Wiranto Bakal Menarik Basis Militer ke Luar Jawa

Rabu, 31 Oktober 2018 17:31 WIB

Presiden Joko Widodo berbincang dengan anggota keluarga salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 saat mengunjungi Crisis Centre Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin, 29 Oktober 2018. Saat kunjungan tersebut, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Republik Indonesia Wiranto mengatakan akan membuat kebijakan untuk menarik militer ke luar Jawa. Kebijakan itu untuk menyesuaikan potensi ancaman negara, pembangunan, dan daerah ekonomi baru. "Basis militer yang menumpuk di Jawa dipindahkan ke pinggiran luar Jawa," katanya saat kuliah umum di Aula Barat Institut Teknologi Bandung, Rabu, 31 Oktober 2018.

Baca juga: Wiranto: Indeks Kerukunan Beragama Turun pada 2017

Wiranto menilai kebijakan pembangunan oleh pemerintah Joko Widodo - Jusuf Kalla di daerah pinggiran membuka klaster baru untuk pemerataan ekonomi. Subsidi pemerintah dialirkan untuk meratakan harga bahan pokok di Indonesia. "Agar wilayah jauh punya kebanggaan sebagai Indonesia."

Cara membangun wilayah di luar Jawa itu juga seperti memperlakukan barang yang riskan dan sensitif. "Diciptakan kuat perisainya seperti buah durian agar pertahanan luar lebih kuat," katanya.

Sementara itu, konsep pertahanan militer sekarang terhitung masih terbalik. Sebabnya karena mewarisi basis militer kolonial di jalur kereta api. Akibatnya ada celah semisal narkoba untuk masuk.

Advertising
Advertising

Seperti di sebuah provinsi di Kalimantan, narkoba merajalela. "Jalur tikusnya 1.400 se- provinsi, pembangunan (pertahanan) dari pinggiran harus dilaksanakan," ujarnya.

Terkait dengan ancaman kepada Indonesia, kata Wiranto, pola pikir (mindset) militer sekarang sudah berubah. Dulu ketika awal masuk militer pada 1965 misalnya, arti ancaman pasti aksi militer negara tirai bambu (Cina) dan tirai besi (Uni Sovyet). "Ancaman militer sekarang sudah absurd, mungkin sudah tidak ada aneksasi atau menjajah negara lain," kata Wiranto.

Baca juga: Wiranto Minta Tak Ada Pihak Manfaatkan Kasus Pembakaran Bendera

Penyebabnya karena serangan konvensional seperti itu berbiaya mahal, dan bakal dikutuk negara lain. Ancaman modern menurut Wiranto lebih gila lagi karena masuk beragam ke spektrum yang tidak kelihatan, murah, tapi fatal. "Contoh narkoba, 30 remaja tewas setiap hari karena narkoba, sebulan 900 orang," ujarnya.

Selain bakal mewajibkan pelatihan bela negara, pemerintah berencana membangun 11 pos lintas negara tahun depan. Peran militer diperlukan untuk mengisi pos lintas itu. Lokasi sebarannya di daerah pulau terluar, perbatasan Kalimantan, dan Papua.

Berita terkait

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

12 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Profil Rudal Rampage Israel untuk Serang Iran, Buatan Lokal yang Bisa Hindari Sistem Pertahanan

14 hari lalu

Profil Rudal Rampage Israel untuk Serang Iran, Buatan Lokal yang Bisa Hindari Sistem Pertahanan

Senjata yang digunakan dalam serangan Israel terhadap Iran pada pekan lalu adalah rudal udara-ke-permukaan canggih buatan lokal bernama "The Rampage"

Baca Selengkapnya

Pangkalan Militer Irak Diguncang Ledakan, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

15 hari lalu

Pangkalan Militer Irak Diguncang Ledakan, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Ledakan mengguncang pangkalan militer Irak, sehari setelah klaim bahwa Iran diserang Israel.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Inspeksi Pangkalan Militer Korea Utara, Perintahkan Kesiapan Perang

59 hari lalu

Kim Jong Un Inspeksi Pangkalan Militer Korea Utara, Perintahkan Kesiapan Perang

Kim Jong Un melakukan inspeksi pangkalan operasi militer di Korea Utara dan memerintahkan tentara untuk meningkatkan kesiapan perang.

Baca Selengkapnya

SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

29 Februari 2024

SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

Prabowo dapat gelar Jenderal TNI Kehormatan dari Jokowi. Pada 1998, Dewan Kehormatan Perwira memberhentikannya dari TNI, SBY salah satu anggotanya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Didampingi Wiranto Lakukan Kunjungan Kerja ke Kalimantan Timur

28 Februari 2024

Jokowi Didampingi Wiranto Lakukan Kunjungan Kerja ke Kalimantan Timur

Presiden Jokowi lepas landas dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, sekitar pukul 13.00 WIB menuju Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya

SBY dan Luhut Pernah Jadi Menko Polhukam, Terakhir Hadi Tjahjanto Gantikan Mahfud Md di Kabinet Jokowi

21 Februari 2024

SBY dan Luhut Pernah Jadi Menko Polhukam, Terakhir Hadi Tjahjanto Gantikan Mahfud Md di Kabinet Jokowi

Jokowi melantik Hadi Tjahjanto sebagai Menko Polhukam menggantikan Mahfud Md. Berikut Menko Polhukam sejak era reformasi, termasuk SBY dan Wiranto.

Baca Selengkapnya

Daftar Pangkalan Militer Rahasia AS di Timur Tengah, dari Israel hingga Arab Saudi

17 Februari 2024

Daftar Pangkalan Militer Rahasia AS di Timur Tengah, dari Israel hingga Arab Saudi

Berikut daftar pangkalan militer rahasia AS di Timur Tengah, diantaranya ada di Israel dan Arab Saudi

Baca Selengkapnya

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

8 Februari 2024

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung

Baca Selengkapnya

Daftar Menko Polhukam Selama Pemerintahan Jokowi, Benarkah Mahfud MD Paling Lama Menjabat?

3 Februari 2024

Daftar Menko Polhukam Selama Pemerintahan Jokowi, Benarkah Mahfud MD Paling Lama Menjabat?

Jokowi sebut Mahfud MD merupakan Menko Polhukam paling lama menjabat dalam dua periode pemerintahannya. Betulkah? Siapa Menko Polhukam lainnya?

Baca Selengkapnya