Rektor Unnes Didesak Cabut Pelaporan Wartawan ke Polisi

Selasa, 11 Desember 2018 02:30 WIB

Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Profesor Fathur Rokhman (kiri) memberikan penghargaan Upakarti Artheswara Adhikarana kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) di Semarang, Jawa Tengah, 30 Maret 2017. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan akademisi yang tergabung dalam Aliansi Akademisi Progresif Indonesia mendesak Rektor Universitas Negeri Semarang atau Unnes Fathur Rokhman mencabut laporan hukum terhadap Zakki Amali. Fathur mempolisikan Zakki dengan tudingan melanggar Pasal 27 ayat (3) juncto Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik tentang pencemaran nama baik.

Baca: Dugaan Plagiarisme Rektor, Unnes Laporkan Jurnalis ke Polisi

Fathur tak terima dengan tulisan Zakki di media dalam jaringan Serat.id yang diproduksi Aliansi Jurnalis Independen Semarang. Adapun tulisan tersebut merupakan hasil investigasi Zakki tentang dugaan plagiarisme yang dilakukan Fathur.

"Tuntutan pertama dan utama kami adalah agar Rektor Unnes Fathur Rokhman mencabut aduan terhadap Zakki Amali," kata Justito Adiprasetio, salah satu akademisi yang turut dalam aliansi tersebut kepada Tempo, Senin, 10 Desember 2018.

Justito mengatakan aliansi mengecam keras tindakan Fathur mengkriminalisasi wartawan karena laporan jurnalistik. Dosen di Program Diploma Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, ini menyebut tindakan Fathur justru menunjukkan mentalitas dunia akademik yang antikritik.

Advertising
Advertising

Selain mencoreng ranah pendidikan, Justito menyebut tindakan Fathur juga menjadi ancaman bagi kebebasan berpendapat dan upaya pencarian kebenaran. "Langkah tersebut adalah bentuk pembungkaman pendapat dan bentuk penghalang-halangan atas pencarian kebenaran, sesuatu yang seharusnya paling diupayakan dalam dunia akademik," kata Justito.

Baca: Kasus Pelaporan Jurnalis, Polda Jateng Libatkan Dewan Pers

Aliansi juga menyatakan perang terhadap plagiarisme. Justito menyebut plagiarisme bukan hal baru di dunia pendidikan, bahkan cenderung dianggap normal. Maka, dia menilai pengungkapan isu plagiarisme yang dilakukan Zakki Amali menjadi penting untuk mengevaluasi pendidikan tinggi.

Dalam tulisannya, Zakki mengungkap dugaan penjiplakan yang dilakukan oleh Fathur. Makalah karya Fathur yang terbit di jurnal Universitas Negeri Yogyakarta pada 2004 diketahui sama persis dengan artikel yang terbit di dalam prosiding Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 1 Universitas Atma Jaya Jakarta tahun 2003.

Menurut Justito, Fathur seharusnya membuktikan dirinya tak bersalah, bukannya malah mempolisikan Zakki. Keberatan atas laporan jurnalistik pun bisa ditempuh dengan mekanisme hak jawab yang dimediasi oleh Dewan Pers.

Aliansi, kata Justito, juga menyatakan penolakan atas praktik penggunaan UU ITE. Beleid itu dinilai menjadi momok bagi kebebasan berpendapat di Indonesia. "Mestinya rektor sebagai insan akademik mengetahui dan memahami bahwa UU ITE memiliki masalah yang signifikan. Bukan malah memanfaatkannya untuk berlindung dan menyerang balik," kata Justito.

Hingga hari ini, sudah ada 111 akademisi yang turut mempetisi Fathur. Beberapa nama di antaranya ialah Agustinus Prasetyantoko (Universitas Katolik Atma Jaya), Seno Gumira Ajidarma (Institut Kesenian Jakarta), Ariel Heryanto (Monash University), Eric Sasono (King's College London), Ignatius Haryanto (Universitas Multimedia Nusantara), Ade Armando (Universitas Indonesia), dan lainnya.

Berita terkait

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

11 menit lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

23 jam lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

11.091 Peserta Ikuti UTBK SNBT 2024 di Unnes, 57 Peserta Tak Hadir di Sesi I

2 hari lalu

11.091 Peserta Ikuti UTBK SNBT 2024 di Unnes, 57 Peserta Tak Hadir di Sesi I

Pelaksanaan UTBK SNBT di Unnes hari pertama, puluhan peserta belum hadir di sesi I.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

4 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

7 hari lalu

Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

Dalam email permintaan maaf kepada Ilias Alami, dosen ITPLN terkesan seperti menyalahkan mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

8 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Dosen Universitas Cambridge Jelaskan Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiahnya oleh Dosen ITPLN

9 hari lalu

Dosen Universitas Cambridge Jelaskan Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiahnya oleh Dosen ITPLN

Asisten profesor di University of Camridge Ilias Alami mengungkap dugaan tindakan plagiarisme oleh akademisi ITPLN.

Baca Selengkapnya

Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

9 hari lalu

Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

Selain investigasi terhadap dosen dan mahasiswa, ITPLN juga membentuk komite agar kasus serupa tak terjadi di kemudian hari.

Baca Selengkapnya

KIKA Minta Tim Pencari Fakta Unas Investigasi Dugaan Plagiarisme Kumba Digdowiseiso

11 hari lalu

KIKA Minta Tim Pencari Fakta Unas Investigasi Dugaan Plagiarisme Kumba Digdowiseiso

Berdasarkan pencarian di Google Scholar, Kumba Digdowiseiso elah mempublikasikan 160 karya ilmiah di 2024.

Baca Selengkapnya

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

16 hari lalu

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan

Baca Selengkapnya