Sekjen PPP: PSI Berpandangan Sempit Soal Perda Syariah

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Juli Hantoro

Senin, 19 November 2018 07:22 WIB

Sekertaris Jenderal PPP Arsul Sani usai menjadi pembicara dalam diskusi publik bertajuk "Memotret Kinerja KPK" di Bakoel Koffie, Cikini Raya, Jakarta, Senin, 4 Desember 2017. Tempo/Adam Prireza

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani, menilai Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpandangan sempit karena melihat Peraturan Daerah atau Perda Syariah hanya dari judulnya saja. Menurutnya substansi dari syariah banyak terkandung dalam peraturan yang tidak mencantumkan embel-embel syariah dalam judulnya.

Baca juga: 2 Tokoh yang Pernah Menolak Perda Syariah

"Katakanlah perda larangan miras, itu syariah bukan? Syariah. Perda larangan pelacuran syariah bukan? Syariah. Perda larangan perjudian, syariah gak? Syariah," kata Arsul saat dihubungi Tempo, Ahad 18 November 2018.

Arsul pun mengatakan PSI yang merupakan partai pengusung Jokowi - Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 bersama PPP, tidak dapat memahami kesepakatan bernegara. Ia mengatakan Indonesia wajib membuat regulasi
yang tidak bertentangan bagi umat islam. Karena Indonesia
memiliki dasar negara Pancasila, dan mendasarkan konstitusi yaitu Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya terdapat Pasal 29 yang menyebutkan negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Maka, kata Arsul, tidak ada masalah ketika Indonesia akan menerapkan peraturan-peraturan yang mengimplementasikan ajaran islam. "Undang-Undang Perbankan Syariah, Undang-Undang Wakaf, Undang-Undang Haji, itu kan lebih dari Perda," kata Arsul.

Advertising
Advertising

Partai politik yang bermuatan Islam seperti PPP, diakui Arsul, memang memperjuangkan konten legislasi yang mencerminkan Syariah di berbagai tingkatan. Artinya mulai dari Undang-Undang sampai Perda. Ia menduga Perda Syariah berujung polemik, hanya karena formulasi penulisan judul.
Kata 'Syariah' menimbulkan kesan diskriminatif, seolah umat muslim menjadi eksklusif.

"Begitu jadi persoalannya itu barangkali persoalan formulasi. Supaya tidak menimbulkan kesan (Perda Syariah) ini diskriminatif," kata dia.

Perda Syariah kembali menjadi perbincangan setelah Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natali mengatakan tidak akan mendukung penerapan Perda Syariah dan Injil. "Kami ingin mengembalikan agama ke titahnya yang mulia. Kami tidak menjelekkan agama mana pun," kata Grace kepada wartawan di rumah pemenangan Jokowi Center, Jalan Mangunsarkoro 69, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 17 November 2018.

Baca juga: Soal Perda Syariah, Grace Natalie Dilaporkan ke Bareskrim Polri

Pernyataan Grace Natalie ini menanggapi pelaporan dirinya oleh Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) melalui kuasa hukum Eggi Sudjana. PPMI melaporkan Grace Natalie atas dugaan penistaan agama terkait pernyataannya yang menyatakan bahwa PSI tidak akan pernah mendukung perda yang berlandaskan agama, seperti Perda Syariah dan Perda Injil.

Berita terkait

Alasan PPP Cabut Gugatan soal 3.793 Suara Berpindah ke PAN dan Gerindra

10 jam lalu

Alasan PPP Cabut Gugatan soal 3.793 Suara Berpindah ke PAN dan Gerindra

PPP mencabut dalil dalam permohonan sengketa pileg soal perpindahan ribuan suara mereka ke PAN dan Gerindra. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

21 jam lalu

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

Disebutkan 25 DPD PSI di Jawa Tengah melayangkan mosi tidak percaya kepada DPW PSI Jawa Tengah. Begini respons ketua DPW PSI.

Baca Selengkapnya

25 DPD PSI di Jawa Tengah Layangkan Mosi Tidak Percaya, Desak DPP Copot Ketua DPW

1 hari lalu

25 DPD PSI di Jawa Tengah Layangkan Mosi Tidak Percaya, Desak DPP Copot Ketua DPW

25 DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dari sejumlah kota/kabupaten di Jawa Tengah melayangkan mosi tidak percaya terhadap DPW PSI Jawa Tengah

Baca Selengkapnya

Sengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg

1 hari lalu

Sengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg

Mahkamah Konstitusi mulai menyidangkan 297 sengketa pemilu legislatif diiantaranya gugatan PPP dan caleg.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: PKB Tetapkan Syarat Ini untuk Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

1 hari lalu

Pilkada 2024: PKB Tetapkan Syarat Ini untuk Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

PKB Jakarta sedang menyiapkan infrastruktur partai untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

1 hari lalu

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

Posisi Risma sebagai kader PDIP dinilai mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah di Pilkada Jatim.

Baca Selengkapnya

PPP Minta Dukungan PKB di Sidang Sengketa Pileg, Muhaimin Siapkan Ini

1 hari lalu

PPP Minta Dukungan PKB di Sidang Sengketa Pileg, Muhaimin Siapkan Ini

PPP menyatakan gugatan sengketa Pileg 2024 dilayangkan karena menilai ada kesalahan pencatatan suara di KPU.

Baca Selengkapnya

PKB Klaim Tak Minta Jatah Kursi Menteri Jika Gabung Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

PKB Klaim Tak Minta Jatah Kursi Menteri Jika Gabung Pemerintahan Prabowo

PKB mengklaim tak minta jatah kursi menteri jika kelak bergabung dengan pemerintahan Prabowo. Soal menteri, kata PKB adalah hak prerogatif presiden.

Baca Selengkapnya

PPP Akui Rencana Pertemuan dengan Prabowo dalam Waktu Dekat

1 hari lalu

PPP Akui Rencana Pertemuan dengan Prabowo dalam Waktu Dekat

PPP mengkonfirmasi pihaknya akan menemui Prabowo Subianto usai pilpres 2024 selesai. Namun PPP menegaskan arah politiknya akan dibahas dalam Rapimnas.

Baca Selengkapnya

PPP Akan Bahas Arah Politik Pasca Pilpres 2024 dalam Rapimnas

1 hari lalu

PPP Akan Bahas Arah Politik Pasca Pilpres 2024 dalam Rapimnas

Pilpres 2024 baru saja selesai, PPP belum menentukan arah politiknya karena masih fokus untuk sengketa pileg di MK.

Baca Selengkapnya