TNI Bantah Pakai Senjata Saat Evakuasi Korban Penembakan di Papua

Reporter

Andita Rahma

Minggu, 9 Desember 2018 16:23 WIB

Sejumlah keluarga korban penembakan di Kabupaten Nduga Papua, Emanuel B.B Naektias menyambut kedatangan jenazah Emanuel di Terminal Kargo Bandara El Tari Kupang, NTT, 8 Desember 2018. Emanuel merupakan satu dari 20 korban penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, yang bekerja sebagai Kepala Pelaksana Pekerjaan Jembatan Jalan Trans Papua di PT. Istaka Karya. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Letnan Kolonel Infanteri Dax Sianturi membantah berita yang menyatakan TNI dan Polri menggunakan bom atau tembakan untuk mengevakuasi korban tewas dan luka-luka dalam serangan terhadap pekerja proyek jembatan Yigi, Nduga, Papua. "Hoaks ya itu," ujar Dax melalui pesan teks, Ahad, 9 Desember 2018.

Ia menyatakan bahwa helikopter yang digunakan untuk mengangkut korban yang dibunuh pada Ahad, 2 Desember 2018 itu adalah helikopter angkut. "Bukan helikopter serang. Bagaimana ceritanya pakai bom?" kata Dax.

Baca: Tokoh Agama Papua Minta Aparat Keamanan Lindungi Warga Sipil ...

Tabloidjubicom memberitakan bahwa empat warga sipil setempat tewas ditembak aparat keamanan saat evakuasi jenazah pekerja Istaka Karya yang ditembak pada Ahad, 2 Desember 2018. Samuel Tabuni yang disebut situs itu sebagai tokoh pemuda Papua, mengaku kerabatnya menjadi korban penembakan aparat keamanan pada 4-5 Desember 2018.

“Dua di Mbua, dua di Yigi. Mereka ditembak aparat keamanan saat proses evakuasi,” kata Samuel, Ahad, 9 Desember 2018 sebagaimana dikutip tabloidjubi.com. Salah satu korban yang ditembak di Mbua adalah paman Samuel. Lelaki itu majelis gereja, “Namanya Yulianus Tabuni,” ujar Samuel.

Baca: Pigai Sebut Jokowi Sudah Diingatkan Potensi ...

Hingga kini, tim gabungan TNI dan Polri masih mencari lima karyawan PT Istaka Karya yang belum diketahui keberadaannya pascapenyerangan. Lima karyawan yang belum diketahui nasibnya itu adalah M. Ali Akbar, Petrus Ramli, Hardi Ali, Simon Tandi, dan Riki Simanjuntak.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Kamal mengatakan karyawan PT Istaka Karya yang berada di kamp di Distrik Yigi tercatat 28 orang. Sebanyak 16 orang di antaranya meninggal dalam serangan, termasuk satu staf BBPJN Papua.

Advertising
Advertising

Simak: Penyerangan di Papua, Nasib 5 Pekerja Istaka ...

Tujuh karyawan ditemukan selamat dan tiga di antaranya masih dirawat di RS Caritas Timika. Selain tiga karyawan Istaka, tercatat satu anggota Brimob yang terluka dirawat di rumah sakit itu.

Korban tewas yang jenazahnya telah dievakuasi itu adalah Agustinus T, Jepry Simaremare, Carly Zatrino, Alpianus M, Muh. Agus, Fais Syahputra, Yousafat, Aris Usi, Yusran, Dino Kondo, Markus Allo, Efrandy Hutagaol, Samuel Pakiding, Anugrah Tolu, Emanuel Beli Naikteas dan Daniel Karre.

Kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka menyatakan bertanggungjawab atas penyerangan itu. ANDITA RAHMA

Berita terkait

Berkas Perkara Anak Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

4 jam lalu

Berkas Perkara Anak Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

Polres Nduga, Papua, melimpahkan berkas perkara Epson Nirigi, anggota TPNPB pimpinan Egianus Kogeya yang bertugas menyuplai senjata

Baca Selengkapnya

Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional

6 jam lalu

Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional

Pertamina dan Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menandatangani perjanjian kerjasama pengamanan objek vital nasional.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

6 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

8 jam lalu

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

Serangan terbaru TPNPB di Intan Jaya terjadi dalam dua hari berturut

Baca Selengkapnya

Mengenali Pesawat C-130J Super Hercules yang akan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

8 jam lalu

Mengenali Pesawat C-130J Super Hercules yang akan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat C-130 J Super Hercules buatan Lockheed Martin pesanan Indonesia

Baca Selengkapnya

Polri Ungkap 115 Kasus Judi Online dalam Dua Pekan Terakhir, Tangkap 142 Tersangka

12 jam lalu

Polri Ungkap 115 Kasus Judi Online dalam Dua Pekan Terakhir, Tangkap 142 Tersangka

Polri juga mengajukan permintaan pemblokiran 2.862 situs judi online ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Baca Selengkapnya

Amnesty International Indonesia Desak Polisi Bebaskan Pelajar Nabire yang Ditangkap Usai Perayaan Kelulusan

16 jam lalu

Amnesty International Indonesia Desak Polisi Bebaskan Pelajar Nabire yang Ditangkap Usai Perayaan Kelulusan

Amnesty International Indonesia juga mendesak pemerintah, untuk memastikan hak-hak dasar seluruh individu di Tanah Papua.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beri Penghargaan bagi Polisi yang Bertugas di Papua Pegunungan: Dari Pin Emas hingga Kenaikan Pangkat

17 jam lalu

Kapolri Beri Penghargaan bagi Polisi yang Bertugas di Papua Pegunungan: Dari Pin Emas hingga Kenaikan Pangkat

Kapolri memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada lima polisi di Papua, yaitu KPLB satu tingkat lebih tinggi dari pangkat lama.

Baca Selengkapnya

Polri Usulkan ke Kementerian Kominfo Blokir 2.862 Situs Diduga Tawarkan Judi Online

19 jam lalu

Polri Usulkan ke Kementerian Kominfo Blokir 2.862 Situs Diduga Tawarkan Judi Online

Polisi telah menangkap 142 tersangka dari 115 kasus judi online dalam rentang pada periode 23 April hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

19 jam lalu

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

Pengamat kepolian mengatakan alat sadap tidak termasuk teknologi alutsista sehingga pengadaanya harus transparan dan terbuka ke publik.

Baca Selengkapnya