Eddy Sindoro Pakai Paspor Dominika Selama Buron di Luar Negeri

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 7 November 2018 15:16 WIB

Eks petinggi Lippo Group, Eddy Sindoro (tengah), menanggapi pertanyaan media di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 12 Oktober 2018. Eddy menyerahkan diri setelah sekitar dua tahun melarikan diri ke luar negeri. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas petinggi Lippo Group Eddy Sindoro ternyata menggunakan paspor palsu Republik Dominika selama pelariannya di luar negeri sebagai buron. Fakta itu terungkap dalam surat dakwaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus perintangan penyidikan dengan terdakwa advokat Lucas.

Baca juga: 2 Tahun Perjalanan Kasus Eddy Sindoro yang Menyeret Advokat Lucas

“Eddy Sindoro dengan dibantu Chua Chwee Chye alias Jimmy alias Lie membuat paspor palsu Republik Dominika atas nama Eddy Handoyo Sindoro,” kata jaksa KPK, Ni Nengah Gina Saraswati di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu, 7 November 2018.

Dalam kasus ini, jaksa mendakwa Lucas bersama Dina Soraya telah menghalangi proses penyidikan terhadap Eddy Sindoro. Eddy merupakan tersangka kasus suap terhadap Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution.

KPK menetapkan Eddy sebagai tersangka kasus itu sejak November 2016. Namun, Eddy Sindoro berada di luar negeri saat KPK menetapkan dirinya menjadi tersangka. Menurut dakwaan jaksa KPK, Eddy sebenarnya pernah berniat pulang ke Indonesia untuk menghadapi perkara di KPK pada 4 Desember 2016.

Advertising
Advertising

Namun, menurut jaksa, Lucas menyarankan Eddy Sindoro tidak pulang. Dia menyarankan Eddy melepas status warga negara Indonesia dan paspor negara lain agar bisa terlepas dari proses hukum di KPK. Atas saran itu dan dengan bantuan seorang bernama Chua Chwee Chye alias Jimmy alias Lie, Eddy membuat paspor palsu Republik Dominika atas nama Eddy Handoyo Sindoro.

KPK menduga dengan paspor palsu itu, Eddy Sindoro kerap berpindah negara selama dua tahun pelariannya. Dalam konferensi pers penetapan tersangka terhadap Lucas, KPK menduga Eddy pernah menyambangi Thailand, Singapura, Myanmar dan terakhir Malaysia. Di negara terakhir itu pada 7 Agustus 2018, Eddy ketahuan memakai paspor palsu. Otoritas Malaysia menghukumnya dengan denda RM 3.000 atau penjara 3 bulan. Otoritas Malaysia juga memutuskan untuk mendeportasi Eddy ke Indonesia pada 29 Agustus 2018.

Mengetahui itu, KPK menyatakan Lucas segera mengatur rencana supaya Eddy bisa kabur lagi ke Bangkok, Thailand tanpa diketahui imigrasi maupun KPK.

Baca juga: MAKI Mendesak KPK Segera Tuntaskan Kasus Nurhadi

Siasat Lucas itu menurut Jaksa diatur bersama Dina. Dina bertugas berkoordinasi dengan petugas bandara supaya Eddy Sindoro dapat melanjutkan penerbangan. Walhasil, saat mendarat di Bandara Soekarno Hatta pada 29 Agustus 2018, Eddy berhasil kembali terbang ke Bangkok tanpa melalui proses imigrasi.

KPK mendakwa rencana itu berjalan atas bantuan sejumlah pihak yakni, Dwi Hendro Wibowo, Yulia Shintawati, Staff Customer Service Gapura, M. Ridwan dan petugas imigrasi Bandara Soekarno Hatta bernama Andi Sofyar. Mereka mendapatkan imbalan berupa uang atas perannya.

Berita terkait

Fancon Lucas di Jakarta, Penuhi Tantangan Main Kelereng dan Lato-Lato

22 menit lalu

Fancon Lucas di Jakarta, Penuhi Tantangan Main Kelereng dan Lato-Lato

Pada sesi berjudul "LUX-ON" tersebut, Lucas ditantang untuk mencoba menyelesaikan sebuah misi menggunakan permainan tradisional Indonesia.

Baca Selengkapnya

Fancon Tour di Jakarta, Lucas Mengaku Suka Piscok dan Ayam Cabai Hijau

2 jam lalu

Fancon Tour di Jakarta, Lucas Mengaku Suka Piscok dan Ayam Cabai Hijau

Meskipun sempat salah menyebutkan namanya, para penggemar akhirnya berhasil menebak apa yang Lucas maksud.

Baca Selengkapnya

Sebab Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Dilaporkan ke KPK

11 jam lalu

Sebab Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Dilaporkan ke KPK

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy dilaporkan ke KPK atas tuduhan tidak benar saat melaporkan harta kekayaannya

Baca Selengkapnya

5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia

11 jam lalu

5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia

Jokowi mulai menyusun panitia seleksi atau pansel KPK untuk menyaring pimpinan periode berikutnya

Baca Selengkapnya

Bentuk Pansel Berkualitas Ujian Terakhir Jokowi Perbaiki KPK di Ujung Jabatannya

15 jam lalu

Bentuk Pansel Berkualitas Ujian Terakhir Jokowi Perbaiki KPK di Ujung Jabatannya

Presiden Jokowi diharapkan serius membentuk panitia seleksi calon pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Pengacara Singgung Ada Rekan Bisnis Bermasalah

16 jam lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Pengacara Singgung Ada Rekan Bisnis Bermasalah

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK, diduga ada kaitan dengan duaan penggelapan uang rekan bisnisnya

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Sebut Ada Pemutarbalikan Fakta di Balik Pelaporan Dirinya ke KPK

17 jam lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Sebut Ada Pemutarbalikan Fakta di Balik Pelaporan Dirinya ke KPK

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy menyatakan istrinya telah melaporkan Wijanto ke Polda Metro Jaya atas dugaan TPPU.

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

1 hari lalu

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Aset Rp 60 Miliar, Kepala Bea Cukai Purwakarta: Saya Sudah Pensiun kalau Punya Harta Segitu

1 hari lalu

Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Aset Rp 60 Miliar, Kepala Bea Cukai Purwakarta: Saya Sudah Pensiun kalau Punya Harta Segitu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh seorang pengacara atas dugaan tidak lapor LHKPN dengan benar.

Baca Selengkapnya

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

1 hari lalu

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha mengatakan sikap Presiden Jokowi terhadap KPK akan ditentukan dalam proses penunjukan panitia seleksi.

Baca Selengkapnya