak Minta Jatah Kursi Menteri Jika Gabung Pemerintahan Prabowo

PKB mengklaim tak minta jatah kursi menteri jika kelak bergabung dengan pemerintahan Prabowo. Soal menteri, kata PKB adalah hak prerogatif presiden.

Baca Selengkapnya

PPP Akui Rencana Pertemuan dengan Prabowo dalam Waktu Dekat

2 hari lalu

PPP Akui Rencana Pertemuan dengan Prabowo dalam Waktu Dekat

PPP mengkonfirmasi pihaknya akan menemui Prabowo Subianto usai pilpres 2024 selesai. Namun PPP menegaskan arah politiknya akan dibahas dalam Rapimnas.

Baca Selengkapnya