Mengenal Dekat Situs Kawal Pemilu yang Pernah Dihujani C1 Palsu

Senin, 22 April 2019 06:55 WIB

Pekerja memasukkan data hasil foto Formulir C1 pada "War Room Real Count" Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Jokowi - Ma'ruf Amin di Hotel Gran Melia, Jakarta, Ahad, 21 April 2019. War Room tersebut merupakan pusat penghitungan suara riil Pemilu serentak 2019 yang dilakukan TKN. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - RATUSAN unggahan foto formulir C1 Pemilu 2019 oleh beberapa relawan di Facebook itu memantik kecurigaan moderator situs Kawal Pemilu pada Sabtu, 20 April 2019. Alasannya, ada sampai 200 foto formulir C1 dari satu TPS yang sama. Melihat hal tersebut, tim inti Kawal Pemilu kemudian menghentikan sementara penghitungan suara versi mereka.

Baca: Kawalpemilu.org dan Netgrit Pakai Media Sosial untuk Kawal Pemilu

Tim kemudian menyisir lagi ribuan foto C1 yang diunggah relawan. Hasilnya, mereka menemukan ratusan formulir plano penghitungan TPS tersebut yang menyesatkan. "Misalnya, ada formulir C1 tanpa hologram atau seorang relawan mengunggah formulir sama berulang-ulang," twitt akun resmi Kawal Pemilu pada Ahad, 21 April 2019.

Cerita ini hanya segelintir kerepotan yang ada di situs kawalpemilu.org, sebuah gerakan swadaya masyarakat yang menjadi alternatif penghitungan suara versi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kawal Pemilu pertama kali muncul pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2014.

Dipicu klaim kemenangan oleh Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, yang saat itu kalah dalam hitung cepat. Praktis informasi saat itu menjadi simpang siur. Sedangkan hasil real count dari KPU masih berjarak dua minggu.

Advertising
Advertising

Simak juga cerita Tempo meliput awal mula KawalPemilu.org di sini

Menolak larut dalam situasi ketidakpastian seperti itu, Rully Achdiat bersama Ainun Najib mendirikan situs KawalPemilu.org sebagai alternatif. "Sebab kami itu orang IT (informasi teknologi) jadi buat orang-orang IT seperti saya dan Ainun itu terketuk hatinya," kata Rully saat dihubungi Tempo, Kamis 18 April 2019.

Hasilnya real count mereka saat itu, hanya berselisih tipis dengan penghitungan KPU di Pilpres 2014. Kawal Pemilu berhasil menabulasi 97 persen TPS, dengan perbedaan hanya 0,14 persen dari KPU. Mereka mengatakan cukup sukses meredakan tensi politik masyarakat.

Pada Pemilu 2019, Kawal Pemilu kembali hadir. Namun berbeda dari 2014, kini mereka menggunakan metode penghitungan yang baru. Tak lagi menghitung hasil dari unggahan scan sertifikat C1 yang di situs KPU, kini Kawa lPemilu punya basis relawan yang dapat mengunggah hasil C1 plano secara mandiri.

Sebanyak 43.438 orang telah terdaftar menjadi relawan Kawal Pemilu. Relawan bertugas sebagai pengumpul data mentah, yakni foto C1 plano dari tiap tempat pemungutan suara (TPS). Data ini kemudian diolah oleh 300-an orang moderator yang bertugas untuk menyisir dan memasukkannya ke dalam sistem.

Baca: Bawaslu Minta Masyarakat Kawal Penghitungan Suara

Cara seperti ini, diklaim lebih efektif ketimbang menghitung C1 yang diunggah di situs KPU. Pasalnya foto dari C1 plano adalah data primer, sedangkan C1 di situs KPU masuk dalam kategori data sekunder. "C1 plano yang ada hitung jerami itu data pemilu paling otentik. Bukan salinan," kata Humas Kawal Pemilu, Elina Ciptadi, kepada Tempo, Ahad 21 April 2019.

Para relawan dan moderator ini bekerja secara remote, atau di mana pun mereka mau, karena Kawal Pemilu tidak memiliki kantor. Rully sendiri, kini tinggal di London, Inggris. Sedangkan Elina di Singapura. Tempo tak diizinkan untuk melihat bagaimana moderator bekerja. Elina beralasan, jalan penghitungan suara masih panjang, dan kebanyakan moderator ingin identitasnya tetap anonim.

