Langkah Jokowi Lima Tahun ke Depan dan Usulan Kabinet Zaken

Selasa, 11 Juni 2019 06:42 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Cawapres nomor urut 01 Maruf Amin (kanan) saat halalbihalal di Istana Negara, Jakarta, Rabu 5 Juni 2019. Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla menggelar halalbihalal Idufitri 1 Syawal 1440 Hijriah di Istana Negara yang terbuka bagi masyarakat umum maupun pejabat negara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Meski calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dengan Ma'ruf Amin belum resmi ditetapkan sebagai pemenang dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019, sejumlah partai pengusung sudah lantang meminta jatah menteri. Setidaknya ada tiga partai yang sudah terang-terangan meminta jatah.

Baca: Jokowi Didorong Bentuk Kabinet Zaken, LIPI Jelaskan Plus Minus

Meski partai gencar meminta jatah menteri, menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, pada periode kedua ini Jokowi akan lebih otonom menentukan menterinya. Alasannya, selain dibantu parpol, kemenangan Jokowi juga banyak dibantu relawan, periode kedua ini Jokowi ditengarai akan all out membuktikan semua janji politiknya.

"Untuk itu, dia tentu akan memilih menteri yang full power merealisasikan keinginannya, bukan menteri yang malah menjadi benalu pembangunan ke depan. Karena itu, Jokowi tak mungkin lagi didikte partai-partai pengusungnya," ujar Adi Prayitno saat dihubungi Tempo pada Senin, 10 Juni 2019.

Jokowi sempat menyinggung soal bagaimana kebijakan yang akan diambil untuk pemerintahan berikutnya saat menghadiri pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2019 di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis, 9 Mei 2019. Ia menegaskan, lima tahun ke depan dirinya tidak memiliki beban karena tak bisa lagi maju sebagai calon presiden.

“Lima tahun ke depan, mohon maaf, saya sudah enggak ada beban. Saya sudah enggak bisa nyalonkan lagi. Jadi apa pun yang paling baik, terbaik untuk negara akan saya lakukan," ucap Jokowi.

Baca: Usulan Kabinet Zaken, Golkar Klaim Punya Banyak Ahli

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Jokowi juga telah menerima saran dari Ahmad Syafii Maarif, Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP). Buya Syafii, biasa dia disapa, menyampaikan saran kepada Jokowi agar pada periode kedua nanti menerapkan kabinet zaken. “Kabinet yang terdiri dari orang-orang ahli,” ujar Syafii Maarif seusai menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Mei 2019.

Lalu, apa itu kabinet zaken? Bagaimana pembentukan kabinet zaken dalam garis waktu sejarah politik di nusantara?

Adapun secara sederhana, kabinet zaken bisa diartikan sebagai sebuah kabinet dalam pemerintahan yang diisi oleh orang yang memiliki keahlian dan kapasitas dalam masing-masing bidang. Artinya, setiap pos pemerintahan dalam struktur kabinet diisi oleh orang yang memiliki latar belakang kompetensi bukan sebatas berafiliasi partai pendukung.

Jika merujuk sejarah, pembentukan kabinet zaken pernah disusun saat Indonesia menjalankan praktik demokrasi parlementer atau yang juga dikenal sebagai masa demokrasi liberal pada 1950-1959. Dari tujuh kabinet yang dibentuk dalam masa itu, setidaknya tiga kabinet zaken yang berhasil dibentuk.

Ketiganya adalah Kabinet Natsir, Kabinet Wilopo dan Kabinet Djuanda. Meski berhasil disusun, sejarah mencatat pembentuk kabinet zaken bukan perkara mudah. Rata-rata usia kabinet zaken hanya berlangsung satu tahun. Selain itu, kondisi politik yang tidak stabil dan sejumlah pemberontakan juga ikut mempengaruhi kondisi kabinet zaken.

Baca: Buya Syafii Maarif Sarankan Jokowi Bentuk Zaken Kabinet

Meski sebentar, susunan kabinet-kabinet tersebut berhasil melambungkan sejumlah nama menteri yang kinerjanya diakui mumpuni. Misalnya Soenarjo, Johannes Leimena, Prijono, sampai dengan A.M Hanafi yang mahir dalam memainkan lobi-lobi di pentas internasional.

DEWI NURITA | DIAS PRASONGKO | BERBAGAI SUMBER

Berita terkait

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

9 menit lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

18 menit lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

41 menit lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

51 menit lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

57 menit lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

1 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

2 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

4 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

5 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

5 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya