Komnas HAM: Mudah Cari Pelaku Penyiraman Air Keras Novel Baswedan

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 9 Juli 2019 13:57 WIB

Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memberikan keterangan pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat 26 April 2019. Organisasi hak asasi manusia Amnesty International menyatakan siap membawa isu tentang penyiraman air keras terhadap penyidik KPK ke ranah internasional misalnya pada kongres parlemen di Amerika Serikat. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menganggap pengungkapan pelaku lapangan dalam teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sebenarnya mudah. Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, keberadaan empat orang mencurigakan di sekitar rumah Novel sebelum kejadian dapat menjadi pintu masuk untuk mengungkap kasus ini.

Baca juga: Jokowi Didesak Bentuk TGPF Independen Kasus Novel Baswedan

“Karena gampang kok, keberadaan orang asing dalam beberapa hari di tempat kejadian itu aneh, orang-orang itu tidak semestinya berada di sana,” kata Anam di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2019.

Menurut Anam, komisi telah bertemu dengan Tim Gabungan kasus Novel bentukan polri sekitar 3 bulan lalu. Dalam pertemuan itu, tim menyampaikan mendapatkan informasi yang signifikan soal pelaku teror terhadap Novel. Temuan tim, kata dia, sama dengan yang ditemukan oleh Tim Pemantauan Komnas HAM dalam kasus Novel Baswedan. Menurut dia, informasi itu bahkan membuka peluang untuk mengungkap aktor intelektual di balik kasus ini. “Empat orang tersebut jejaknya sudah semakin terang dan bisa naik ke atas,” kata dia.

Menurut penelusuran Majalah Tempo, mereka yang diduga berada di sekitar rumah Novel sebelum kejadian adalah Ahmad Lestaluhu, Mukhlis Ohorella, dan Muhammad Hasan Hunusalela. Ketiganya diduga berprofesi sebagai mata elang alias penagih utang. Mereka berasal dari Kampung Lama, Tulehu, Maluku Tengah.

Advertising
Advertising

Mukhlis sempat tertangkap kamera saat berada di sekitar rumah Novel beberapa pekan sebelum penyiraman air keras. Saat itu, Mukhlis mengendarai sepeda motor Honda putih milik Yusmin. Hasil penyelidikan polisi saat itu, mereka berada di sekitar rumah Novel lantaran sebagai penagih utang.

Anggota tim gabungan kasus Novel, Hendardi mengatakan pihaknya sudah memeriksa satu persatu alibi beberapa orang yang diduga sebgai mata elang itu. “Mereka punya alibi masing-masing, kami tidak percaya dengan alibi itu dan melakukan penyelidikan ulang, bahkan melebar ke saksi lain,” kata Hendardi.

Menurut dia, tim gabungan sudah merampungkan penyelidikan namun belum bisa mengungkap ke publik. Tim berencana melaporkan hasil itu kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian. “Nanti kapolri akan menindaklanjuti rekomendasi dan mengumumkannya,” kata dia.

Kendati begitu, Hendardi mengatakan tim kesulitan membongkar pelaku teror kepada Novel Baswedan. Tim, kata dia, menghadapi sejumlah kendala untuk membongkar kasus ini. “Tidak mudah menyelidiki kasus ini, kalau orang bilang mudah, tolong kasih petunjuk ke kami,” kata Hendardi.

Baca juga: Harapan KPK Setelah Masa Tugas TGPF Novel Baswedan Berakhir

Anam mengatakan Tim Pemantauan Komnas HAM sudah memberikan informasi yang menurutnya cukup kepada tim gabungan. Temuan Tim Pemantauan Komnas HAM yang diberikan kepada Polri, kata dia, bisa dipakai untuk menemukan aktor intelektual teror ini. “Temuan Komnas HAM sendiri itu sesuatu yang memungkinkan sampai level intelektualnya,” ujar Anam.

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

1 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

3 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

3 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

8 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

11 hari lalu

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

Tol Cikampek Kilometer atau KM 50-an kembali menjadi lokasi tragedi. Sebuah kecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik lalu

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

13 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Begini Kata Komnas HAM Soal OPM dan Kekerasan di Papua

14 hari lalu

Begini Kata Komnas HAM Soal OPM dan Kekerasan di Papua

Apa kata Komnas HAM soal OPM?

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi atas Keputusan TNI Kembali Pakai Istilah OPM

15 hari lalu

Ragam Reaksi atas Keputusan TNI Kembali Pakai Istilah OPM

Penggantian terminologi KKB menjadi OPM dinilai justru bisa membuat masalah baru di Papua.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

15 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Begini Respons Komnas HAM soal Perubahan Istilah KKB Jadi OPM

15 hari lalu

Begini Respons Komnas HAM soal Perubahan Istilah KKB Jadi OPM

Komnas HAM perlu mempelajari implikasi dari kebijakan pemerintah dengan perubahan penyebutan dari KKB menjadi OPM.

Baca Selengkapnya