Elina, mengakui di luar itu Pemilu 2019 memang sebuah pesta demokrasi yang cukup berat. Ia mencontohkan, banyak relawan Kawal Pemilu yang merangkap sebagai petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) kewalahan dalam menghitung suara. Banyak di antara mereka, kata Elina, yang baru selesai menghitung keesokan harinya pasca pemilu.

"Lima kotak suara, kalau misalnya jumlah surat suara yang dipakai nggak cocok dengan total perolehan suara, dan tidak sah. Kan hitung ulang, dibuka lagi surat suaranya satu-satu," kata Elina.

Simak juga: Banyak KPPS Pemilu 2019 Gugur, Bupati Bogor: Akan Ada Penghargaan

Meski melalui proses yang cukup berat, berkat metode tersebut, menurut Rully Kawal Pemilu bisa jadi alternatif pembanding penghitungan real count dari KPU. "Ya, kami bisa jadi alternatif pembanding. Kenapa? Karena datanya data primer, karena itu saya berani bilang. Bahkan kami membuka luas kepada publik untuk melaporkan bila ada kesalahan, jadi bisa dipertanggungjawabkan. Tapi sekali lagi tetap bukan hasil resmi," kata Rully.

Berita terkait

Respons Mendagri Tito Karnavian Soal Perlunya Sistem Pemilu Dievaluasi

1 hari lalu

Respons Mendagri Tito Karnavian Soal Perlunya Sistem Pemilu Dievaluasi

Mendagri mengatakan perbaikan sistem pemilu melalui RUU jangan sampai bersifat kejar tayang.

Baca Selengkapnya

4 Alasan Komisi II DPR Sebut Sistem Pemilu Harus Dievaluasi

1 hari lalu

4 Alasan Komisi II DPR Sebut Sistem Pemilu Harus Dievaluasi

KPU menyatakan siap memberikan masukan perihal revisi Undang-Undang Pemilu.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Tolak Usulan Money Politics Dilegalkan Saat Pemilu

1 hari lalu

Ramai-ramai Tolak Usulan Money Politics Dilegalkan Saat Pemilu

ICW menganggap usulan melegalkan money politics saat pemilu tidak pantas dan sangat tidak menunjukkan integritas.

Baca Selengkapnya

PKS Tanggapi Usulan Legalkan Money Politics di Pemilu: Justru Harus Diperangi

1 hari lalu

PKS Tanggapi Usulan Legalkan Money Politics di Pemilu: Justru Harus Diperangi

Fraksi PKS menyebut money politics dalam pemilu harusnya diperangi jangan justru dilegalkan

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Usul Money Politics Dilegalkan, ICW: Logika Berpikirnya Berbahaya

1 hari lalu

Anggota DPR Usul Money Politics Dilegalkan, ICW: Logika Berpikirnya Berbahaya

Indonesia Corruption Watch menanggapi usulan anggota DPR dari Fraksi PDIP yang meminta money politics dilegalkan saat pemilu.

Baca Selengkapnya

PAN Tolak Usulan Money Politics Dilegalkan saat Pemilu

1 hari lalu

PAN Tolak Usulan Money Politics Dilegalkan saat Pemilu

PAN menentang usulan anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP, Hugua, yang meminta money politics dilegalkan selama pemilu.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR dari PDIP Minta KPU Legalkan Money Politic saat Pemilu

2 hari lalu

Anggota DPR dari PDIP Minta KPU Legalkan Money Politic saat Pemilu

Dia mengklaim bahwa masyarakat tidak akan memilih politikus yang tidak menggunakan menggunakan money politics.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Ini Usulkan Pencoblosan Pemilu Jangan Hari Rabu

2 hari lalu

Anggota DPR Ini Usulkan Pencoblosan Pemilu Jangan Hari Rabu

Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera, mengusulkan sudah saatnya pemilu tidak dilakukan setiap hari Rabu.

Baca Selengkapnya

Syarat Calon Independen di Pilkada 2024, Segini Jumlah Dukungan Harus Terpenuhi

2 hari lalu

Syarat Calon Independen di Pilkada 2024, Segini Jumlah Dukungan Harus Terpenuhi

Calon pemimpin daerah yang memilih jalur calon independen wajib memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut.

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

9 hari lalu

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

PPP sodorkan Achmad Baidow mendampingi Khofifah Indar Parawansa yang maju untuk periode kedua Pilgub Jawa Timur. Begini sosoknya?

Baca Selengkapnya