BIN Bantah Terlibat Penangkapan Rizieq Shihab di Arab Saudi
Reporter
Syafiul Hadi
Editor
Amirullah
Kamis, 8 November 2018 22:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kepala Badan Intelijen Negara, Wawan Hari Purwanto, membantah BIN terlibat dalam penangkapan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Arab Saudi. Menurut dia, tuduhan BIN telah merekayasa penangkapan Rizieq yang dilakukan polisi Arab adalah tidak benar.
Baca: Istana Tanggapi Dugaan Rekayasa Intelijen Kasus Rizieq Shihab
"BIN tidak terlibat penangkapan Habib Rizieq Shihab di Saudi sebagaimana dilansir oleh Twitter HRS. Tuduhan BIN mengganggu HRS tidak benar," ujar Wawan dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 8 November 2018.
Rizieq Shihab dikabarkan telah diperiksa dan sempat ditahan oleh kepolisian Arab terkait pemasangan bendera hitam yang mengarah pada ciri-ciri gerakan ekstremisme. Dari foto yang beredar, bendera tersebut terpasang di dinding belakang kediaman Rizieq di Arab.
Hal ini kemudian ditanggapi oleh akun Twitter @IB_HRS. Akun ini menyebut ada informasi yang masuk ke Rizieq bahwa pihak intelijen (BIN) telah menyewa rumah di sekitar kediaman imam besar FPI itu untuk memantau aktivitasnya selama 1x24 jam dan telah lama diketahui oleh Rizieq. Pemasangan bendera juga disebut merupakan rekayasa.
Menurut Wawan, tuduhan bahwa BIN mengontrak rumah di dekat kediaman Rizieq tidak benar. Apalagi, kata dia, BIN disebut telah memasang bendera maupun mengambil kamera CCTV di dekat tempat itu. "Tuduhan pemasangan bendera tauhid di tembok juga tidak ada bukti bahwa yang memasang adalah BIN, apalagi memfoto kemudian lapor ke polisi Saudi," katanya.
Baca: PA 212 Sebut Ada Rekayasa Intelijen Kasus Bendera Rizieq Shihab
Wawan mengatakan tuduhan yang ditujukan ke BIN merupakan pandangan sepihak. Menurut dia, lembaganya tak mungkin bisa mengintervensi Arab Saudi terkait operasi intelijen seperti yang dituduhkan. "Operasi intelijen di negara lain itu dilarang. Bisa dideportasi atau bahkan dijatuhi hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku di negeri itu," ucapnya.
Wawan juga menjelaskan anggapan yang menyebut Rizieq adalah musuh juga tidak benar. Selama ini, ucap dia, BIN tidak membeda-bedakan Warga Negara Indonesia termasuk Rizieq. "BIN juga tidak pernah mempermasalahkan aliansi politik Rizieq. Itu hak seseorang dan sah-sah saja," tuturnya.