Dosen UGM: Politik Identitas Membahayakan Persatuan Bangsa

Senin, 22 April 2019 21:50 WIB

Warga bersama TNI mengarak simbol negara Garuda Pancasila dan bendera raksasa Merah Putih melintasi pasar Ir. Sukarno di Sukoharjo, Jawa Tengah, 13 Juli 2017. Kegiatan tersebut disamping untuk memperingati HUT kabupaten Sukoharjo sebagai bumi Pancasila juga mengingatkan kembali nilai butir Pancasila sebagai dasar negara dan pemersatu bangsa Indonesia. Tempo/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Achmad Munjid menyebut politik identitas masih menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonesia pascapemilu 2019. Dia melihat praktik politik identitas masih menguat, dan itu mengancam persatuan bangsa. “Itu yang harus dikikis," kata Munjid, di Yogyakarta, Senin, 22 April 2019.

Menurut dia, berdasar data lembaga survei Indikator Politik Indonesia, politik identitas masih sangat kuat mendominasi perpolitikan nasional. Dia mengatakan, dari data tersebut pemilih muslim 49 persen memilih pasangan 01 atau Jokowi - Ma'ruf. Sedangkan 51 persen memilih 02 atau Prabowo-Sandi. Pemilih yang non-muslim, 97 persen memilih Jokowi, dan hanya 3 persen pilih Prabowo.

Dari identitas kesukuan, suku Jawa 65 persen memilih Jokowi dan 35 persen memilih Prabowo. Suku yang identitas Islamnya kuat memenangkan Prabowo. Begitu juga TPS di negara Islam, yang menang juga Prabowo.

Selain itu, kata Munjid, daerah yang memiliki tradisi dan ideologi masa lalu seperti Masyumi, juga memenangkan Prabowo. "Artinya politik identitas masih sangat kuat," kata dia.

Doktor alumnus Temple University Amerika Serikat ini mengungkapkan, politik identitas ini harus dikikis. Dalam keberagaman Indonesia, politik identitas tidak boleh terjadi karena risikonya sangat besar. "Itu ibarat mencampur minyak dengan api. Tinggal menunggu waktu akan terjadi sesuatu,” kata tokoh Nahdlatul Ulama ini.

Dia mewanti-wanti jangan sampai identitas agama justru semakin menggumpal dalam kehidupan berpolitik. “Kalau tidak dicairkan dari sekarang, bukan tidak mungkin lima tahun ke depan (Pemilu 2024) akan semakin berbahaya,” kata dia.

Budayawan dan tokoh Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Charis Zubair menyatakan bersyukur bangsa Indonesia sudah melaksanakan kerja besar dan melelahkan yang bernama pemilu serentak. "Ini kerja yang luar biasa. Puluhan petugas KPPS meninggal dunia saat menunaikan tugas besar ini. Bahkan ada yang bunuh diri," ujarnya.

Dia mengajak semuanya untuk mengheningkan cipta mendoakan para petugas yang gugur dalam bertugas dalam Pemilu 2019. “Kita heningkan cipta bagi mereka yang meninggal saat bertugas. Bagaimana pun juga mereka sudah berkorban untuk kepentingan bangsa. Ada ibu hamil yang meninggal karena kelelahan," kata dia.


MUH SYAIFULLAH (Yogyakarta)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mahfud Md Bicara Perbedaan Politik Identitas dan Identitas Politik

20 Desember 2023

Mahfud Md Bicara Perbedaan Politik Identitas dan Identitas Politik

Mahfud Md menjelaskan perbedaan politik identitas dan identitas politik ketika memberikan Orasi Kebangsaan di Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024, Bawaslu DKI Soroti Isu Politik Uang hingga Netralitas ASN

24 November 2023

Pemilu 2024, Bawaslu DKI Soroti Isu Politik Uang hingga Netralitas ASN

Bawaslu DKI fokus pada sejumlah isu selama masa kampanye menjelang Pemilu 2024. Isu yang menjadi sorotan mulai dari politik uang hingga netralitas ASN

Baca Selengkapnya

Alasan Kandidat Capres-Cawapres Berlomba Dulang Suara dari Gusdurian

30 Oktober 2023

Alasan Kandidat Capres-Cawapres Berlomba Dulang Suara dari Gusdurian

Dukungan Gusdurian cukup dipertimbangkan dalam setiap Pemilu. Padahal, kelompok ini berdiri bukan untuk berpolitik.

Baca Selengkapnya

Kata Sudirman Said soal Anies dan Cak Imin Jadi Imam dan Khatib Salat Jumat

29 September 2023

Kata Sudirman Said soal Anies dan Cak Imin Jadi Imam dan Khatib Salat Jumat

Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menjadi imam dan khatib solat jumat di Masjid Besar Nur Muhammad, Sumenep, Madura.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal Video Ganjar Azan Magrib di Stasiun Televisi, Bagaimana Defenisi Politik Identitas?

11 September 2023

Ramai Soal Video Ganjar Azan Magrib di Stasiun Televisi, Bagaimana Defenisi Politik Identitas?

Betulkah Ganjar Pranowo memainkan politik identitas dengan video azan magrib di salah satu stasiun televisi? Begini defenisi politik identitas.

Baca Selengkapnya

Ini Definisi Politik Identitas versi Pengamat Adi Prayitno

11 September 2023

Ini Definisi Politik Identitas versi Pengamat Adi Prayitno

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan politik identitas itu akvitas politik. Bukan aktivitas ibadah. Salah satu contohnya, Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Ragam Respons Ganjar Pranowo Muncul di Tayangan Azan Magrib Stasiun Televisi

11 September 2023

Ragam Respons Ganjar Pranowo Muncul di Tayangan Azan Magrib Stasiun Televisi

Dari PDIP, Perindo, dan PPP menampik tuduhan Ganjar Pranowo lakukan politik identitas di tayangan azan, KPI mengaku sedang mengkaji. Apa kata MUI?

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Muncul di Azan, Pengamat: Tidak Tepat Disebut Politik Identitas

11 September 2023

Ganjar Pranowo Muncul di Azan, Pengamat: Tidak Tepat Disebut Politik Identitas

Kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan azan dinilai bukan bentuk politik identitas.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Bicara Soal Ganjar Pranowo Muncul di Azan: Semua Tergantung Niat

10 September 2023

Sandiaga Uno Bicara Soal Ganjar Pranowo Muncul di Azan: Semua Tergantung Niat

Sandiaga Uno menilai kemunculan Ganjar Pranowo dalam video azan stasiun televisi RCTI sebagai hal yang positif.

Baca Selengkapnya