Imam Besar Masjid Istiqlal Dirikan Kantor Anti Radikalisme

Reporter

Fikri Arigi

Sabtu, 26 Januari 2019 16:50 WIB

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kanan) memimpin takbir bersama jemaah di Masjid Istiqal, Jakarta, Kamis, 14 Juni 2018. Takbiran dilaksanakan dalam rangka menyambut Idulfitri 1439 H, besok hari. ANTARA/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar hari ini Sabtu 26 Januri 2019 meresmikan kantor Nasaruddin Umar Office atau NUO. Menurut Nasaruddin kantor ini dibentuk untuk mewadahi lembaga-lembaga yang bertujuan menciptakan masyarakat sipil yang damai, toleran, dan berkeadaban.

Nasaruddin menceritakan, terbentuknya NUO sebetulnya bukan sesuatu yang baru, karena banyak lembaga-lembaha mapan yang bernaung di bawahnya. Di antaranya adalah The Nusa Institute, Balqis Foundation, dan Pondok Pesantren Al-Ikhlas.

“Sekecil apapun NUO ini kami bertekad dan berniat untuk menghadirkan sebuah ketenangan, kesejukkan, dan kedamaian untuk segenap warga bangsa, tanpa membedakan agamanya, etnisnya, jenis kelaminnya, dan kewarganegaraannya,” ujar Nasaruddin di kantor NUO, Jalan Gaharu I, Jakarta Selatan.

Nasaruddin mengatakan ada beberapa kegiatan yang akan diadakan di NUO. Semua kegiatan itu berkaitan dengan deradikalisasi.

Nasaruddin mengatakan NUO akan menjadi rumah bagi peneliti-peneiti The Nusa Institute yang fokus meneliti radikalisme dan terorisme. Ia mengklaim pada 2011 The Nusa Institute pernah mengeluarkan hasil penelitian terkait masjid-masjid yang terpapar radikalisme.

Advertising
Advertising

Kedua ada pembinaan khatib dan imam masjid. Program ini menurut Nasaruddin difokuskan untuk mencetak khatib dan imam yang profesional. Hari-hari ini minimnya khatib dan imam profesional, menurut Nasaruddin, menjadi persoalan bagi sebagian besar masjid. Ini dapat menjadi celah bagi masuknya radikalisme ke masjid-masjid.

Ketiga pemberdayaan situs Islam moderat ‘Rukun’. Guna menangkal situs-situs Islam radikal. Nasaruddin menilai golongan Islam radikal kian giat menggunakan medium internet untuk menjaring pengikut, sedangkan golongan moderat justru abai dengan perkembangan teknologi ini. “Sebanyak 80 persen website dikuasai oleh kelompok radikal,” kata Nasaruddin.

Terakhir NUO juga memiliki program yang akan menjaring kalangan menengah atas untuk turut dalam kajian-kajian mereka. Kalangan menengah atas terutama di perkotaan ini penting untuk dirangkul, karena populasinya yang cukup banyak, dan posisi mereka cukup berpengaruh.

Ia mengandaikan bila kalangan menengah ini adalah pemilik perusahaan yang membawahi banyak karyawan, maka dampaknya akan terasa, karena akan ditularkan kepada pekerjanya tersebut.

Untuk itu ia menyediakan sebuah program dengan metode pembelajaran yang ia percaya dapat diterima oleh kalangan ini. “Mereka ingin belajar agama tapi tidak mau diajari, harus dialogis,” kata Nasaruddin. Program lainya, yakni; Gender Equality and Justice, Interfaith Discussion, dan beberapa lainnya.

Dalam acara peresmian ini, tampak beberapa tokoh, antara lain, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, serta tokoh-tokoh lintas agama.

FIKRI ARIGI

Berita terkait

Cerita Eks Amir Jamaah Islamiyah Para Wijayanto soal Evaluasi dan Alasan Pembubaran JI

38 hari lalu

Cerita Eks Amir Jamaah Islamiyah Para Wijayanto soal Evaluasi dan Alasan Pembubaran JI

Amir atau pimpinan tertinggi terakhir Jamaah Islamiyah atau JI, Para Wijayanto menceritakan proses evaluasi hingga alasan deklarasi pembubaran organisasi.

Baca Selengkapnya

BNPT: Pancasila Kunci Perkuat Generasi Z Hadapi Radikalisme dan Terorisme

40 hari lalu

BNPT: Pancasila Kunci Perkuat Generasi Z Hadapi Radikalisme dan Terorisme

Direktur Pencegahan BNPT menekankan anak muda, generasi Z dan generasi Alpha, harus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sehingga tidak terpapar paham radikalisme dan terorisme.

Baca Selengkapnya

BNPT Segera Bentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di Papua Barat

41 hari lalu

BNPT Segera Bentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di Papua Barat

Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme atau FKPT merupakan mitra strategis BNPT di bidang pencegahan terorisme, sekaligus memberdayakan perempuan, anak, dan remaja.

Baca Selengkapnya

Kembali ke NKRI, Eks Amir Jamaah Islamiyah Sampaikan Permintaan Maaf

58 hari lalu

Kembali ke NKRI, Eks Amir Jamaah Islamiyah Sampaikan Permintaan Maaf

Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan kelompoknya

Baca Selengkapnya

Petinggi dan Ratusan Anggota Jamaah Islamiyah Ikrar Kembali Setia ke NKRI

58 hari lalu

Petinggi dan Ratusan Anggota Jamaah Islamiyah Ikrar Kembali Setia ke NKRI

Ratusan eks anggota Jamaah Islamiyah berkumpul di Bekasi dan berikrar kembali setia pada NKRI

Baca Selengkapnya

Menkopolhukam: Ada Peningkatan Radikalisme di Kalangan Remaja dan Perempuan

17 Juli 2024

Menkopolhukam: Ada Peningkatan Radikalisme di Kalangan Remaja dan Perempuan

Hadi Tjahjanto menyebut pada 2023, terjadi rentetan peningkatan proses radikalisasi terorisme di kalangan perempuan, anak dan remaja.

Baca Selengkapnya

Polisi Perpanjang Operasi Madago Raya di Poso untuk Cegah Radikalisme

14 Juli 2024

Polisi Perpanjang Operasi Madago Raya di Poso untuk Cegah Radikalisme

Polda Sulawesi Tengah memperpanjang Operasi Madago Raya pada tahap ketiga untuk mencegah radikalisme dan terorisme

Baca Selengkapnya

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

17 April 2024

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

Ayah remaja yang ditangkap karena menikam seorang uskup di Sydney tidak melihat tanda-tanda radikalisme pada putranya.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Tangkal Gerakan Radikalisme

8 Februari 2024

Bamsoet Ajak Tangkal Gerakan Radikalisme

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo mengapresiasi kesolidan kader Pemuda Pancasila di berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Nilai Gerakan Radikalisme karena Merasa Ada Ketidakadilan

14 Januari 2024

Mahfud Md Nilai Gerakan Radikalisme karena Merasa Ada Ketidakadilan

"Karenanya, mari membangun keadilan, menegakkan hukum dengan baik. Ini pintu kemajuan ekonomi dan pemerataan," kata Mahfud Md.

Baca Selengkapnya