Meski Anonim, Dokumen Indonesialeaks Sudah Diverifikasi
Reporter
Ryan Dwiky Anggriawan
Editor
Syailendra Persada
Sabtu, 13 Oktober 2018 18:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Tempo Institute, Mardiyah Chamim, mengatakan prinsip narasumber anonim dalam Indonesialeaks diterapkan untuk menjaga keselamatan sang informan. Pasalnya, tak jarang dokumen-dokumen yang diserahkan menyangkut persoalan-persoalan besar.
Baca: Indonesialeaks Dapati Dugaan Perusakan Bukti, ICW Bikin Petisi
Meski demikian, ia mengatakan dokumen-dokumen yang masuk tetap akan diverifikasi oleh tim Indonesialeaks dengan prosedur standar jurnalistik. Prosedur-prosedur itu, kata ia, meliputi penelusuran kebenaran dokumen, menelusuri jalur uang.
Mardiyah mengatakan perbedaan pemberitaan Indonesialeaks hanya pada identitas sang whistle blower yang dianonimkan. "Kami tidak ingin ada identitas si pelapor bocor," kata MArdiyah ketika dihubungi Sabtu, 13 Oktober 2018. "Untuk keselamatan informan."
Indonesialeaks, platform investigasi bersama beberapa media mengungkap temuan adanya perusakan buku bank bersampul merah atas nama Serang untuk Noor IR. Perusakan diduga dilakukan dua perwira aktif Polri yang pernah menjadi penyidik KPK, Komisaris Besar Roland dan Komisaris Harun.
Baca: INVESTIGASI INDONESIALEAKS, Jawaban Tito Karnavian Lewat Iqbal
Buku itu merupakan salah satu barang bukti kasus korupsi yang menjerat bos CV Sumber Laut Perkasa Basuki Hariman dan anak buahnya Ng Fenny. Kedua penyidik merobek 15 lembar catatan transaksi dalam buku itu. Keduanya diduga membubuhkan tip ex untuk menghapus sejumlah nama penerima uang dari perusahaan Basuki Hariman. Hal itu terekam dalam CCTV di Ruang Kolaborasi lantai 9 Gedung KPK pada 7 April 2017.
Perkara ini ditengarai menyeret nama Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian. Namun, baik Roland maupun Tito membantah terlibat dalam kasus Basuki Hariman.
Pemberitaan Indonesialeaks itu mengundang beragam reaksi dari berbagai kalangan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah soal narasumber anonim di dalam berita tersebut.
Simak juga: AJI: Hasil Investigasi Indonesialeaks Penuhi Standar Jurnalistik
Mardiyah tak memungkiri prinsip narasumber anonim bisa berbahaya. Apalagi, jika motifnya adalah untuk menyerang seseorang tanpa bukti. "Nah, dalam konteks Indonesialeaks konten sudah ditelusuri oleh banyak jurnalis, bukan hanya satu," kata dia. "Artinya sudah diverifikasi semua dokumen-dokumennya."