Peneliti LIPI Jelaskan 4 Alasan Migrasi Suara Jokowi ke Prabowo

Selasa, 26 Maret 2019 15:00 WIB

Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan seusai mengikuti debat capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 17 Februari 2019. Debat itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor, mengatakan migrasi pemilih berpotensi terjadi wilayah pemilih mengambang. Ciri para swing voters ini adalah tidak idologis, terkadang tak peduli politik, dan cenderung menunggu.

Baca: Berkampanye dengan Hologram, Berikut Topik Pidato Jokowi - Ma'ruf

"Namun demikian bukan tidak mungkin hal itu terjadi di wilayah yang sebenarnya sudah cukup mapan preferensi politiknya," kata Firman kepada Tempo, Selasa, 26 Maret 2019.

Menurut Firman, potensi terjadinya migrasi cukup besar di kalangan tersebut mengingat ada banyaknya ragam informasi yang mereka terima. Masing-masing kubu dan partai politik berkepentingan untuk memberikan informasi terutama bagi mereka yang tidak dapat memilah-milahnya.
"Potensi kebingungan itu juga semakin tinggi dengan adanya pemilu serentak, yang menyebabkan konsentrasi mereka menyimak program dan agenda politik terpecah," kata Firman.
Migrasi politik, kata dia, secara umum sebenarnya mencerminkan adanya ketidakpuasan. Saat orang memutuskan untuk beralih karena dia sudah merasa percuma untuk tetap bertahan dari pilihan semula.
"Saat ini persoalan kesejahteraan, khususnya masalah daya beli masyarakat dan ketersediaan pekerjaan, menjadi hal yang berpotensi menyebabkan perubahan pilihan untuk tidak lagi mendukung inkumben," kata dia. "Iklim politik yang dirasa mengalami pemunduran kualitas demokrasi juga berpotensi menggerus dukungan."
<!--more-->
Fenomena migrasi juga dipengaruhi oleh faktor kedua yaitu karakter kandidat. Figur yang dirasa sejalan dengan nilai yang dianut masyarakat, bersih, tegas, dan merakyat menjadi hal-hal mampu membawa daya tarik.
"Jika saat ini terdapat pergeseran positif bagi pasangan 02 ini sesungguhnya mengindikasikan meningkatnya citra positif di masyarakat," kata dia.
Ia menjelaskan Prabowo saat ini mencoba keluar dari citranya yang keras dengan meninggalkan tampilan macho-militeristik dan menjadi lebih humanis dan luwes bahkan tidak segan berjoget.
"Sementara keberadaan Sandiaga tokoh muda yang santun, bersahaja, gaul, dengan prestasi bisnis yang lumayan banyak melengkapi citra positif pasangan ini,"
Selain itu, kata Firman, faktor ketiga yakni mesin politik baik partai dan jaringan relawan serta elite pendukung. Peran relawan ini menjadi sangat penting seiring dengan keperluan untuk meluaskan daya jangkau pemilih yang tidak dapat ditangani sendiri oleh mesin partai.
"Mesin politik yang bergerak secara efektif dan efisien tidak saja dapat membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat dan juga dapat mengubah persepsi politik."
<!--more-->
Faktor keempat adalah tawaran program yang dirasa realistis dan relevan dengan masyarakat. Menurut dia, pasangan inkumben Jokowi - Ma'aruf tampak berkeinginan dan berkepentingan untuk melanjutkan beberapa hal yang sudah baik selama ini. Sementara fokus pasangan Prabowo - Sandiaga ada di bidang ekonomi yang dirasa menjadi titik lemah pemerintah saat ini.
"Dapat dilihat dari beberapa kali debat capres dan cawapres bahwa ujung dari program2 itu selalu dikaitkan dengan upaya memperbaiki kondisi ekonomi bangsa ini," ujarnya.
Perubahan tren dukungan juga mengindikasikan penerimaan masyarakat pada fokus program-program pasangan ini yqng dirasakan lebih realitis dan relevan dengan mereka. Firman melanjutkan faktor terakhir yakni blessing ini disguise. Fenomena migrasi dalam situasi tertentu terpicu oleh situasi mendadak yang tidak terprediksi sebelumnya.
"Situasi blessing in disguise itu dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kesalahan atau blunder yang dibuat oleh pesaing politik atau rekan politik dari kontestan," kata dia.
Meski potensi migrasi sudah dapat diprediksi, kata Firman seberapa besar angka migrasi yang terjadi masih menunggu tanggal 17 April. Artinya apakah migrasi ini akan mengindikasikan sebuah kemenangan bagi pasangan Prabowo - Sandiaga masih dapat diperdebatkan. "Selain itu bukan tidak mungkin ada fenomena mudik, atau migrasi ke asal," kata dia.

Berita terkait

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

36 menit lalu

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

Gibran rencana Prabowo yang akan melibatkan ketua parpol dan tokoh senior, tak terkecuali Ketua Umum PDIP Megawati dalam menyusun kabinet

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

1 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

2 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

3 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

3 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

3 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

4 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

4 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

4 jam lalu

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

Cak Imin menyerahkan 8 agenda perubahan itu kepada Prabowo saat Ketua Umum Gerindra itu mengunjungi Kantor DPP PKB.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

5 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya