Polri Selidiki Potensi Personel Tak Bertugas Menembak pada 22 Mei

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Amirullah

Jumat, 14 Juni 2019 06:46 WIB

Polisi mengamankan pendemo yang rusuh di Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. Kerusuhan ini terjadi setelah kedatangan massa ke Bawaslu setelah pendemo dalam aksi damai pulang. ANTARA/Sigid Kurniawan.

TEMPO.CO, Jakarta - Polri menyatakan masih menyelediki tewasnya sejumlah orang dengan luka tembak pada kerusuhan 22 Mei 2019. Polri menyatakan ikut menyelidiki kemungkinan personel polisi yang sedang tidak bertugas menjaga aksi demonstrasi melepaskan tembakan.

Baca: Polri Bantah Sebut Kivlan Zen Dalang Kerusuhan 22 Mei

"Bisa saja dari petugas, tapi tolong dipahami, jangan ambil celah dari pembicaraan saya ini, bisa saja dari petugas, petugas itu bukan dari personel pengamanan (demo)," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2019.

Iqbal mengatakan bisa jadi petugas yang tak menjaga aksi demo melepaskan tembakan saat massa menyerang asrama Brigade Mobil di Petamburan, Jakarta Barat, pada 22 Mei 2019 dini hari. Kepolisian sebelumnya menyatakan personel yang mengamankan demo tak dibekali peluru tajam.

Serangan ke asrama Brimob terjadi ketika personel polisi bertameng memukul mundur massa yang rusuh dari kawasan Kantor Badan Pengawas Pemilu ke arah Tanah Abang. Menurut kepolisian, di saat hampir bersamaan datang ratusan massa berbeda yang langsung menyerang asrama Brimob. Akibat serangan itu, puluhan mobil dinas polisi dan milik warga rusak serta hangus terbakar. Kepolisian menduga massa menyerang asrama untuk membobol gudang senjata milik polisi.

Advertising
Advertising

"Bisa saja petugas yang diserang, dijarah, dibakar, kan ada asrama Petamburan, ada instalasi polisi yang diserang, kan bisa saja untuk (melindungi) anak-anaknya, istrinya. Itu sedang kami dalami," kata Iqbal.

Dugaan jatuhnya korban tewas pada serangan itu juga diungkapkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Dia menduga jatuhnya korban tewas terjadi saat massa menyerang asrama Brimob. "Saya pribadi kalau rumah saya diserang dengan senjata mematikan, pasti saya akan bela diri," ujar dia 5 Juni 2019.

Di luar dugaan itu, Iqbal mengatakan masih ada kemungkinan lain yang menyebabkan jatuhnya korban. Sebab, jauh hari sebelum kerusuhan pecah, kepolisian menemukan indikasi adanya pihak yang ingin menciptakan martir saat kerusuhan.

Baca: Komnas HAM Soal TGPF Kerusuhan 22 Mei: Itu Kewenangan Presiden

Indikasinya adalah Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menangkap sejumlah terduga teroris yang ingin melakukan aksi pada demo 21 dan 22 Mei. Selain itu, kepolisian juga menangkap dua kelompok berbeda yang telah menyiapkan senjata api untuk digunakan pada demonstrasi 22 Mei. Dia mengatakan kepolisian masih mengusut dugaan adanya pihak lain yang ingin memanfaatkan momentum demonstrasi untuk menciptakan kerusuhan. "Mungkin saja ada pihak lain yang belum sempat kami gagalkan," kata Iqbal.

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

10 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

11 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

23 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya