Pemerintah Diminta Tak Khawatir Pulangkan Eks Pendukung ISIS

Rabu, 10 Juli 2019 10:13 WIB

Ratusan mantan kombatan Negara Islam Irak dan Suriah asal Indonesia dan keluarganya terlunta-tunta di penjara dan kamp pengungsian. Wartawan Tempo menemui mereka dan menembus Raqqah, Suriah, ibu kota ISIS yang kini porak-poranda.

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya, mengatakan pemerintah tidak perlu khawatir untuk memulangkan warga negara Indonesia bekas pendukung ISIS yang kini tertahan di Suriah. Menurut dia, memulangkan dan mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat menjadi tantangan yang harus diselesaikan.

Baca: BNPT Usul Bentuk Satgas Pemulangan WNI Eks Anggota ISIS

"Pemerintah dengan seluruh instrumen terkait yang dimiliki tidak perlu khawatir berlebihan, justru ini adalah tantangan yang harus dituntaskan," kata Harits saat dihubungi Tempo, Rabu, 10 Juli 2019. Namun, Harits menjelaskan, jika pemerintah gagal mengintegrasikan pendukung ISIS yang kembali ke Indonesia, hal ini bisa berakibat fatal. "Akan menjadi bom waktu di masa mendatang," ucapnya.

Harits menuturkan ada dua hal penting yang harus dicermati agar proses integrasi berjalan lancar. Pertama, pendekatan yang tepat. Kedua, penerimaan dari masyarakat.

Ia berujar WNI yang ada di Suriah saat ini mayoritas anak-anak dan perempuan. Selain itu, sudah ada pergeseran pola pikir di dalam diri pendukung ISIS ini yang menyadari bahwa pilihan ideologi dan politik mereka sebelumnya problematik.

Karena itu, menurut dia, pemerintah bisa mendekati para pendukung ISIS yang pola pikirnya sudah berubah itu. "Ini perlu pendekatan dialogis dan dari hati ke hati kepada mereka oleh pihak terkait atau subyek yang mumpuni akan hal tersebut," ujar Harits.

Tugas lain yang harus dilakukan pemerintah sekembalinya mereka ke Indonesia, kata Harits, adalah mengajak masyarakat untuk peduli terhadap pendukung ISIS yang kembali ini. "Pihak terkait perlu menuntun publik untuk memiliki mindset yang konstruktif atas langkah pemerintah di atas," tuturnya.

Sebelumnya, Majalah Tempo edisi15 Juni 2019 mengungkapkan ratusan WNI bekas pendukung ISIS terkatung-katung di Suriah. Kepada Tempo, mereka meminta pemerintah Indonesia mau memulangkannya. Otoritas Kurdi bersedia memulangkan mereka asal ada permintaan resmi dari pemerintah Indonesia.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah berkenan mengembalikan mereka ke Indonesia asal berjanji untuk setia pada Pancasila dan NKRI.

Baca: Pendukung ISIS Minta Pulang ke Indonesia, Ini Jawaban Ryamizard

Sedangkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Suhardi Alius berpendapat tidak ada salahnya memberikan kesempatan kedua kepada anak-anak simpatisan ISIS yang ingin kembali ke Indonesia.

Berita terkait

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 jam lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

2 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

7 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

13 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

13 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

16 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya