TEMPO Interaktif, Jakarta: Panglima Komando Daerah Militer XVI Pattimura, Maluku, Mayor Jendral Rasyid Qurnuen Aquary menyatakan, dirinya sudah memerintahkan kepada anggota Batalyo Infanteri 731/Kabaressy, Maluku Tengah, untuk mengumpulkan senjata. "Tadi saya sudah memberikan pengarahan, dan semua senjata sudah dikumpulkan," kata dia ketika dihubungi Tempo, Sabtu (2/2).Rasyid, mengatakan, insiden yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa ini dipicu oleh kabar penyanderaan anggota TNI oleh polisi. Anggota TNI bernama Eko dikabarkan telah diculik oleh seorang anggota Kepolisian Resor Maluku Utara. "Tapi isu itu tidak benar," ujar Rasyid. TNI, kata dia, sudah melakukan pertemuan dengan Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigadir Jendral Mohammad Guntur Ariyadi dan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu. "Saya sudah tanya ke Kapolres dan Kapolda. Mereka mengatakan, kalau anggotanya tidak ada yang menyandra anggota TNI," ujar mantan Komandan Jendral Komando Pasukan Khusus ini Menurut dia, kejadian ini muncul karena masalah asmara antara kakak beradik perempuan yang masing-masing pacaran dengan anggota Yonif 731/Kabaressy dan Polres Maluku Tengah. Si kakak pacaran dengan anggota polisi, dan adiknya dengan anggota Yonif 731. Sejak 30 Januari pacar adiknya yang anggota batalyon 731 tidak pernah pulang dan bertugas. "Maka muncullah isu penyanderaan itu," papar Rasyid Rasyid menyesal dengan munculnya insiden ini. Pertemuannya dengan polisi dan Gubernur Maluku, membicarakan penyelesaian masalah ini. "Semua pihak diminta untuk menahan diri dan proses penyelesaian sedang dilakukan," ujarnya. (Rade Rachmadi)