Jokowi Ucapkan Sontoloyo, Pakar Bahasa: Kerap Dipakai Orang Jadul

Jumat, 26 Oktober 2018 12:36 WIB

Presiden Jokowi meminta masyarakat menunjukkkan sertifikat saat Penyerahan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat di Lapangan Ahmad Yani, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018. Hujan deras yang turun sekitar 30 menit itu membuat Lapangan Achmad Yani tergenang air. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Diksi 'sontoloyo' mencuat belakangan. Kata sontoloyo menjadi populer setelah Presiden Joko Widodo atua Jokowi mengucapkannya untuk menyebut politikus yang acap mengaitkan kebijakan pemerintah dengan pemilihan presiden.

Baca: Jokowi Mengaku Keceplosan soal Politikus Sontoloyo

Ujaran sontoloyo ala presiden ditangkap dengan reaksi yang beragam. Ditilik dari pemaknaan istilah, timbul tafsir yang berbeda perihal kata 'sontoloyo'. Politikus Gerindra, Andre Rosiade, memandang ujaran ini bermakna konotatif dan tidak selayaknya tertuang dari mulut seorang pemimpin. Begitu juga dengan politikus Demokrat, Ferdinand Hutahaean, yang berpendapat senada dengan Andre.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo mengatakan, dalam adab tutur masyarakat Jawa, istilah sontoloyo masih sopan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan juga memandang lontaran presiden itu manusiawi.

Dosen pasca-sarjana Linguistik Universitas Gadjah Mada, Profesor I Dewa Putu Wijana, mengatakan secara leksikal, 'sontoloyo' adalah percakapan dalam bahasa Jawa yang artinya 'bodoh' dan 'tidak beres'. "Kata ini bisa digunakan untuk memaki seseorang karena prilakunya yang sangat bodoh," ujar Putu kepada Tempo lewat pesan pendek, Jumat, 26 Oktober 2018.

Baca: Beda Ucapan Sontoloyo Jokowi dan Amien Rais

Putu menjelaskan, kata sontoloyo jarang dipakai oleh masyarakat masa kini. Menurut dia, hanya orang-orang zaman dulu yang kerap menggunakan kata itu. Maka, sontoloyo bukan kata populer seperti makian-makian lainnya.

Advertising
Advertising

"Tak banyak orang yang tahu dengan kata ini," ujar Putu. Sontoloyo akrab untuk tokoh-tokoh masa lalu. Ujaran ini kerap tertuang dalam novel-novel karya sastrawan lama untuk mengekspresikan sebuah kekesalan.

Adapun, kata Putu, sontoloyo bisa digunakan sebagai kata sifat biasa untuk menyebut 'bodoh', meski bukan dalam ranah memaki. "Tapi artinya tetap berhubungan karena kata atau leksemnya sama," kata Putu.

Baca: Jokowi Sebut Politikus Sontoloyo, Timses: Silakan yang Merasa

Putu menambahkan, ujaran sontoloyo sejatinya memiliki maksud yang sama dengan ujaran 'goblok' dan jenis makian lainnya. Namun, kata lain selain sontoloyo itu lebih vulgar dan lebih kasar.

Putu mengatakan, dalam konteks politik, Jokowi menggunakan ujaran sontoloyo untuk menyasar lawannya. "Kalau yang menggunakan adalah Jokowi, maka asaran agresinya adalah lawan politiknya," tuturnya.

Berita terkait

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

1 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

3 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

4 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

4 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

10 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

11 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

12 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

1 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya