TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Tokoh senior PDIP Soetardjo Soerjogoeritno mengungkapkan, saat ini ada pihak-pihak yang kebelet untuk menurunkan Megawati dari kursi kepresidenan. Hal ini tampak dari berbagai aksi unjuk rasa di jalanan. Karenanya, Soetardjo yang kini menjadi Wakil Ketua DPR meminta kader-kader PDIP agar waspada. Kalau akhir-akhir ini ada orang yang kebelet ingin menurunkan Megawati Soekarnoputri, mereka itu sebenarnya tidak paham ketatanegaraan Indonesia, tegas Soetardjo Soerjogoeritno dengan nada berapi-api saat pidato di depan sekitar 7.000 massa PDIP Kota Yogyakarta di halaman parkir Stadion Mandalakrida Yogyakarta, Minggu (27/4). Soetardjo menilai, tuntutan agar Mega turun dari kursi kepresidenan yang disuarakan melaui aksi-aksi unjuk rasa itu sebagai sikap ademokratis dan perbuatan yang melanggar hukum. Kita semua tahu, presiden itu dipilih bukan oleh demokrasi jalanan, tetapi dipilih melalui keputusan MPR. Presiden dipilih bukan melalui aksi demonstrasi atau aksi teriak-teriak di jalan, tandas Soetardjo, masih dengan nada berapi-api. Kepada kader-kader PDIP Yogyakarta yang menghadiri peringatan HUT PDIP ke-30, Soetardjo berpesan agar tetap menjaga Yogya sebagai salah satu basis kekuatan PDIP. Soetardjo mengingatkan, jangan sampai Yogyakarta dikotori oleh demokrasi jalanan. Sebelum meninggalkan stadion Mandalakrida dan berpindah ke Sleman untuk menemui kader-kader PDIP, Soetardjo sempat memompa semangat kader-kader PDIP untuk tetap menjaga perjuangan partai serta demi menjaga Megawati sebagai Presiden RI. Apakah kalian sanggup?" teriak Soetardjo yang disambut antusias kader-kader PDIP yang sanggup mempertahankan posisi Megawati. Munculnya kelompok-kelompok yang ingin mendongkel Megawati dari kursi kepresidenan juga diungkapkan Sekjen DPP PDIP, Soetjipto, dalam pidato politiknya di depan kader-kader PDIP. Soetjipto menegaskan, tindakan seperti itu jelas menyalahi prinsip-prinsip demokrasi. Peringatan HUT PDIP ke-30 untuk wilayah Kota Yogyakarta ini diisi dengan acara jalan sehat menyusuri beberapa rusa jalan utama kota Yogya. Finish di lapangan parkir stadion Mandalakrida, diisi dengan pidato politik, hiburan musik dangdut serta pembagian hadiah.(Heru C.NTempo News Room)